Sahabat Sejati, Antara Kekasih dan Pengkritik - www.ArdaDinata.com
Belajar MenulisCatatan HarianInspirasiMotivasiOpiniRenungan Hikmah

Sahabat Sejati, Antara Kekasih dan Pengkritik

Sahabat sejati, antara kekasih dan pengkritik. Diam adalah sahabat sejati yang tak pernah berkhianat.

Oleh: Arda Dinata

Sahabat sejati, suatu kata yang terdengar indah di telinga. Tetapi, bagaimana kita mengidentifikasinya di tengah realitas kehidupan yang kompleks? Bukankah setiap orang memiliki definisi sahabat yang berbeda?

Sahabat Sejati

“Sejati bukanlah yang berada di depan mata, tetapi yang berada di dalam hati.” – [Helen Keller]

Kita sering mendengar bahwa sahabat sejati adalah yang selalu ada di saat susah, tetapi apakah itu saja? Mari merenung bersama, berkelana dalam hiruk-pikuk hubungan persahabatan, dan menemukan esensi dari keberadaan sahabat sejati.

Kisah Sahabat Sejati

Mari kita merenungi dan belajar bagaimana membangun dan menjalani persahabatan sejati itu dari dua kisah berikut ini. Pertama, inilah kisah sebuah oase persahabat sejati di antara anak manusia.

Di sebuah desa kecil yang dihiasi oleh warna-warni bunga dan senyum warga, hiduplah dua anak kecil bernama Maya dan Adi. Mereka adalah teman sejati sejak masa kanak-kanak, mengejar kegembiraan dan petualangan bersama.

Setiap sore, mereka bermain di bawah pohon besar yang menjadi saksi bisu dari tawa mereka yang mengalun seperti melodi riang.

Suatu hari, ketika badai datang melanda desa, Maya dan Adi merasakan getaran persahabatan mereka diuji. Rumah-rumah terkena angin kencang, dan air hujan membanjiri jalan-jalan kecil.

Meskipun takut, Maya dan Adi dengan gigih membantu warga desa untuk menyelamatkan harta benda dan merawat yang terluka. Keberanian dan kepedulian mereka menjadi bukti bahwa persahabatan sejati muncul dalam keadaan sulit.

Setelah badai mereda, desa itu tumbuh lebih kuat, dan persahabatan Maya dan Adi semakin berkembang seperti bunga yang mekar.

Mereka belajar bahwa sahabat sejati adalah cahaya yang bersinar di saat gelap, memberi kehangatan di tengah dinginnya kesulitan. Dengan tangan saling bergandengan, mereka berdua tahu bahwa tak ada badai yang dapat merusak keindahan persahabatan sejati.

BACA JUGA:  Hujan, Membaca, Kemesraan, dan Surga

**

Kedua, inspirasi dari kisah pada jaman Rasulullah terkait bagaimana kita membina persahabatan sejati ini demi mewujudkan sebuah kebaikan. Kuncinya, ada pada landasan kebaikan, kebersamaan, dan keikhlasan.

Semoga kita bisa mengambil pelajaran dari kisah yang kedua berikut ini:

Dahulu kala, di kota Madinah, hiduplah dua sahabat sejati yang terkenal dengan keikhlasan dan ketulusan persahabatannya. Ali dan Umar, keduanya adalah sahabat Rasulullah yang selalu bersama dalam suka dan duka.

Suatu hari, ketika kota Madinah dilanda kekeringan, Rasulullah saw. meminta bantuan umat Islam untuk menyumbangkan air. Ali dan Umar, tanpa ragu, berdua memutuskan untuk mencari sumur yang tersembunyi di daerah terpencil.

Mereka berdua menghadapi berbagai rintangan dan tantangan. Namun, keinginan untuk membantu sesama melampaui segala hal.

Di tengah perjalanan, mereka bertemu seorang tua yang kehausan. Tanpa berpikir panjang, Ali dan Umar langsung memberikan sebagian air yang mereka bawa. Ternyata, air itu adalah satu-satunya penyelamat bagi sang tua, dan dia pun mendoakan kebaikan untuk kedua sahabat tersebut.

Setelah perjalanan yang penuh ujian, akhirnya Ali dan Umar menemukan sumur yang mereka cari. Mereka menyediakan air untuk umat Islam, mengatasi kekeringan, dan menjadi pahlawan bagi kota Madinah.

Kisah ini menggambarkan bahwa kebersamaan dalam mencari kebaikan, keikhlasan dalam berbagi, dan keuletan dalam menghadapi cobaan adalah ciri dari sahabat sejati. Dalam setiap langkah hidup, Ali dan Umar selalu menunjukkan bahwa persahabatan yang tulus adalah salah satu anugerah terindah dari Allah SWT.

Menggali Peran Ganda Sahabat Sejati

Arda Dinata

*Arda Dinata, adalah Pendiri Majelis Inspirasi Al-Quran dan Realitas Alam (MIQRA) Indonesia dan kolomnis tetap di Sanitarian Indonesia (http://insanitarian.com). Aktivitas hariannya sebagai peneliti, sanitarian, dan penanggungjawab Laboratorium Kesehatan Lingkungan, tinggal di Pangandaran.

Tinggalkan Balasan

error: Content is protected !!