Inspirasi

Rahasia Kebahagiaan Suami Istri

“Seorang Muslim yang memiliki seorang istri Muslimah dan keduanya dikaruniai kehidupan berkecukupan. Sang istri rida kepada suaminya. Sebaliknya, sang suami juga rida kepada istrinya,” jawab penguasa kedua Dinasti Umawiyyah itu.

Rida kunci kebahagiaan

Menyimak isi dari cerita di atas, dapat dikatakan kalau kunci kebahagiaan hubungan suami istri adalah ada pada sikap rida di antara pasangan suami istri.

Rida itu adalah rela. Rela sendiri diartikan sebagai perilaku bersedia (sudi) dengan ikhlas hati. Memberikan dengan ikhlas dan melepaskan (menyerahkan) dengan tulus hati. Rela juga berarti perilaku dengan senang atau suka hati. Rasa suka ini dilakukan dengan kehendak dan atau atas kemauan sendiri. Tidak ada paksaan dari pasangan suami istri.

Terkait dengan itu, seorang dokter Muslim, Tsabit Qurrah, memberikan perhatian melalui fatwa dan tipsnya yang dapat mengantarkan seseorang kepada kebahagiaan. Beliau mengatakan, “Kenyamanan jasad adalah dengan sedikit makan, kenyamanan jiwa adalah dengan sedikit dosa, kenyamanan hati adalah dengan sedikit keinginan, dan kenyamanan lisan adalah dengan sedikit berbicara.”

Secara demikian, yang membuat pasangan suami istri dapat menapaki jalan kebahagiaan itu, kuncinya ada pada perilaku dan sikap hidupnya sendiri. Yakni berupa bagaimana keyakinan pasangan suami istri memperlakukan jasad, jiwa, hati, dan lisannya itu secara benar.

Adapun, langkah yang dapat dilakukan oleh pasangan suami istri dalam merintis dan membangun kebahagiaan tersebut adalah paling tidak ada tiga hal. Pertama, bahagiakanlah diri dengan rangkaian prestasi kecil yang dihargai dan dirawati oleh pasangan suami istri. Kedua, merintis bahagia dari hal-hal kecil di antara suami istri. Langkahnya, yang ada, manfaatkanlah dengan baik. Yang bisa dilakukan, lakukanlah secara bijak. Dan yang dilarang, tinggalkanlah. Ketiga, jangan bosan untuk selalu menggali inspirasi membangun keluarga dengan karakter pribadi-pribadi mulia. 

Akhirnya, benarlah apa yang dikatakan Solikhin Abu Izzuddin dalam “Happy Ending Full Barokah” bahwa kebahagiaan yang mulus itu bukan karena fulus. Dan kebahagiaan sejati itu adalah ketika dibagi malah bertambah. Semoga!

Bagaimana menurut Anda?  

Arda Dinata adalah Pendiri Majelis Inspirasi Alquran dan Realitas Alam (MIQRA) Indonesia.

admin

www.ArdaDinata.com adalah blog catatan dari seorang penulis merdeka, Arda Dinata yang dikelola secara profesional oleh Arda Publishing House.

Tinggalkan Balasan

error: Content is protected !!