Mengubah Kerugian Menjadi Keuntungan - www.ArdaDinata.com
Inspirasi

Mengubah Kerugian Menjadi Keuntungan

Mengubah kerugian menjadi keuntungan pasti diinginkan banyak orang. Artikel ini memberikan hal penting tentang bagaimana mengubah kerugian menjadi keuntungan.

Gambar Produk
 
Oleh: Arda Dinata
 
Kehidupan itu selalu memberi hikmah bagi mereka yang mau belajar. Sisi kehidupan itu mengajarkan dalam dua hal, yaitu kebaikan dan keburukan. Tinggal sekarang, bagaimana manusia itu bisa menggunakan fungsi akal dan pikiran yang dimilikinya untuk digunakan secara maksimal menjaring kebaikan.
 
Sungguh indah bila tiap manusia bisa menggunakan akal dan pikirannya menuju kebaikan. Hanya orang-orang berpikirlah yang akan mampu menghadapi kehidupan ini dengan baik. Kualitas hidup ini sejatinya tergantung dan berbanding lurus dengan bagaimana sikap kita menyikapi setiap masalah yang hadir dalam kehidupan ini. Inilah seni kehidupan yang mesti kita latih secara berkesinambungan.
 
Allah telah melebihkan kepada manusia dibandingkan dengan makhluk ciptaan-Nya yang lain, yaitu berupa otak untuk berpikir. Untuk itu, Allah dalam ayat di Al-Quran paling tidak menyebutkan kata pikiran sebanyak enam kali yang tersebar dalam beberapa surat (6:46; 11:63, 88; 12:35; 17:51; 68:28).
 
Sementara itu, kata berpikir tersebar pada beberapa surat Al-Quran yang patut ditafakuri. Berpikir pertama, terkait atas penciptaan lagit dan bumi, pergantian malam dan siang, kapal yang berlayar di lautan, diturunkan air dari langit, dan ditebarkannya aneka binatang, serta perkisaran angin dan awan (QS. 2:164).
 
Kedua, kita disuruh memikirkan terkait khamar (segala minuman yang memabukkan) dan judi. Pada keduanya terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia. Tetapi dosanya lebih besar daripada manfaatnya (QS. 2:219).
 
Ketiga, berpikir terkait diciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya. Allah menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang (QS. 30: 21).
 
Keempat, berpikir terkait pada waktu malam. Mengapa kamu tidak memikirkan? (QS. 37:138, 155).
 
Kelima, berpikir terkait pelajaran bagi orang-orang yang berpikiran sehat (QS. 38: 43). Pada konteks ini, diceritakan waktu itu Nabi Ayub as. menderita penyakit kulit beberapa waktu lamanya dan dia memohon pertolongan kepada Allah Swt. Allah kemudian memperkenankan doanya dan memerintahkan agar dia menghentakkan kakinya ke bumi. Nabi Ayub as. menaati perintah itu maka keluarlah air dari bekas kakinya.
 
Atas petunjuk Allah, Ayub pun mandi dan minum dari air itu, sehingga sembuhlah dia dari penyakitnya dan dia dapat berkumpul kembali dengan keluarganya. Maka mereka kemudian berkembang biak sampai jumlah mereka dua kali lipat dari jumlah sebelumnya.
 
Pada suatu ketika, Nabi Ayub as. teringat akan sumpahnya, bahwa dia akan memukul istrinya apabila sakitnya sembuh disebabkan istrinya apabila sakitnya sembuh disebabkan istrinya pernah lalai mengurusnya sewaktu dia masih sakit. Tetapi timbul dalam hatinya rasa iba dan sayang kepada istrinya sehingga dia tidak dapat memenuhi sumpahnya dengan tidak dapat memenuhi sumpahnya. Maka turunlah petunjuk Allah (QS. 38: 44), agar dia dapat melaksanakan sumpahnya dengan tidak menyakiti istrinya, yaitu memukulnya dengan seikat rumput. Itulah pola pikir orang-orang yang berpikiran sehat.
 
Berpikir Hikmah

admin

www.ArdaDinata.com adalah blog catatan dari seorang penulis merdeka, Arda Dinata yang dikelola secara profesional oleh Arda Publishing House.

Tinggalkan Balasan

error: Content is protected !!