Membuka Pikiran dengan Teknik “Clustering” - www.ArdaDinata.com
Uncategorized

Membuka Pikiran dengan Teknik “Clustering”

Pemetaan Pikiran adalah alat pembuka pikiran yang ajaib.”
—JOYCE WYCOFF

oleh: Hernowo

Ketika memulai menjalankan free writing ala Elbow, tentu saja saya tidak langsung merasakan kebebasan menulis. Meskipun saya sudah memahami bahwa free writing ini tanpa koreksi (sensor) dan tanpa melihat lagi apa yang sudah ditulis (editing), tetap saja kebiasaan—atau paradigma menulis dengan cara—membaca kembali yang sudah ditulis dan mengoreksi yang sempat salah-tulis tetap belum dapat saya hilangkan. 

Kadang bahkan saya harus memperbaiki kesalahan tulis yang elementer—yang sepele, kecil-kecil, dan tidak berarti. Padahal, sekali lagi, menulis bebas merupakan kegiatan menulis tanpa disertai mengoreksi. 

Juga, saya sudah memahami bahwa free writing ini merupakan kegiatan memproduksi saja—mengungkapkan pikiran saja. Menulis saja. Titik.

Entah perlu berapa kali berlatih menulis bebas untuk mengubah paradigma menulis mengoreksi itu. Yang jelas, saya masih belum dapat menghilangkan kegiatan mengoreksi dan memperbaiki tulisan yang sudah saya tulis. 

Tentu saja, jangan salah: memperbaiki tulisan itu tetap penting. Namun, dalam paradigma free writing, memproduksi dan memperbaiki itu tidak boleh dibarengkan. Keduanya harus dipisah secara tegas dan jelas. 

Hanya, betapa susahnya mengubah paradigma. Saya, ternyata, masih harus bolak-balik ke kalimat atau paragraf sebelumnya. Ini tentu sangat menjengkelkan dan bahkan mengesalkan sekali. 

Sampai akhirnya saya menemukan bahwa kegiatan mengoreksi tulisan itu ternyata merupakan kegiatan berpikir otak kiri. Di samping fungsi otak kiri itu untuk berpikir rasional dan memastikan sesuatu, ternyata otak kiri juga memiliki kebiasaan mengoreksi atau meragukan hal-hal yang sudah dihasilkan oleh otak kanan.

Apabila pada tulisan saya sebelum ini saya menegaskan bahwa menulis bebas ala Elbow ini merupakan kegiatan menulis dengan menggunakan otak kanan, rupanya tidak lantas otomatis otak kiri dapat dimatikan. Otak kiri tetap terus bekerja. Bahkan saya merasakan bahwa kegiatan otak kiri—yang bersifat mengoreksi—itu sulit sekali saya matikan meskipun hanya sejenak. 

BACA JUGA:  Pasanggiri: Fenomena Hamil Sebelum Nikah di Suku Tengger Ngadiwono

Nah, terkait dengan fungsi otak kiri dan otak kanan inilah kemudian saya menemukan gagasan Joyce Wycoff yang ditunjang oleh Gabriele Lusser Rico. 

Kedua tokoh yang concern terhadap kegiatan menulis dengan cara yang baru ini menemukan hal baru dan berbeda—khususnya dalam membuka pikiran untuk memulai menulis. 

Wycoff dan Rico tetap merujuk ke temuan Tony Buzan yang disebut “mind mapping” (memetakan pikiran). Keduanya juga tetap menekankan pentingnya memanfaatkan otak kanan. 

admin

www.ArdaDinata.com adalah blog catatan dari seorang penulis merdeka, Arda Dinata yang dikelola secara profesional oleh Arda Publishing House.

Tinggalkan Balasan

error: Content is protected !!