Meningkatkan Kualitas Udara
(3) Gas SO2 (sulfur dioksida), di mana gas ini berasal dari industri pengecoran logam, pembangkit listrik batu bara, dan penggunaan bahan bakar fosil.
(4) Partikel Pb, di mana kendaraan bermotor merupakan sumber utama Pb yang mencemari udara di perkotaan dan tiap-tiap jenis tanaman mempunyai kemampuan yang berbeda-beda dalam menurunkan kandungan Pb dari udara.
Fakuara (1990) menyatakan bahwa tanaman damar (Agathis alba), mahoni (Swietenia macrophylla), jamuju (Podocarpus imbricatus), pala (Mirystica fragrans), asam landi (Pithecelobium dulce), johar (Cassia siamea), mempunyai kemampuan sedang-tinggi dalam menurunkan kandungan timbal dari udara.
(b) Sebagai paru-paru kota. Selain tanaman mempunyai peranan di dalam menyerap gas beracun, tanaman juga menghasilkan gas oksigen pada waktu proses fotosintesis. Gas oksigen ini dibutuhkan oleh semua makhluk hidup untuk kelangsungan hidupnya. Karena tumbuhan berperan dalam menghasilkan gas oksigen maka tumbuhan dapat dianggap sebagai paru-parunya suatu kota.
(c) Sebagai pelestarian plasma nutfah. Plasma nutfah yang merupakan bahan baku penting untuk pembangunan di masa depan, terutama di bidang pangan, sandang, papan, obat-obatan dan industri, maka perlu sekali untuk dikembangkan dan dilestarikan bersama dengan mempertahankan keanekaragaman biologinya. Kawasan hutan kota misalnya, dapat dipandang sebagai areal pelestarian di luar kawasan konservasi karena pada areal ini dapat dilestarikan flora dan fauna secara ekssitu.
(d) Sebagai peredam kebisingan. Keberadaan tanaman di pinggir jalan ternyata dapat meredam suara dengan cara mengabsorpsi gelombang suara oleh daun, cabang, dan ranting. Jenis tanaman yang paling efektif untuk meredam suara ialah yang mempunyai tajuk yang tebal dengan daun yang rindang.
(e) Sebagai habitat burung. Masyarakat modern kini cenderung kembali ke alam (back to nature). Desiran angin, kicauan burung, dan atraksi satwa lainnya di kota diharapkan dapat menghalau kejenuhan dan stres yang banyak dialami oleh penduduk perkotaan. Salah satu satwa liar yang dapat dikembangkan di perkotaan adalah burung. Beberapa jenis burung sangat membutuhkan tanaman sebagai tempat mencari makan maupun sebagai tempat bersarang dan bertelur.
Kedua, fungsi ekonomi. Dari sudut ekonomi, tanaman secara langsung dapat digunakan sebagai bahan penghasil pangan terutama sebagai sumber buah-buahan dan sayuran. Selain itu, tanaman di kota berfungsi untuk memberi keindahan terutama golongan tanaman hias. Selain itu, tanaman hias dapat memberikan lapangan usaha kepada masyarakat. Harga satu jenis tanaman hias yang sedang tren dan banyak diminati oleh masyarakat harganya dapat mencapai ratusan ribu hingga jutaan rupiah seperti tanaman bonsai dan tanaman anggrek.
Ketiga, fungsi kesehatan dan lingkungan. Seperti telah diuraikan di atas bahwa tanaman itu dapat berperan di dalam menyerap gas beracun. Selain mempunyai peran dalam menyerap gas beracun, ternyata tanaman juga menghasilkan gas oksigen pada waktu fotosintesis. Dan kita tahu, keberadaan gas oksigen ini sangat dibutuhkan oleh semua makhluk hidup untuk kelangsungan hidupnya. Dan bahkan ada beberapa jenis tanaman yang dapat langsung dipakai untuk bahan obat seperti ketepeng (Cassia fistulosa), kumis kucing (Orthosiphon stamineus), jarak pagar (Jatropa curcas), dan jombang (Sonchus arvensis). Pokoknya, selain untuk bahan obat keberadaan tanaman itu dapat menciptakan lingkungan yang segar, bersih, nyaman, dan menciptakan panorama alam yang indah.
Keempat, fungsi psikologi. Secara psikologis, keberadaan tanaman ini mempunyai peran untuk menghilangkan ketegangan-ketegangan mental (stress) yang banyak diderita oleh penduduk kota. Kanopi tanaman yang bentuknya bulat, kerucut, pagoda, atau serupa jantung, bulat telur, bentuk ginjal adalah bentuk-bentuk yang menarik. Termasuk dengan bermacam warna bunga merah, kuning, ungu, biru dan warna daun yang hijau akan memengaruhi kejiwaan. Pokoknya, keberadaan tanaman itu dapat menciptakan lingkungan yang nyaman, segar, harum, menyenangkan dan sebagainya.
Kelima, fungsi pendidikan dan pengajaran. Keberadaan tanaman sebenarnya dapat juga kita jadikan sebagai objek pendidikan, pengajaran dan penelitian. Tanaman berguna untuk pendidikan dalam bidang Farmasi, Pertanian, Biologi, Peternakan, Kedokteran dan lainnya.
Catatan Penutup
Untuk mengurangi tingkat emisi gas buang kendaraan di Kota Bandung ini, saya kira selain usaha pengendalian masalah emisi gas buang, tidak kalah pentingnya adalah menggerakan penghijauan. Sebab, upaya apa pun yang dilakukan untuk mengurangi tingkat emisi gas buang kendaraan tanpa diimbangi dengan penghijauan, maka manfaatnya tidak maksimal. Jadi, usaha untuk menurunkan emisi gas buang akan terasa manfaatnya bila gerakan penghijauan di Kota Bandung dapat berjalan beriringan.
Akhirnya, dengan usaha pengelolaan lingkungan perkotaan berupa menetapkan kebijakan (perda) berupa aturan tentang emisi gas buang kendaraan bermotor, mengatur moda transportasi di Kota Bandung, dan menggalakkan penanaman pohon (baca: program penghijauan jalan) di dalam kota, maka masalah pencemaran emisi gas buang kendaraan bermotor di Kota Bandung dapat kita tekan seminim mungkin.***
Arda Dinata
Penulis adalah dosen di Akademi Kesehatan Lingkungan (AKL) Kutamaya.