Belajar MenulisBukuEbook

Belajar Menulis Bersama Ustad Arafat

Arafat Chanel:
Assalamualaikum
Alhamdulillah akhirnya saya bisa sharing beberapa point yang saya dapatkan ketika belajar langsung dunia kepenulisan dengan master-masternya. Just info, saya sendiri mulai suka menulis baru satu tahun. Tepatnya waktu Ustadz Nasrullah nyuruh saya membuat channel.
Entahlah, beliau dapat wangsit darimana main tunjuk aja supaya saya bikin channel. Hehehe. Alhamdulillah, itu adalah titik awal saya melatih otot-otot menulis saya, dan kemudian saya kembangkan dapat tips-tips nya dari penulis-penulis beneran.
Workshop sehari penuh yg saya ikuti diantaranya dengan:
1. Asma Nadia dan Isa Alamsyah
2. Budiman Hakim, pengarang buku “Saya pengen jadi Copywriter”
Selain itu juga saya ikuti kursus online kepada :
1. Kang Dewa, Teh Indari, Kang Tendi trio penulis buku-buku best seller semua
2. Darmawan Aji, penulis buku “Hypnowriting”
3. Om Jimmy, penulis iklan-iklan laris
Dan sejak satu tahun ini mulai mengalami pergeseran buku yang saya koleksi. Sekarang saya jadi suka membeli buku-buku teknik menulis fiksi. Mungkin sudah lebih 15 judul buku dengan tema ini yang saya punya. (Ingat ya, baru punya doang, dibaca sih belum. Hehehe).
Kalo ditotal workshop ini itu dan course si fulan dan si fulan, plus buku-buku teori menulis mungkin sdh abis jutaan ya.
Maka nya saya pgn bgt berbagi ilmu ini. Cukup saya aja yg keluar duit. Saudara-saudara saya yg lain biar dpt gratis aja ilmunya.
Nah itulah sekelumit riwayat saya belajar menulis. Intinya cuma satu : pandai menulis itu hasil belajar dan hasil latihan.
Jadi, semua orang pasti bisa menulis, asal mau belajar dan latihan ^_^
6 langkah mau jago nulis:
1. Belajar
2. Belajar
3. Belajar
4. Latihan
5. Latihan
6. Latihan
Nah khusus malem ini akan saya rangkum untuk kita semua hasil belajar saya kepada para pakar-pakar creative writing itu. Insya Allah, walaupun yg saya sampaikan sedikit, tetapi kalau dipraktekin setiap hari di medsos kita, bakal ada perubahan di sisi pembaca. Ujung-ujungnya kalo kita nawarin dagangan, lebih mudah closing.
Sharing saya malam ini sekaligus menandai ditutupnya pemesanan buku “Satu Langkah Setiap Hari”. Bukan apa-apa, cetakan pertama habis. Dan untuk menggarap cetakan kedua, saya perlu mencari penerbit baru lagi. Karena penerbit yg lama agak belum siap menerima order dalam jumlah besar.
Yah ini juga pelajaran berharga, bahwa kenapa Allah memberi kita rezeki kecil, karena kita juga siapnya dengan hal-hal kecil. Ntar kalo dikasih proyek besar sekaligus malah pingsan lagi. Hehehe. Jadi jangan cuma doa minta rezeki besar. Tapi siapin diri juga. Tambah ilmu, perbanyak koneksi, latih disiplin diri. Jadi kitanya juga siap.
Tips Menulis Agar Lebih Renyah Dibaca
Baik ini beberapa tips agar tulisan kita lebih renyah dibaca ya.
1. Point dari Om Budiman Hakim
Belajarlah membuat storytelling. Yaitu sebuah cerita. Ada tokohnya. Ada dialog, ada konflik.
Daripada tulisan kita hanya berbentuk esai, orang akan cepat lelah membacanya. Lebih baik digarap menjadi semacam cerpen mini. Ini bikin ga ngebosenin buat dibaca.
Contohnya anak-anak kan lebih suka dibacakan dongeng daripada kita bacakan buku pelajaran.
