Kayu Putih “Memutihkan” Penyakit
JIKA kayu manis bermanfaat sebagai penambah aroma masakan dan pengusir bakteri. Tentu, tidak kalah pula dengan khasiat dari si kayu putih. Lantas, seperti apa khasiat dari kayu putih itu?
Oleh: Arda Dinata
Kayu putih (Meialeuca leucadendra L.) ini merupakan tumbuhan termasuk dalam familia Myrtaceae. Tumbuhan ini dapat tumbuh di tanah tandus, tahan panas dan dapat bertunas kembali setelah terjadi kebakaran. Tanaman ini dapat ditemukan dari dataran rendah sampai 400 m dpl, dapat tumbuh di dekat pantai di belakang hutan bakau, di tanah berawa atau membentuk hutan kecil di tanah kering sampai basah.
Pohonnya memiliki ketinggian 10-20 m, kulit batangnya berlapis-lapis, berwarna putih keabu-abuan dengan permukaan kulit yang terkelupas tidak beraturan. Batang pohonnya tidak terlalu besar, dengan percabangan yang menggantung ke bawah. Daun tunggal, agak tebal seperti kulit, bertangkai pendek, letak berseling. Helaian daun berbentuk jorong atau lanset, panjang 4,5- 15 cm, lebar 0,75-4 cm, ujung dan pangkalnya runcing, tepi rata, tulang daun hampir sejajar. Permukaan daun berambut, warna hijau kelabu sampai hijau kecoklatan, Daun bila diremas atau dimemarkan berbau minyak kayu putih.
Perbungaan majemuk bentuk bulir, bunga berbentuk seperti lonceng, daun mahkota warna putih, kepala putik berwarna putih kekuningan, keluar di ujung percabangan. Buah panjang 2,5-3 mm, lebar 3-4 mm, warnanya coklat muda sampai coklat tua. Bijinya halus, sangat ringan seperti sekam, berwarna kuning. Buahnya sebagai obat tradisional disebut merica bolong. Ada beberapa varietas pohon kayu putih. Ada yang kayunya berwarna merah, dan ada yang kayunya berwarna putih. Rumphius membedakan kayu putih dalam varietas daun besar dan varietas daun kecil. Varietas yang berdaun kecil, yang digunakan untuk membuat minyak kayu putih. Daunnya, melalui proses penyulingan, akan menghasilkan minyak atsiri yang disebut minyak kayu putih, yang warnanya kekuning-kuningan sampai kehijau- hijauan. Perbanyakan dengan biji atau tunas akar.
Adapun sifat kimiawi dan efek farmakologis dari kayu putih ini, yaitu pada bagian kulit pohon: tawar, netral. Zat ini berfungsi sebagai penenang. Untuk bagian daun: pedas, kelat, hangat. Kandungan ini dapat menghilangkan sakit (analgetik), peluruh keringat (diaforetik), anti rheumatik, peluruh kentut (karminatif, pereda kolik (spasmolitik). Pada buahnya: berbau aromatis dan pedas. Kandungan ini dapat meningkatkan napsu makan (stomakik), karminatif, dan obat sakit perut. Sementara itu, dilihat dari kandungan kimianya, tubuhan kayu putih ini pada bagian kulit pohon mengandung: lignin, melaleucin. Daun: minyak atsiri, terdiri dari sineol 50%-65%, alfa-terpineol, valeraldehida dan benzaldehida.
Dari kandungannya itu, kayu putih pada semua bagiannya dapat digunakan untuk mengobati berbagai penyakit, sehingga banyak masyarakat yang menyebutnya dengan si putih yang “memutihkan” berbagai penyakit.