Bagaimana Saya Ketika Menulis?
PAGI itu ada sahabat yang menghubungi saya lewat whatsapp, dia menanyakan terkait masalah dunia tulis. Sahabat itu, sebut saja namanya Rasyid Almas. Dalam isi whatsappnya dia menulis sebagai berikut:
.
“Kalau menyimak tulisan Pak Arda di webnya Pak Arda … menulis seperti menuang di cangkir…dan jgn memikirkan apa yg akan ditulis. Lalu bgm ya pak. Pdhal kita berencana akan membuat buku bersm misal dg tema eco health. Pasti akan mencari apa yg akan ditulis ya kan Pak?
Mohon arahannya!”
.
Membaca pesan singkat tersebut, lantas saya menjawab sebisa dan sesuai pengalaman yang pernah saya lakukan ketika melakukan aktivitas menulis artikel. Berikut ini jawaban saya selengkapnya, yaitu:
.
“Setelah tema ditentukan, maka seorang penulis tentu akan mencari literatur dan bacaan yang mendukung. Dengan bantuan kerangka tulisan yang telah dibuat, seorang penulis akan membaca artikel-artikel terkait topik-topik yang dibuat dalam kerangka tulisan. Setelah terkumpul referensi dan bahan bacaan, selanjutnya penulis harus membaca semua referensi tersebut. Karena penulis sudah punya kerangka tulisan biasanya saat membaca itu akan mencatat point-point penting yang terkait topik tulisan atau hal-hal yang menarik.
.
Setelah tahap membaca selesai, langkah selanjutnya seorang penulis siap menuliskan hasil dari bahan bacaan yang telah dibacanya. Saat inilah yang saya maksud proses menuangkan isi teko itu. Jadi, penulis saatnya menulis bebas semua ide yang tertangkap pikiran kita dari bahan bacaan tersebut. Biarkan isi pikiran kita tuangkan dalam tulisan tersebut. Ingat biasakan jangan mengoreksi dulu tentang salah ketik, ejaan, gaya bahasa dan lainnya. Sebab nanti ada waktunya untuk proses swaediting oleh penulis. Pokoknya tuangkan semuanya isi pikiran kita tentang topik-topik tulisan yang sudah disusun sebelumnya.
.
Setelah jadi tulisan, barulah kita baca ulang sambil proses swasunting oleh penulis. Setelah itu, hasil editing tulisan tersebut biarkan beberapa waktu. Bisa 1-2 hari bahkan 1 minggu, terus kita baca ulang barangkali ada hal yang kurang menarik atau belum tersampaikan. Begitulah kira-kira proses-proses melatih membiasakan kita dalam menulis.”
.
Itulah beberapa penjelasan yang saya sampaikan menjawab pesan tersebut. Semoga bermanfaat dan sukses selalu. Aamiin.
.
Setelah itu, sahabat saya itu bertanya lagi, “Pak Arda…setelah nanti byk yg sdh mendaftar menulis buku, tahap lanjutnya apa nggih Pak? Ada yg nanya…nanti ada kyk pelatihan atau bgm?”
.
Lalu, saya jawab singkat, “Iya nanti kita bikin buku bunga rampai dari teman-teman yang berminat menulis buku tersebut. Mekanisme dan aturan penulisannya nanti disampaikan kemudian. Kalau ada yang memfasilitasi saya siap sharing langsung itu akan lebih baik.”
.
Akhirnya, sahabat saya itu menutup pesan singkatnya dengan menuliskan berikut ini, “Maasyaa Allooh, baik Pak…terimakasih banyak. Untuk pelatihan nanti kita diskusikan bersama, terima kasih pak Arda berkenan sharing.”***| www.ArdaDinata.com: | Share, Reference & Education |
.
“Kalau menyimak tulisan Pak Arda di webnya Pak Arda … menulis seperti menuang di cangkir…dan jgn memikirkan apa yg akan ditulis. Lalu bgm ya pak. Pdhal kita berencana akan membuat buku bersm misal dg tema eco health. Pasti akan mencari apa yg akan ditulis ya kan Pak?
Mohon arahannya!”
.
Membaca pesan singkat tersebut, lantas saya menjawab sebisa dan sesuai pengalaman yang pernah saya lakukan ketika melakukan aktivitas menulis artikel. Berikut ini jawaban saya selengkapnya, yaitu:
.
“Setelah tema ditentukan, maka seorang penulis tentu akan mencari literatur dan bacaan yang mendukung. Dengan bantuan kerangka tulisan yang telah dibuat, seorang penulis akan membaca artikel-artikel terkait topik-topik yang dibuat dalam kerangka tulisan. Setelah terkumpul referensi dan bahan bacaan, selanjutnya penulis harus membaca semua referensi tersebut. Karena penulis sudah punya kerangka tulisan biasanya saat membaca itu akan mencatat point-point penting yang terkait topik tulisan atau hal-hal yang menarik.
.
Setelah tahap membaca selesai, langkah selanjutnya seorang penulis siap menuliskan hasil dari bahan bacaan yang telah dibacanya. Saat inilah yang saya maksud proses menuangkan isi teko itu. Jadi, penulis saatnya menulis bebas semua ide yang tertangkap pikiran kita dari bahan bacaan tersebut. Biarkan isi pikiran kita tuangkan dalam tulisan tersebut. Ingat biasakan jangan mengoreksi dulu tentang salah ketik, ejaan, gaya bahasa dan lainnya. Sebab nanti ada waktunya untuk proses swaediting oleh penulis. Pokoknya tuangkan semuanya isi pikiran kita tentang topik-topik tulisan yang sudah disusun sebelumnya.
.
Setelah jadi tulisan, barulah kita baca ulang sambil proses swasunting oleh penulis. Setelah itu, hasil editing tulisan tersebut biarkan beberapa waktu. Bisa 1-2 hari bahkan 1 minggu, terus kita baca ulang barangkali ada hal yang kurang menarik atau belum tersampaikan. Begitulah kira-kira proses-proses melatih membiasakan kita dalam menulis.”
.
Itulah beberapa penjelasan yang saya sampaikan menjawab pesan tersebut. Semoga bermanfaat dan sukses selalu. Aamiin.
.
Setelah itu, sahabat saya itu bertanya lagi, “Pak Arda…setelah nanti byk yg sdh mendaftar menulis buku, tahap lanjutnya apa nggih Pak? Ada yg nanya…nanti ada kyk pelatihan atau bgm?”
.
Lalu, saya jawab singkat, “Iya nanti kita bikin buku bunga rampai dari teman-teman yang berminat menulis buku tersebut. Mekanisme dan aturan penulisannya nanti disampaikan kemudian. Kalau ada yang memfasilitasi saya siap sharing langsung itu akan lebih baik.”
.
Akhirnya, sahabat saya itu menutup pesan singkatnya dengan menuliskan berikut ini, “Maasyaa Allooh, baik Pak…terimakasih banyak. Untuk pelatihan nanti kita diskusikan bersama, terima kasih pak Arda berkenan sharing.”***| www.ArdaDinata.com: | Share, Reference & Education |
Blog: http://www.ardadinata.com/
FB: ARDA DINATA
Twitter: @ardadinata
Instagram: @arda.dinata
Telegram: ardadinata