Misalnya: (jualan parfum). daripada kita paparkan produk ini asli paris, ekstrak pilihan, bla, bla, mendingan kita tulis pengalaman kita mencari agen parfum itu sampe kehujanan, dan disindir sama teman, dan lain-lain sampai kita jadi punya ikatan emosional sama parfum ini. Nah ini keren banget kalo bisa di konversi dalam bentuk cerita. Orang akan lebih tertarik.
Saya sendiri punya byk testimoni kalo tulisan di channel lagi berbentuk storytelling. Pada bilang enak dibaca. Ini bukti bahwa tulisan berbentuk cerita lebih diterima pembaca kita.
Ini contohnya tanggapan pembaca untuk tulisan tentang bidan kemarin. Memang itu gaya berceritanya storytelling banget kan ya.
Adapun ini contoh tulisan tanpa storytelling. seratus persen full berbentuk esai. πŸ‘‡
Kelihatan beda nya kan? Ga ada pemeran, ga ada percakapan, ga ada plot (situasi). Kaya dengerin dosen lagi nerangin di kelas. Hehehe
Jadi kesimpulan nya: jurus storytelling ini adalah jurus wajib bagi penjual online. Agar postingan kita bervariasi.
2. Poin dari Bunda Asma Nadia
Perhatikan pemilihan kata. dalam istilah beliau, hati-hati dengan “serangan aku”.
kadang kita bikin kalimat satu paragraf, tapi kata “aku” muncul sepuluh kali. Hehehe. ini bikin kualitas tulisan merosot banget.
Begitupula kata-kata lain jangan sampai muncul berulang-ulang. Berpikir keras lah mencari kata lain yg padanan nya sama. Itu baru bagus.
contohnya kita lihat pada tulisan saya yg ini πŸ‘‡
Fokus sama paragraf yg ini :
Hanya karena kita tidak merokok, bukan berarti kita bisa dengan mudahnya berprasangka kurang pantas kepada mereka para perokok. Apa perlunya bagi kita prasangka seperti ini? Dan apa pula manfaatnya prasangka kita ini bagi mereka?
Satu paragraf ada empat kali kata “kita” diulang… Haduh ini udah bisa dibilang parah. πŸ˜”
Coba kalau dikoreksi lagiπŸ‘‡
Hanya karena kita tidak merokok, bukan berarti bisa dengan mudahnya berprasangka kurang pantas kepada mereka para perokok. Apa perlunya prasangka seperti ini? Dan apa pula manfaatnya prasangka tersebut bagi mereka?
Taraaa.. nah cuma satu “kita” lebih energik kan sekarang 😁
Just info, setiap saya menulis di channel, setidaknya 5 s.d. 10 kali saya baca dulu berulang-ulang sebelum di posting. Itupun masih ada yg kebablasan seperti contoh di atas
Sudah jam 9. Lanjut ya, nanggung soalnya nih. ☺️
3. Point dari Mas Darmawan Aji
Menjual sebuah produk itu jangan berorientasi sama spesifikasi produknya, tapi fokuslah sama manfaatnya yg akan di dapat pembeli kita.
Misal: (jualan kerudung)
Jangan kepanjangan ceritakan ukuran nya berapa, jenis bahannya apa, berat ongkirnya berapa. Ini Gak bikin orang pengen beli banget. Sebab orang juga tau kerudung ya begitu itu.
Ceritakan lah emosi apa yg akan didapat jika calon pembeli memakai kerudung ini. Misalnya karena kerudung tsb sangat selektif memilih warna yang cerah. Dan dalam survey psikologi, orang yg pakai warna cerah hari-harinya jadi bersemangat.
Nah ini yang kita jual! Kita jual semangat, bukan jual kerudung. Orang bakal mempertimbangkan membeli produk kita
Contoh yg paling keren itu kartu hijaiyah Kak Mad. Dari nama produknya aja kelihatan “Subaca” satu jam bisa baca!
Ini praktek yg bagus bahwa Kak Mad itu menjual manfaatnya, bukan menjual kartu.
Jadi pelajari baik-baik produk kita. Lalu eksplorasi manfaatnya apa. Nah tulislah mengenai hal itu!
Inilah dia best of the best ilmu-ilmu menulis yang saya dapat dari pakarnya. Kelihatan sepele… tapi prakteknya susyah.
Harus terus latihan setiap hari, seperti yg saya bilang agar otot-otot menulis kita bisa terbentuk.
