Kolom Arafat Chanel (3)
Arafat || Channel Telegram:
TRUK
Kemarin kondisi jalan tol cukup penuh ya, kebetulan saya baru saja pulang dari Cirebon menuju Jakarta. Tetapi di tengah jalan ramai seperti itu, justru jadi hiburan tersendiri buat anak-anak saya, terutama Ali si bungsu. Sebab kesempatan untuknya setiap kali melihat truk yang lewat, dia menghitung jumlah ban yang digunakan truk tersebut. Maklumlah Ali baru bisa berhitung.
Ternyata setiap truk dilengkapi ban yang berbeda-beda jumlahnya loh. Mulai dari truk berukuran normal, dengan empat pasang ban, sampai truk super besar yang memiliki dua belas pasang ban.
Ban sebanyak itu tentu saja menjadi suatu kebutuhan bagi truk yang harus menempuh perjalanan membawa beban yang beratnya sampai berton-ton.
Filosopi truk ini sungguh tidak jauh berbeda dengan hidup kita di dunia. Sepanjang perjalanan hidup, kebutuhan kita senantiasa bertambah kan? Dulu saat kita hidup sendiri, tentu berbeda kebutuhannya dengan sekarang setelah menikah.
Kemudian setelah dikaruniai anak, kebutuhan kita akan berbeda lagi dibanding saat baru menikah. Apalagi saat anak bertambah besar, satu demi satu kebutuhan kita menjadi lebih banyak.
Sesuai dengan filosofi truk itulah memang sudah selayaknya kita menambah ketakwaan kita kepada Allah. Salah satunya dengan memperbaiki ibadah-ibadah kita.
Jika dulu shalat kita begitu terburu-buru, maka memang sudah selayaknya hari ini kita belajar untuk shalat lebih tenang dan lebih khusyu.
Jika dulu Dhuha kita baru empat rakaat, maka mulailah berusaha memasangnya menjadi delapan rakaat, agar ban yang terpasang ini bisa dengan seimbang membawa beban truk kehidupan kita yang kian hari kian bertambah.
Jangan pernah berhenti menjadi muslim yang lebih baik setiap harinya, sampai perjalanan hidup kita ini sampai ke tujuan.
Salam Hijrah.
⏰ Waktunya bangun dan berubah dari tidur panjang kita!
SUPERMARKET
Pernahkah kita datang ke supermarket untuk mencari satu barang yang kita butuhkan, tetapi saat barang yang kita cari tidak ada, justru kita belanja barang lain yang sebenarnya tidak terlalu penting buat kita dan bahkan bersifat konsumtif.
Mengapa bisa demikian? Karena kita perginya ke supermarket, tempat dimana semua barang dipajang disana. Apapun pasti kelihatan oleh mata kita. Sehingga mau tidak mau, kita akan terpengaruh juga oleh barang-barang yang sebenarnya tidak kita cari.
Contoh supermarket tersebut adalah padanan yang cocok jika kita mau membayangkan medsos. Sebab saat kita berinteraksi di medsos, sebenarnya kita hanya ingin mencari hal-hal yang bermanfaat untuk diri kita.
Tetapi karena medsos adalah tempat dimana semua tulisan pasti ada disana, apapun pasti kelihatan oleh mata kita. Sehingga mau tidak mau, kita akan terpengaruh juga oleh tulisan-tulisan dan komentar yang sebenarnya tidak kita cari. Bahkan bersifat melemahkan diri kita sendiri.
Bayangkan betapa bebasnya orang lain berkomentar tidak santun di medsos. Sebagian lagi menuliskan ujaran-ujaran fitnah. Bahkan ada saja seseorang yang mengimani agama lain, tetapi di medsos dia memfitnah seorang ulama dari agama Islam. Ada apa ini? Mau merusak kerukunan umat beragama di negeri tercinta kami?
Ah, sudahlah biar itu menjadi urusan dia. Tetapi yang menjadi urusan kita adalah bagaimana agar kita, keluarga yang kita cintai, dan sahabat yang kita sayangi, tidak terpengaruh dengan sisi tidak positif dari medsos.
Ingatlah untuk selalu memilah-milah di channel mana yang kita ikuti. Pastikan channel tersebut yang memberdayakan diri kita, dan memuliakan orang lain. Channel yang sejuk, dimana kita selalu bersemangat menjadi lebih baik setiap hari.
Saya sendiri selalu ambil bagian untuk mengajak sahabat-sahabat saya agar mereka mendapat manfaat dari channel yang seperti ini, contohnya channel guru saya @rahasiamagnetrezeki. Sudah saatnya kita mengajak orang lain untuk bersikap bijaksana dengan medsos.
Salam Hijrah.
⏰ Waktunya bangun dan berubah dari tidur panjang kita!
QUALITY CONTROL
“Ente tinggal dimana sekarang?”
