Menjalin Persahabatan dengan Sesama Manusia
Pada konteks ini, Al Ustadz Husnie Adham Jarror dalam bukunya Al Ukhuwwah Wal Hubb Fillah menuliskan, jika anda mendapati suatu persaudaraan yang dibelakangnya tidak didukung oleh keimanan maka akan anda dapati bahwa persaudaraan senacam itu tidak akan membawa kemaslahatan dan manfaat yang saling timbal balik. Begitu juga jika anda dapati keimanan (iman) yang tidak didukung oleh persaudaraan maka bisa anda simpulkan bahwa betapa rendah kadar keimanan itu yang bahkan justru mengarahkan kepada keterjerumusan.
Berkait dengan persahabatan karena Allah dengan kasih sayang dan kebaikan, diriwayatkn oleh Ibnu Abbas ra. Bahwa Nabi Saw. bersabda: “Sekuat-kuat iman adalah persaudaraan karena Allah, cinta karena Allah, dan membenci karena Allah.” (HR. Thabrani dari Ibnu Abbas).
Indahnya persahabatan karena Allah ini, telah dicontohkan para sahabat Rasulullah Saw. Kisah ini terjadi ketika Perang Yarmuk, yaitu antara Ikrimah, Suhail bin Amru, dan Harits bin Hisyam. Diwaktu mereka dalam keadaan kritis (karena terluka dalam peperangan) kepada mereka disampaikan minumn, akan tetapi mereka semuanya menolak karena saling ingin mendahulukan saudaranya sehingga akhirnya mereka semua syahid karenanya.
Ceritanya, ketika minum itu ditawarkan kepada salah seorang diantara mereka, ia berkata: “Berikan saja minum itu kepada si fulan …” Sampai akhirnya mereka gugur semua, sedang mereka belum sempat meminumnya. Ketika Ikrimah menerima air tersebut, dia sempat melihat Suhail, kemudian ia berkata: “Berikan saja kepada Suhail dulu.” Ketika Suhail, hendak minum, ia sempat melihat Harist memperhatikannya, kemudian ia berkata: “Berikan saja pada Harits dulu.” Namun belum pun air itu sampai kepada Harits, ia pun keburu gugur.
Sungguh indah dan luar biasa, apabila kita dapat mempraktekkan hakekat dari kisah persahabatan di atas. Bentuk persahabatan antara sesama manusia itu, misalnya bisa dengan kedua orang tua (baca: seperti dicontohkan oleh Nabi Ibrahim as. saat akan mengorbankan anaknya, Nabi Ismail as.), saudara, teman, suami-istri, dan sejenisnya.
Bagaimana menurut Anda?
Arda Dinata adalah pendiri Majelis Inspirasi Alquran dan Realitas Alam (MIQRA) Indonesia.