Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberadaan Vektor - www.ArdaDinata.com
Inspirasi

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberadaan Vektor

Vektor penyakit diartikan sebagai jenis serangga tertentu yang dapat menularkan penyakit ke penderita baru. Dalam tubuh vektor ini biasanya terjadi perkembangan agent penyakit untuk mencapai jumlah dan stadium tertentu, sehingga akan terjadi kesakitan baru. Jadi, si agent penyakit itu masuk ke dalam tubuh vektor.
Mengetahui faktor-faktor keberadaan dan kondisi vektor ini, tentu menjadi sesuatu yang penting diketahui oleh kita dalam rangka untuk mencegah terjadinya perkembang-biakan dan penyebarluasan penyakit yang dibawa oleh vektor tersebut.

Faktor Pendukung

Kalau kita pelajari dan teliti secara seksama, maka kita akan melihat ada beberapa karakteristik terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi suatu spesies dapat dikategorikan sebagai vektor penyakit. Berikut ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhinya tersebut, yaitu:
Faktor kebiasaan
Kebiasaan dan kesukaan ini dihubungkan dengan berpengaruh terhadap bisa tidaknya kontak dengan agent maupun host. Misalnya, golongan nyamuk yang memiliki kebiasaan dan kesenangan menggigit binatang dibandingkan manusia, tentu memiliki sedikit peluang untuk menjadi vektor DBD.
Faktor habitat
Habitat atau tempat tinggal ini akan mempengaruhi terjadinya perpindahan penyakit dari agent ke-pada host baru. Artinya spesies serangga yang kehidupannya hanya berada seputar tempat di mana ia ditetaskan saja, tentu kecil peluangnya untuk menjadi vektor. Atau paling tidak hanya menjadi vektor sekunder saja. Contohnya, nyamuk Aedes albopictus yang habitat aslinya di hutan, ia hanya akan menjadi vektor sekunder DBD. Hal ini berbeda dengan Aedes aegypti yang berkembangbiak di dalam rumah yang lebih sering bisa kontak dengan manusia sehingga ia menjadi vektor primer DBD.
Faktor kecepatan berkembangbiak
Adanya per-kembangbiakan yang cepat, tentu akan mempengaruhi terhadap jumlah populasi suatu spesies. Secara demikian, kondisi ini akan berpengaruh terhadap frekuensi kontak dengan agent dan host baru. Artinya spesies yang memiliki kecepatan ber-kembangbiak lebih banyak, maka ialah yang memiliki peluang menjadi vektor penyakit.
Faktor biokimia
Faktor ini terjadi pada agent yang mengalami perkembangan dalam tubuh vektor, misalnya nyamuk. Gambarannya ketika nyamuk menghisap darah manusia, agent yang ada dalam darah akan ikut terhisap dan masuk ke dalam lambung nyamuk. Darah dicerna untuk selanjutnya diserap kandungan proteinnya, sedangkan agent ada yang terus berkembangbiak dan ada juga yang terus mati karena pengaruh zat biokimia yang ada dalam lambung dan ikut dicerna. Contohnya, parasit Plasmodium spp. akan langsung mati ketika masuk lambung nyamuk Aedes spp., be-gitu juga sebaliknya virus dengue akan langsung mati bila masuk ke dalam lambung nyamuk Anopheles spp. Sehingga, nyamuk Anopheles spptidak akan jadi vektor DBD dan nyamuk Aedes spp. tidak akan jadi vektor malaria.
Kondisi Vektor PenyebabSakit

Setelahnya kita mengetahui kriteria apa saja yang men-jadi syarat menjadikan spesies tertentu sebagai vektor, maka pola pikir selanjutnya yang perlu kita pahami bersama adalah terkait bagaimana keberadaan vektor ini menyebabkan terjadi-nya kesakitan. Sehingga dengan pengetahuan seperti ini, masyarakat dapat lebih waspada lagi ketika menyikapi keberadaan suatu vektor penyakit di lingkungan rumahnya.

Arda Dinata adalah Peneliti Kesehatan dan Penulis Buku “BERSAHABAT DENGAN NYAMUK: Jurus Jitu Atasi Penyakit Bersumber Nyamuk.”

admin

www.ArdaDinata.com adalah blog catatan dari seorang penulis merdeka, Arda Dinata yang dikelola secara profesional oleh Arda Publishing House.

Tinggalkan Balasan

error: Content is protected !!