Memahami Sindrom Geriatri: Tantangan dan Harapan untuk Lansia
Pelajari lebih lanjut tentang sindrom geriatri, tantangan kesehatan pada lansia, dan bagaimana keluarga bisa memberikan dukungan terbaik untuk kualitas hidup mereka.
Oleh: Arda Dinata
Ketika usia kita bertambah, tubuh kita mulai merespons dengan cara yang berbeda. Gerakan yang dulu ringan dan tanpa beban, kini terasa lebih berat. Kesehatan yang dulunya tak pernah kita ragukan, mulai memberikan tanda-tanda perlambatan. Inilah kenyataan hidup yang banyak dari kita hadapi, terutama ketika menyentuh usia lanjut.
Sindrom geriatri adalah salah satu istilah yang sering muncul ketika berbicara tentang kesehatan lansia. Tapi, apa sebenarnya yang dimaksud dengan sindrom ini, dan bagaimana kita bisa mendukung orang-orang tercinta yang menghadapinya?
Artikel ini akan membantu Anda memahami apa itu sindrom geriatri, apa saja tantangan yang dibawa, serta bagaimana memberikan perawatan terbaik untuk meningkatkan kualitas hidup lansia.
Apa Itu Sindrom Geriatri?
Sindrom geriatri mengacu pada sekelompok masalah kesehatan kompleks yang sering muncul pada usia lanjut. Kondisi ini tidak hanya melibatkan satu sistem tubuh, melainkan beberapa sekaligus, yang membuat penanganannya lebih rumit.
Gangguan ini meliputi masalah fisik, mental, dan kognitif yang berpengaruh terhadap kualitas hidup seorang lansia.
Sindrom ini mencakup berbagai kondisi seperti demensia, delirium, inkontinensia (ketidakmampuan mengontrol buang air), jatuh, kelemahan otot, dan penurunan kemampuan fungsi sehari-hari.
Meskipun sebagian besar orang mengaitkan penuaan dengan masalah kesehatan, sindrom geriatri bukan hanya bagian normal dari proses penuaan. Ini adalah kondisi serius yang memerlukan perhatian khusus dan perawatan yang tepat.
Mengapa Sindrom Geriatri Perlu Diperhatikan?
Sindrom geriatri bisa mengganggu kemampuan seseorang untuk hidup mandiri. Gangguan kognitif atau fisik yang terjadi dapat menyebabkan lansia kehilangan kemampuan untuk merawat diri sendiri, mengingat jadwal medis, atau bahkan melakukan aktivitas sehari-hari yang sederhana.
Inilah alasan mengapa sindrom ini memerlukan pendekatan yang holistik dalam perawatannya.
Selain itu, sindrom geriatri seringkali datang dengan komplikasi kesehatan lain yang lebih berat. Misalnya, seorang lansia yang jatuh dan mengalami patah tulang mungkin juga menderita demensia, yang memperumit proses pemulihan.
Oleh karena itu, pendekatan multidisiplin dari tim medis sangat dibutuhkan untuk memberikan perawatan optimal bagi penderita sindrom geriatri.
Gejala Umum pada Sindrom Geriatri
1. Gangguan Mobilitas
Salah satu tanda utama sindrom geriatri adalah penurunan mobilitas. Seiring bertambahnya usia, banyak lansia mengalami kelemahan otot dan sendi yang membuat aktivitas fisik menjadi lebih sulit.
Jatuh menjadi salah satu risiko besar, yang dapat menyebabkan cedera serius seperti patah tulang. Tidak jarang, ketakutan akan jatuh membuat lansia mengurangi aktivitas fisik mereka, yang pada akhirnya memperburuk kelemahan fisik dan mobilitas mereka.
2. Gangguan Kognitif
Demensia dan delirium adalah dua gangguan kognitif yang paling umum terjadi pada lansia dengan sindrom geriatri. Demensia adalah penurunan fungsi otak yang bersifat progresif, yang dapat memengaruhi ingatan, pemikiran, dan kemampuan berbicara.
Sementara delirium adalah kondisi kebingungan mendadak yang sering kali terkait dengan penyakit atau perubahan lingkungan. Kedua kondisi ini membuat penderita rentan terhadap kesalahan dalam mengambil keputusan dan memerlukan pengawasan yang lebih ketat.
Dampak Sindrom Geriatri pada Kualitas Hidup
Kehilangan Kemandirian
Salah satu dampak paling signifikan dari sindrom geriatri adalah hilangnya kemandirian. Ketika fungsi tubuh mulai menurun, tugas-tugas sederhana seperti mandi, berpakaian, atau bahkan makan menjadi tantangan besar.
Lansia sering kali merasa frustasi karena mereka tidak lagi bisa melakukan hal-hal yang dulu mudah dilakukan.
Hilangnya kemandirian ini bisa menyebabkan stres emosional, yang pada akhirnya dapat memengaruhi kesehatan mental lansia. Mereka mungkin merasa tidak berharga, putus asa, atau bahkan marah karena ketidakmampuan mereka.
Dukungan keluarga sangat penting dalam situasi ini untuk memastikan bahwa mereka tidak merasa sendirian atau terisolasi.
Peran Keluarga dalam Mendukung Lansia