Menulis Itu Cinta yang Tertularkan
|Arda Dinata| Menulis Itu Cinta yang Tertularkan
Menulis itu ya menulis bukan membicarakan. Sebab tulisan itulah, nanti yang akan berbicara dengan sendirinya pada semua orang yang kelak membaca tulisan itu.
Jadi, wahai kawan menulislah dengan cinta. Sebab cinta itu menularkan. Bikin jari jemari menari kegirangan. Seluruh anggota tubuh pun tumbuh menyehatkan.
Menulislah seperti ketika Anda berbicara. Begitu lancar terucap apa yang hendak disampaikan. Demikian pun dengan menulis, gerakanlah tangan Anda mengikuti irama pikiran yang akan dituliskan.
Teruslah menulis! Tidak usah Anda terbelenggu dengan sesuatu yang bikin alur pikirkan Anda jadi tersumbat. Menulislah seperi tetes air yang mengalir dan terus mengalir sampai tempat yang dituju.
Menulis tanpa membebani. Menulis dengan hati nurani. Menulis mengungkapkan isi hati tentang apa yang dilihat, dirasakan, dinikmati, direnungkan, dan diinginkan. Lalu, ikat semua itu dalam hikmah kehidupan.
Hasilnya, saya yakin tulisan Anda jadi hidup dan mengalir. Itulah menulis untuk kebaikan dan berbagi kebermanfaatan bagi sesama. Tepatnya, menulis yang mencerahkan dan menularkan motivasi kebaikan bagi pembacanya.
Salam menulis…
ARDA DINATA
http://www.ardadinata.com/
##
_”Cinta itu selalu ada dalam getaran hati manusia. Membuat hidup tersenyum mesra. Jadi kayakanlah hidup Anda dengan (jatuh) cinta pada tempat yang mempesona.”_ *-Arda Dinata.*
##
“Suasana puasa dan lebaran telah melahirkan banyak ide untuk dibagikan lewat tulisan. Tulislah apa pun yang menurut Anda bermanfaat bagi sebanyak-banyaknya orang. Maka kebaikan Anda akan terus mengalir sejernih air pegunungan. Menyegarkan dan menggariahkan. Betapa beruntungnya, bila Anda mampu menjadi penulis yang menginspirasi dan menjadi jalan kebaikan bagi orang lain.” ~ArdaDinata~
##
“Cahaya Sang Jubata itu begitu nyata. Detak jantung menyempurnakan dzikir yang tumpah dari bibir manis pengharap ridho Illahi. Angin malam Bali pun tidak lelah terus berdzikir dalam rasa syukur. Aku pun larut dalam lantunan malam yang menenangkan. Rasa syukur ini pun betul-betul tak terukur. Aku pun menikmati malam Bali yang terus berdzikir.” @ardadinata
##
“Malam semakin larut. Udara Bali terus melambai-lambai menari dalam ruang-ruang yang riang berdendang. Tarian dzikir pun terus didendangkan di tengah-tengah kebisingan yang tercipta. Tantangan itu betul-betul nyata. Ujian pun menemukan jati dirinya. Aku pun belajar menerima atas keyakinan yang berbeda. Damai pun tercipta dalam rasa yang setia menyapa.” @ardadinata
##
Masa lalu yang mendewasakan.
Masa lalu yang mentegarkan.
Masa lalu yang berpeluh kesabaran.
Masa lalu yang penuh perjuangan.
Masa kini aku bersama masa lalu selalu belajar.
Masa depan aku selalu berharap lebih baik.
@arda.dinata
##
“Mereka yang berpikir sukses, akan memandang peluang bisnis sebagai ‘barang berharga’, pesaing sebagai motivator, dan kegagalan dijadikan sebagai batu loncatan untuk berbuat lebih baik lagi di masa mendatang. Baginya tidak ada kata ‘tidak’, sukses adalah bagian dari hidupnya yang tidak bisa ditawar-tawar lagi dan siap berjuang apapun pengorbanannya.” -Arda Dinata.