Indahnya Memimpin dengan Bening Hati
Sabda Nabi Saw, “Pemimpin kamu yang paling baik ialah yang kamu cintai dan mencintai kamu; yang kamu doakan dan mendoakan kamu. Pemimpin kamu yang paling jelek ialah yang kamu benci dan membenci kamu; yang kamu kutuk dan mengutuk kamu.”
Oleh: Arda Dinata
Sosok pemimpin yang berhak memimpin bangsa ini, bukan orang yang ambisius mengharapkan jabatan. Rasulullah pernah berkata, “Jabatan itu hanyalah bagi orang yang tidak mencita-citakannya dan tidak serakah padanya; bagi orang-orang yang menghindarinya dan tidak bagi orang yang bersusah payah mengejarnya; bagi orang-orang yang ditawari (tanpa mereka minta) dan tidak bagi yang menuntutnya sebagai hak.”
Pemimpin model ini, tentu pribadinya memiliki ketakwaan kepada-Nya dengan bukti nyata; mampu menggalang persatuan berdasarkan prinsip kebaikan dan takwa; sangat membenci kerjasama dalam perbuatan dosa dan permusuhan (baca: QS. Al Maidah: 2). Dampaknya, ia muncul sebagai teladan umat.
Ada lima hal yang dilakukan oleh seorang pemimpin untuk merefleksikan kebeningan hatinya yaitu berupa:
- Keteladanan dalam hal keberanian, kerendahan hati, keteguhan pendirian, ketahanan fisik, dan berpolitik (QS. 9:13; 26: 215; 2:214; 8:60; dan 3:159).
- Keteladanan kepada anak buahnya dalam hal ibadah, kedermawanan, kesederhanaan, dan penyantun (QS. 17:79-82; 2:26; 20:131; dan 7:199).
- Berpandangan tajam dan berwawasan luas. Sehingga ia akan mengelola amanah degan ilmu yang dimilikinya dan mampu memperkirakan hal-hal yang dapat mengakibatkan bencana bagi umatnya, serta mampu mengantisipasinya.
- Memiliki kesabaran dalam menjalankan amanah yang diembannya, baik ketika melakukan pemberdayaan terhadap masyarakat (berdakwah), menghadapi musibah, dan mengendalikan hawa nafsunya (QS. 18:28; 2:155-157; dan 21:35).
- Memiliki kesabaran dalam ketakwaan, dalam membina hubungan masyarakat dan bernegara; dan dalam kancah ‘peperangan’ dikala berkecamuk (QS. 4:19 dan 8:45).