Membaca Air dan Pengelolaan Lingkungan - Laman 2 dari 2 - www.ArdaDinata.com
Inspirasi

Membaca Air dan Pengelolaan Lingkungan

PENGELOLAAN LINGKUNGAN

Persoalan lingkungan adalah bukan masalah perseorangan atau kelompok tertentu. Jadi, setiap kita harus bekerjasama menjaga dan mengelola lingkungan ini dengan baik. Buktinya, adanya pengelolaan lingkungan yang tidak tepat dilakukan oleh sekelompok orang, telah mengakibatkan kerusakan dan masyarakat banyak akan merasakan getahnya.

Padahal, kalau kita mau jujur, sesungguhnya sangat mudah untuk menentukan kalau di suatu daerah itu telah terjadi kerusakan lingkungan. Salah satu indikatornya, yang kasad mata ialah ketika musim kemarau daerah itu kekurangan air dan sebaliknya bila musim hujan datang maka banjir yang siap datang menerjang daerah tersebut.

Jadi, setiap kita, terutama pemerintah daerah harus introspeksi dan melakukan evaluasi terhadap kebijakan pengelolaan lingkungan yang ada di daerahnya dengan menggunakan indikator tersebut, yang tentunya sungguh paling sederhana. Pasalnya, lingkungan tanpa kerusakan akan melakukan siklus kehidupannya secara harmonis lagi seimbang. Ini adalah hukum alam, tapi karena tangan-tangan manusia yang serakahlah alam menjadi tidak seimbang. Dan akibatnya, tentu manusia itu sendiri yang merasakan akibatnya.

Demikian pula yang terjadi pada beberapa daerah di wilayah Jawa Barat, kita dengan mudahnya dapat menemukan proses pembangunan yang kurang atau bahkan mengabaikan aspek pengelolaan lingkungan, seperti mengabaikan lahan area resapan air hujan, penggunaan sepadan sungai untuk areal pembangunan, dan lainnya.

Agar tidak terjadi (bencana) banjir akibat ulah manusia, maka syaratnya pembangunan harus diharmoniskan dengan pengelolaan lingkungan. Untuk mewujudkan keadaan pengelolaan lingkungan yang harmonis (selaras, serasi dan seimbang), menurut H Herdiwan, dari Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Barat, pengelolaan lingkungan itu hendaknya selalu berada di dalam koridor strategi konservasi.

Dalam kaca mata Herdiwan, strategi konservasi tersebut meliputi: Pertama, perlindungan. Yakni dilakukan terhadap proses ekologi yang menunjang sistem pendukung kehidupan, seperti pengunungan berlereng curam, mangrove, sungai, mata air, gejala alam, hutan lindung.

BACA JUGA:  Menjalin Persahabatan dengan Alam Semesta

Kedua, pengawetan. Proses ini untuk tujuan menjaga terselenggaranya keutuhan keanekaragaman sumber daya alam, plasma nutfah, dan segala potensi yang belum diketahui kemanfaatannya, perlakuannya untuk menjaga keutuhan sumber daya alam tersebut (budidaya tumbuhan dan satwa) bisa dilakukan di alam aslinya, atau di suatu tempat di luar alam aslinya.

Ketiga, pelestarian pemanfaatan. Yaitu dipersilakannya manusia memanfaatkan sumber daya alam, namun tepat tempat, tepat perlu, tepat guna, tepat produksi, dan tepat pasar, seperti tidak melakukan “usaha menambang minyak, emas, batu bara dikala sumber daya alam lain yang terbarukan/terpulihkan masih mampu mendukung kehidupan manusia atau penghasilan kepentingan pendapatan ekonomi.  

Akhirnya, semoga melalui membaca keberadaan alam ini dapat menyadarkan semua penghuni bumi bahwa tanpa keharmonisan pengelolaan lingkungan, maka alam itu tidak akan menjadi sahabat baik bagi manusia dalam kehidupan. Sebab alam itu hanya menjalankan hukum yang telah ditetapkan pemilik-Nya.***

Arda Dinata adalah pendiri Majelis Inspirasi Alquran dan Realitas Alam (MIQRA) Indonesia.

admin

www.ArdaDinata.com adalah blog catatan dari seorang penulis merdeka, Arda Dinata yang dikelola secara profesional oleh Arda Publishing House.

Tinggalkan Balasan

error: Content is protected !!