Diskusi Menjawab Pertanyaan dari Peserta
Admin Arafat:
Ada pertanyaan dari kak Ana,
Samakah ilmu menulis untuk jualan dengan menulis buku?
Arafat Chanel:
Bagus banget pertanyaan nya.
Sebenarnya menulis itu satu kesatuan. Kalo kita rajin latihan, tulisan kita enak-enak aja buat tujuan apapun. Baik untuk jualan, atau menulis buku, atau untuk nasihat seperti yang saya praktekkan di channel
Tetapi memang untuk menjadi buku, ada tambahan tips-tips lagi bagaimana anatomi sebuah buku agar bisa laris. Saya dapat ilmunya dari Kang Dewa nih
1. Buat judul yg memancing penasaran
Just info, judul novel “Assalamualaikum Beijing” itu sudah dibeli 4 produser film, padahal Asma Nadia belum beres nulis novelnya sampai habis. Murni karena judulnya yg kuat
2. Pastikan ide buku kita belum ada di buku lain
Banyak buku tentang tema sedekah. Tapi ide nya pasti berlainan. Nah kalo kita mau nulis buku sedekah, cari yg idenya belum dikupas penulis lain
3. Buku yg ringan dibaca itu lebih bagus daripada buku yg bahasanya berat.
Tips untuk bisa nulis kaya gini dari Om Jimmy, menulislah seperti kita sedang ngobrol.
Jadi rileks aja biarkan kata-kata mengalir seperti suara kita kan mengalir begitu aja saat bicara.
Begitu ya.
Admin Arafat:
Pertanyaan dari kak Nety.
Saya tidak kesulitan untuk berbicara di depan umum, tetapi jika diminta untuk menuliskannya dalam bentuk tulisan itu menjadi agak sulit dan perlu waktu. Apa sebetulnya yg salah dari saya?
Arafat Chanel:
Nah ini jadi mengingatkan saya.
Ada teknik untuk membuat kita enteng menulis. Nama tekniknya “Just Write Dont Think”.
Caranya:
Siapkan kertas, pulpen, (atau boleh hape) lalu tulislah apapun yg dikepala. Apapun. Tulis aja. Dan jangan membaca tulisan yg baru saja selesai kita buat itu. Jangan baca. Tapi tulis lagi. Tulis apa saja. Jangan mencoret kata yg salah. Biarkan saja. Terus lanjut. Yang penting nuliiis dan nuliiis.
Latihan kaya gini sehari 10 menit aja akan terlihat hasilnya dalam waktu beberapa minggu.
Jadi yg menyebabkan kita mentok mau nulis gak bisa-bisa karena ada bagian otak kita yang selalu menjadi editor apa yang kita tulis. Jadilah kita ragu melulu saat nulis.
Lumpuhkan dia dg teknik tersebut.
Admin Arafat:
Pertanyaan dari Arda Dinata:
Ada buku rekomendasi buku untuk membangun bahan cerita dari jaman sahabat nabi atau cerita hikmah dari kiai di pesantren?
Arafat Chanel:
Seumur hidup saya, baru saya sangat menikmati dan bersyukur membaca buku sejarah Nabi karangan Syeih Said Ramadhan Al-Buthi yg berjudul Fiqih Sirah.
Ada terjemahan bhs indonesia nya. Bukunya tebal. Tapi luar biasa isinya.
Syeih Al-Buthi ulama suriah zaman sekarang ya, yg wafat syahid di dalam masjid terkena bom saat perang suriah.
Sangat saya rekomendasikan.
Admin Arafat:
Pertanyaan dari Ana Enha:
Penggunaan kata saya dan aku. Lebih baik yang mana? Misalkan menulis kisah inspiratif.
Arafat Chanel:
Saya lebih serius dan formal.
Aku lebih umum dipakai. Dan juga bisa menjadi akhiran ku.
Maka memang lebih enak pakai aku. Kecuali memang konteks kita semi formal.
Baik demikianlah sharing kepenulisan dari saya ya. Mohon doanya dari saudaraku semua disini. 😊
Wassalamualaikum wr. wb.

admin

www.ArdaDinata.com adalah blog catatan dari seorang penulis merdeka, Arda Dinata yang dikelola secara profesional oleh Arda Publishing House.

Tinggalkan Balasan

error: Content is protected !!