Berkenalan Dengan Nyamuk
Nyamuk adalah serangga yang dikelompokan dalam kelas insekta dan mempunyai proses yang dipengaruhi oleh suhu disekitarnya. Misalnya suhu optimum untuk perkembangan nyamuk antara 25-270C. Dan bila suhu di bawah 100C dan suhu di atas 400C perkembangan nyamuk akan berhenti.
Berkenalan Dengan Nyamuk
Oleh: A. Jajang K
Nyamuk termasuk phylum arthropoda. Pada daerah tropis seperti Indonesia, hidup berbagai jenis nyamuk, baik nyamuk sebagai vektor penular penyakit maupun nyamuk yang bukan vektor penular penyakit.
Terkadang kita sebagai manusia memandang nyamuk sebagai serangga yang biasa-biasa saja. Tapi dibalik itu semua, ternyata nyamuk adalah sebagai vektor penular penyakit yang bisa mengakibatkan atau menimbulkan orang sakit dan menjadi wabah atau kejadian luar biasa.
Bila dilihat dari segi bentuknya, nyamuk adalah serangga kecil. Semua serangga termasuk nyamuk, dalam siklus hidupnya mempunyai tingkatan tertentu dan terkadang tingkatan itu antara satu serangga yang satu dengan lainnya berbeda.
Semua nyamuk mengalami metamorfosa yang sempurna, mulai dari telur, jentik, kepompong atau pupa dan terakhir menjadi nyamuk dewasa.
Nyamuk adalah serangga yang dikelompokan dalam kelas insekta dan mempunyai proses yang dipengaruhi oleh suhu disekitarnya. Misalnya suhu optimum untuk perkembangan nyamuk antara 25-270C. Dan bila suhu di bawah 100C dan suhu di atas 400C perkembangan nyamuk akan berhenti.
Begitu pula dengan siklus perkembangan telur, pertumbuhan, penyebaran dan umur nyamuk bisa dipengaruhi oleh kelembaban. Serangga seperti nyamuk sangat rentan terhadap kelembaban rendah.
Nyamuk dikenal memiliki dua macam kehidupan yaitu kehidupan di dalam air dan kehidupan di luar air. Nyamuk ini salah satu serangga yang melangsungkan siklus hidupnya di air. Air mempunyai peranan yang sangat penting bagi perkembangan nyamuk. Sebab bila tidak ada air, maka kelangsungan hidup nyamuk akan terputus.
Tanpa air, stadium pradewasa tidak akan mampu untuk bertahan hidup dan berkembang menjadi stadium dewasa.
Nyamuk dewasa meletakkan telurnya di permukaan air. Telur menetas menjadi jentik, selama periode jentik dalam pertumbuhannya akan mengalami 4 fase pergantian kulit. Waktu yang diperlukan untuk pertumbuhan jentik menjadi pupa sekitar 8-10 hari. Itu juga tergantung suhu, makanan dan spesies nyamuk. Setelah 8-10 hari jentik akan berubah menjadi pupa. Pada fase pupa merupakan fase istirahat dan tidak makan.
Pada proses stadium pupa terjadi pembentukan alat-alat tubuh nyamuk dewasa seperti alat kelamin, sayap dan kaki. Pada fase pupa ini membutuhkan waktu sekitar 1-2 hari. Dan setelah itu dari pupa akan keluar menjadi nyamuk dewasa yang dapat dibedakan antara nyamuk jantan dan betina.
Setiap spesies nyamuk mempunyai habitat yang khusus dengan ekosistemnya, seperti contoh nyamuk Anopheles sundaicus memerlukan habitat air payau, Anopheles acconitus memerlukan habitat persawahan yang bertingkat dengan air yang relatif agak jernih dan selalu mengalir. Begitu pula dengan nyamuk Anopheles barbirostris mempunyai habitat persawahan, rawa-rawa dan kolam.
Sedangkan nyamuk Aedes aegypti mempunyai habitat di air yang jernih, seperti di bak mandi, tempat penampungan air buatan yang berada di pemukiman.
Curah hujan mempunyai peranan penting terhadap tersedianya habitat nyamuk. Pengaruhnya bagi nyamuk bervariasi tergantung pada jumlah curah hujan, frekwensi hari hujan, lingkungan, sifat fisik lahan atau jenis habitat sebagai penampung air yang merupakan habitat bagi perkembangbiakan nyamuk.
Aktifitas nyamuk dalam mencari makan atau beristirahat pada umumnya dipengaruhi oleh cahaya atau sinar matahari.
Sebagian besar nyamuk Anopheles aktif terbang sebelum matahari terbit atau setelah matahari terbenam serta melakukan aktifitas termasuk diantaranya menggigit pada waktu remang-remang atau gelap.
Namun demikian tidak semua spesies nyamuk melakukan aktifitas pada malam hari, seperti spesies Aedes termasuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus mempunyai aktifitas siang hari.
Pertumbuhan, perkembangan dan umur nyamuk banyak dipengaruhi oleh suhu dan kelembaban dari lingkungannya. Perubahan iklim dengan suhu yang terus meningkat akan mempercepat pertumbuhan jentik nyamuk menjadi nyamuk dewasa.
Di Indonesia sebagai daerah tropis, kelembaban antara musim hujan dan musim kemarau sangatlah berbeda, namun nyamuk mampu untuk memilih kelembaban yang diperlukan untuk kelangsungan hidupnya. Itulah nyamuk yang aku kenali saat ini.
Penulis, petugas Insektarium Loka Litbang P2B2 Ciamis.
Arda Dinata adalah Peneliti Kesehatan dan Penulis Buku “BERSAHABAT DENGAN NYAMUK: Jurus Jitu Atasi Penyakit Bersumber Nyamuk.”