Inspirasi

Sikap Menghadapi Problematika Hidup

Hakikat sikap sabar, tidak lain tahan menderita terhadap sesuatu yang tidak disenangi hati dan perasan dengan penuh kesadaran sambil tawakkal kepada Allah. Ingat, tugas kita dalam hidup ini hanya luruskan niat dan sempurnakan ikhtiar.

Oleh karena itu, tidaklah disebut sabar apabila menahan dirinya itu disebabkan keterpaksaan atau dipaksa. Tepatnya, sabar termasuk satu kesatuan jiwa yang dapat menentukan sikap. Sehingga sikap sabar bagi kehidupan kelurga adalah dengan memposisikan setiap problematika hidupnya sebagai proses pendewasaan kwalitas kehidupan yang penuh arti dan bermakna.

Pada tatanan yang lebih dasar, sabar merupakan sikap yang memancar dari dalam hati, yang tegak di atas penyerahan diri sambil memohon pertolongan kepada Allah Swt. “Wahai orang-orang beriman, mintalah pertolongan dengan sabar dan dengan shalat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah [2]: 153).

Agar sabar yang kita bangun lebih maksimal, maka sudah seharusnya kita mengetahui beberapa tingkatan sabar ini. Pertama, sabar dalam arti mampu menahan diri dari berbuat maksiat, dosa dan segala bentuk kejahatan dan keburukan (baca: QS. Az-Zumar [39]: 10).

Kedua, sabar dalam arti menerima segala mcm musibah yang menimpa atau ditimpakan oleh Allah sambil berusaha mencari jalan keluarnya.

Ketiga, sabar dalam arti tidak memberikan reaksi balik terhadap segala macam fitnah, isu maupun sikap jahat dan perlakuan negatif dari orang lain yang diarahkan kepada dirinya karena dikhawtirkan akan menambah buruknya suasana.

Keempat, sabar dalam arti mendoakan kebaikan atas orang yang melakukan tindakan atau sikap jahat seperti sabarnya para ulul azmi (orang-orang yang mempunyai keteguhan hati), sambil tawakkal kepada Allah.

Akhirnya, apapun kesulitan dan kesengsaran dalam problemtika hidup yang menimpa tatanan keluarga kita, maka harus disikapi dengan sabar. Sabar bukan berarti diam, tidak boleh menangis, dan sedih. Tapi, sabar yang lahir dari sikap menerima problematika hidup sebagai bagian dari takdir. Sehingga ia akan menjadi ketenangan yang melindungi dari penyesalan yang tak berujung. Wallahu’alam.***

Arda Dinata adalah pendiri Majelis Inspirasi Alquran dan Realitas Alam (MIQRA) Indonesia.

admin

www.ArdaDinata.com adalah blog catatan dari seorang penulis merdeka, Arda Dinata yang dikelola secara profesional oleh Arda Publishing House.

Tinggalkan Balasan

error: Content is protected !!