“Masih sama di Karawang”
“Kerjaan gimana?”
“Alhamdulillah masih betah jadi QC di kantor yang lama”
Begitulah salah satu obrolan saya sama teman kuliah yang sudah lama gak ketemu. Namanya juga kuliah jurusan Kimia, rata-rata teman saya memang bekerja pada posisi QC.
Setiap hari meninjau proses produksi, dan memastikan produk yang dihasilkan sesuai dengan standar kualitas yang diharapkan.
Selain para lulusan Kimia, semua muslim seperti kita sebenarnya menduduki posisi QC juga. Hanya bedanya bukan bekerja kepada perusahaan, tetapi bekerja (beribadah) kepada Allah.
Setiap hari kita meninjau diri sendiri, dan memastikan produk (ibadah) yang dihasilkan sesuai dengan standar kualitas yang diharapkan Allah. Jika belum sesuai dengan standar? Ya sempurnakan dengan ibadah-ibadah sunnah.
Karena itulah, saat kita selesai shalat, cobalah jangan buru-buru bangun. Duduk dulu sejenak, membaca zikir-zikir setelah shalat, kemudian membaca doa setelah shalat. Salah satu doanya kita mohon kepada Allah,
“Ya Allah shalat saya ini masih banyak kekurangannya, maka tutupilah kekurangan itu dengan rahmatMu”
Jika produk yang diberikan kepada konsumen saja harus melalui proses QC, maka lebih perlu lagi ibadah yang kita persembahkan kepada Allah. Benar kan?
Salam Hijrah.
⏰ Waktunya bangun dan berubah dari tidur panjang kita!
IPA
Adakah saudara yang masih mengingat masa-masa sekolah sd dulu? Masa dimana siaran tv hanya TVRI, dengan film Unyil yang paling kita tunggu setiap minggu pagi.
Masa dimana uang jajan seratus rupiah sehari, itu sudah bisa beli cilok bumbu kacang dan es teh manis, karena masing-masing hanya seharga lima puluh rupiah! Saudara ingat kan?
Ada satu momen yang saya ingat saat kelas 1 sd. Waktu itu teman saya bilang bahwa yang termasuk mahluk hidup hanya manusia dan hewan. Tentu saya bantah dia dengan mengatakan tumbuhan juga mahluk hidup.
Eh, dia tetap gak percaya. Katanya tumbuhan gak pernah ngomong tuh, lagipula mana mukanya, tangannya, kakinya? Hehehe namanya juga perdebatan anak kecil.
Akhirnya kebetulan pas bu guru kami menerangkan pelajaran IPA, bahwa tumbuhan juga mahluk hidup. Karena ciri mahluk hidup secara umum adalah bertumbuh, berkembang biak, dan beradaptasi dengan lingkungan. Yes, saya menang.
Lihatlah sekali lagi, ciri mahluk hidup adalah bertumbuh. Iya, tumbuh, dari hari ke hari, dari tahun ke tahun. Sudahkah kita memiliki sifat ini?
Sudahkah akhlak kita bertumbuh semakin lebih mulia? Sudahkah pribadi kita bertumbuh semakin lebih produktif? Sudahkah ibadah harian kita bertumbuh semakin lebih dekat mencontoh Rasulullah? Sudahkah kita bertumbuh?
Atau jangan-jangan hidup kita statis. Perilaku kita begini-begini saja. Ibadah harian kita tidak ada penambahan. Kalau sudah begini ceritanya, masih pantaskah kita disebut mahluk hidup?
Salam Hijrah.
⏰ Waktunya bangun dan berubah dari tidur panjang kita!
NAPAK TILAS
Saudara sudah pernah menginjakkan kaki ke tanah suci? Baik perjalanan haji maupun umroh, pasti juga menyempatkan diri melihat peninggalan-peninggalan bersejarah Rasulullah.
Seperti di Mekkah ada tempat kelahiran Nabi, di Madinah ada tanah Uhud tempat Nabi berperang bersama para sahabat. Tidak lupa melihat masjid-masjid lain yang dibangun oleh Rasulullah.
Bagaimana rasanya? Menyentuh sekali bukan? Karena kita sedang napak tilas dari jejak-jejak perjalanan hidup Rasulullah, manusia yang paling kita cintai seumur hidup kita.
Lalu seandainya kita belum pernah melakukan perjalanan kesana? Atau kita rindu ingin kembali bernapak tilas dengan kehidupan Rasulullah tetapi belum ada kesempatan lagi pergi kesana?
Jangan khawatir, bangun saja di malam hari untuk mengerjakan shalat tahajud. Nikmatilah shalat malam ini, sebab shalat ini begitu bersejarah dalam kehidupan Rasulullah. Shalat dimana dulu kedua kaki Beliau yang mulia menjadi bengkak.
