Hasilnya? Kebun yang tak hanya indah dipandang, tetapi juga memberikan hasil berlimpah bagi siapa saja yang datang berteduh.
Inilah metafora yang tepat ketika menjelaskan prinsip toleransi dalam mencapai kesuksesan di Labkesmas. Toleransi bukanlah sekadar sikap pasif yang menerima perbedaan, melainkan kebajikan aktif yang memungkinkan seseorang mengekstrak kebijaksanaan dari keragaman pandangan, kepercayaan, dan cara hidup orang lain.
Ada hikmah dari cerita tersebut dalam membangun Labkesmas Regional yang profesional, terdepan, dan bermanfaat, yaitu setiap kita harus menerapkan prinsip toleransi dalam mencapai kesuksesan. Setiap kita harus menghargai, menempatkan sesuatu pada tempat yang bijak tanpa meremehkan, atau bahkan memaksakan diri di luar kapasitas dan potensinya.
Menuju Labkesmas Regional Bermanfaat
Agar keberadaan Labkesmas Regional bermanfaat bagi masyarakat sesuai fungsinya, kita harus menerapkan rumus: “BERMANFAAT = Mentor + Coach + Inspirator”. Jadilah mentor, coach, dan sekaligus inspirator yang baik.
Apa yang harus dilakukan Labkesmas Regional untuk mencapai hal itu?
Pertama, memiliki kemampuan mentoring dengan membimbing dan mengembangkan SDM laboratorium di tingkat bawahnya. Kedua, transfer knowledge dengan berbagi pengetahuan dan pengalaman secara sistematis.
Ketiga, menjadi problem solver yang membantu menyelesaikan masalah teknis dan manajerial. Keempat, memberikan inspirasi berkelanjutan sebagai role model yang memotivasi orang lain untuk berkembang.
Pengalaman saya ketika road show ke beberapa daerah seperti Kabupaten Indramayu, Kota Banjar, Kota Tasikmalaya, Kabupaten Garut, dan daerah lainnya menunjukkan bahwa hal-hal tersebut dapat dilakukan sekaligus lewat kegiatan Pengelolaan Integrasi Data dan Analisis Data (Fungsi ke-4) pada Labkesmas Tier 1 dan 2.
Bahkan hanya dari kegiatan tersebut, lewat komunikasi yang baik, kita bisa berkembang menjadi dukungan untuk surveilans penyakit dan faktor risiko kesehatan serta respon KLB (Fungsi ke-3), hingga membangun komunikasi dengan pemangku kepentingan (Fungsi ke-5) berupa ide pengambilan keputusan yang berbasis data dan masalah lokal spesifik dari daerah tersebut.
Komitmen Personal yang Harus Kita Bangun
Komitmen terhadap Diri Sendiri: Belajar sepanjang hayat sebagai gaya hidup, investasi berkelanjutan dalam pengembangan diri, menjaga keseimbangan antara karir dan kehidupan pribadi, serta merawat kesehatan fisik dan mental sebagai modal utama.
Komitmen terhadap Tim: Semangat kerja sama dan saling mendukung, berbagi ilmu dan pengalaman tanpa pamrih, menghargai kontribusi setiap anggota tim, dan mengutamakan keberhasilan bersama di atas pencapaian individu.
“Kebesaran sejati bukanlah pada tidak pernah jatuh, tetapi pada kemampuan bangkit setiap kali terjatuh. Mari kita jatuh cinta pada proses pembelajaran, bangkit dari setiap tantangan, dan menjadi lentera bagi mereka yang masih dalam kegelapan. Karena warisan terbesar yang dapat kita tinggalkan adalah generasi SDM laboratorium yang lebih baik dari kita.”
Yakinlah, bersama kita kuat, bersama kita berdampak, bersama kita abadi dalam karya dan pengabdian. Aamiin!
Arda Dinata, SKM., MPH., Tenaga Sanitasi Lingkungan Ahli Muda & Kepala Instalasi Sampling, Media, Reagensia, dan Sterilisasi/SMRS di Loka Labkesmas Pangandaran.