Tauhid Kemerdekaan Manusia
Dalam tarikh Islam, ada kisah yang menarik direnungi berkait dengan arti kemerdekaan yang sesungguhnya. Dikisahkan, sebelum terjadi perang qadisiyah, Ruba’i bin Amir, salah seorang prajurit muslim yang dikirim untuk menghadap Panglima Rustum, yang memimpin pasukan Persia kala itu.
Oleh: Arda Dinata
Pada waktu, Ruba’i masuk ke perkemahan Panglima Rustum, ia dapatkan semua pembesarnya berpakaian kenegaraan, sedangkan majelisnya dihiasi dengan permadani dan sutra yang serba mahal. Panglima Rustum duduk di singgasana emas dan bermahkotakan emas yang dihiasi dengan batu permata yang serba mahal.
Sementara itu, Ruba’i bin Amir hanya berpakaian sederhana sekali. Dengan menyandang perisai dan menunggang kuda, ia masuk ke dalam perkemahan itu tanpa menghiraukan sedikit pun keadaan sekelilingnya. Ia masuk terus ke dalam dengan tetap menunggang kudanya dan membiarkannya kaki kuda itu mengotori hamparan permandani yang serba mahal itu. Lalu, Ruba’i turun dari kudanya dan ia tambatkan pada salah satu bantal yang ada di dekatnya. Dan dengan segera ia menghadap Panglima Rustum dengan tetap menyandang senjata dan perisainya.
Melihat itu, para pembesar itu segera berseru, “Letakan senjata itu!”
Ruba’i menjawab, ”Aku datang kemari tidak lain hanyalah atas undangan kalian. Jika kalian senang biarkan aku dalam keadaanku, seperti ini, atau kalau tidak aku akan pulang”.
“Biarkan ia menghadap!” kata Panglima Rustum.