Pintu-Pintu Menjadi Keluarga Rasulullah (Bagian 3) - www.ArdaDinata.com
Inspirasi

Pintu-Pintu Menjadi Keluarga Rasulullah (Bagian 3)

“Tidak semua orang berhasil membangun rumah tangga sejahtera dan bahagia. Tapi, Nabi Saw telah berhasil membangun rumah tangga bahagia itu dengan istrinya. Sikap Rasul terhadap istrinya tercermin dalam ungkapannya bahwa sempurna-sempurnanya iman seseorang mu’min ialah yang paling baik akhlaknya, dan sebaik-baiknya kamu adalah yang paling baik terhadap istrinya.”

Oleh: Arda Dinata

Memang, Rasulullah itu meletakkan pribadinya kepada akhlak Alquran. “Sesungguhnya aku (Muhammad) diutus untuk menyempurnakan akhlak.” (HR. Al-Hakim dan Baihaqi). Jadi, Nabi Saw merupakan ikutan bagi seluruh umat manusia. Perilaku Nabi sejak kecil sudah menampakkan sifat-sifat yang luar biasa. Mulai menjadi penggembala yang baik dan setia, sampai menjadi pedagang yang baik dan terpercaya, hingga menjadi kepala keluarga yang berhasil. Dan akhirnya jadi pemimpin umat yang dicintai dan disegani oleh kawan dan lawan.

Untuk menjadi keluarga Rasulullah (baca: menauladaninya), sebetulnya banyak pintu yang dapat kita lakukan. Kita bisa mulai dari profesi/aktivitas yang sedang kita jalani.

Keempat, sebagai Ulama dan Muballigh. 

Nabi Saw merupakan seorang Ulama yang tekun ibadah. Satu riwayat menyebutkan bahwa kaki beliau pernah mengalami bengkak-bengkak disaat beliau banyak melakukan shalat dan kholawat. Rasulullah selaku Muballigh yang lincah, tidak mengenal lelah. Satu tablighnya yang terkenal di Thaif menjelang Isro dan Mi’raj, beliau telah disambut dengan lemparan batu dan potongan besi oleh pemuda berandalan yang dipersiapkan sehingga beliau luka parah. Dan pada saat Nabi Saw masih dihujani batu dan potongan besi, beliau masih sempat berdoa, “Ya, Allah, jangan Kau turunkan siksa kepada mereka yang melempariku. Sebab mereka bukan orang jahat, tapi mereka orang yang belum tahu bahwa aku adalah Rasul-Mu. Tunjukkan mereka kepada jalan-Mu yang benar dan ampunilah mereka serta sayangi mereka.” Hal ini, menunjukkan kalau Nabi dalam berdakwah dihadapinya dengan sabar dan pemaaf.

BACA JUGA:  Demam Berdarah

Dakwah Rasul pun tidak hanya dengan lisan, melainkan juga melalui tulisan, mengirim surat kepada raja-raja dan pejabat-pejabat negara yang penting. Misalnya, raja Najasyi bernama Ashimah di Habsyi, raja Hiraqlius (raja Rum), kedua-duanya menyambut baik surat Rasulullah itu. Justru yang disebut pertama, ia langsung masuk Islam. Berbeda dengan raja Persi, ia menyambut surat Rasul itu dengan kesombongan dan merobek-robek surat itu, tetapi akhirnya ia menerima balasan dari Allah SWT, kerajaannya dikalahkan oleh kerajaan Romawi. Sebaliknya pembesar Mesir bernama Muqauqis, telah membalas seruan Rasulullah itu dengan baik dan mengiriminya berbagai hadiah.

Kelima, sebagai kepala keluarga. 

admin

www.ArdaDinata.com adalah blog catatan dari seorang penulis merdeka, Arda Dinata yang dikelola secara profesional oleh Arda Publishing House.

Tinggalkan Balasan

error: Content is protected !!