Shalat tahajud ini pula yang pertama kali menjadi shalat fardhu, saat turunnya wahyu dalam surat Al-Muzammil, lalu kemudian menjadi shalat sunnah. Sungguh banyak sekali kesan yang ditinggalkan shalat tahajud di hati Sang Rasul.
Jadi siapa ingin napak tilas dari jejak-jejak perjalanan hidup Rasulullah, bangunlah di malam hari. Dari titik inilah kisah indah sejarah Rasulullah dimulai.
Salam Hijrah.
⏰ Waktunya bangun dan berubah dari tidur panjang kita!
BRANDED
Belum lama ini seorang sahabat memberi saya hadiah sebuah jam tangan keren bermerk Ben Sherman. Barang branded seperti itu tentu tidak murah harganya.
Sebelumnya juga saya menerima hadiah dengan merk Nautica, Fossil, dan sebagainya. Jadi kalau saudara melihat saya sedang memakai barang mahal, tak perlu rendah diri ya, kemungkinan besar itu cuma hadiah. Hehehe.
Tetapi saya bukan mau bicara merk, hanya ingin menilai diri sendiri saja, saat menerima pemberian tersebut, apakah saya semakin senang dengan sang sahabat yang memberikannya atau tidak? Apakah semakin dekat atau justru semakin jauh?
Sepanjang yang saya ingat sih justru saya semakin senang dengan mereka. Semakin dekat dan semakin sering ngobrol. Masa sih ada orang yang dengan ikhlas memberikan kita hadiah justru kita jauhi.
Betapapun gembiranya saya dengan hadiah-hadiah mahal tersebut, tetap saja saya lebih gembira memiliki sahabat yang begitu perhatian kepada saya.
Anehnya mengapa kita justru semakin jauh dari Allah saat kita semakin berlimpah mendapat nikmatNya. Saat banyak uang, malah banyak kesibukan dan banyak lalai dengan perintah Allah. Padahal nikmat-nikmat itu semata hadiah yang Allah berikan kepada kita.
Kalau begitu harus menjadi catatan buat diri kita sendiri nih. Jangan mencintai nikmat yang kita terima, tetapi cintailah Yang Memberi Nikmat tersebut.
Salam Hijrah.
⏰ Waktunya bangun dan berubah dari tidur panjang kita!
PUBLIC SPEAKING
Suatu hari seorang penceramah membuka sesi tanya jawab kepada para jamaah. Pertanyaan diawali dari seorang polisi,
“Ustadz saya mau tanya”
“Silahkan pak apa yang ditanyakan”
“Saat saya harus menjaga demo massa, kadang mereka menyerukan takbir Allahu Akbar! nah saya harus jawab apa ustadz?”
“Gampang pak, jawab saja Samiallahu li man hamidah!” 🙂
Menjadi penceramah memang perlu mendalami ilmu tentang public speaking. Tetapi jika ceramah kita berkaitan dengan keagamaan, maka ilmu agama juga tidak boleh ditinggalkan. Jangan sampai terjadi seperti hal di atas, atau juga seperti kejadian berikut ini,
“Ustadz bagaimana hukumnya mendoakan orang mati?”
“Dilarang pak”
“Mengapa dilarang ustadz?”
” Loh ya jelas toh masa mendoakan orang biar mati, yang benar itu orang didoakan biar panjang umur, sehat, banyak rezeki. Kalau bapak mendoakan orang mati, bisa marah nanti orang itu pak” 🙂
Inilah akibatnya jika seorang penceramah tidak mau berusaha mendalami ilmu agama juga, bisa seenaknya bicara nanti dia. Hehehe.
Salam Hijrah.
⏰ Waktunya bangun dan berubah dari tidur panjang kita!
JEANS
Saya selalu iri dengan para kyai, yang kemana-mana pakai sarung, baju koko, dan peci. Saat duduk mengajar ngaji mereka membuka kitab-kitab bahasa Arab, adapun saat berdiri untuk berceramah mereka berbicara dengan penuh wibawa.
Saya selalu ingin menjadi seperti mereka, atau sekurangnya menjadi orang-orang yang selalu berada bersama mereka. Saya lihat semua orang mencintai dan menghormati mereka.
Tetapi hari ini saya justru iri dengan seorang pemuda tanpa sarung, dan tanpa peci. Bahkan sebaliknya fashionable sekali. Celana jeans, lengkap dengan kemeja casual yang digulung lengan bajunya.
Saya iri karena sang pemuda begitu tulus memuji Rasulullah dengan lantunan syairnya, dan dengan pujian itu orang-orang menghargainya.
Dia bahkan berdiri di depan bersama ulama besar di abad ini, Al-Habib Umar bin Hafidz. Dia pula yang membuat ratusan penuntut ilmu yang hadir pada hari itu ikut terhanyut dalam alunan cintanya kepada Rasulullah.
Pemuda bernama Musthofa itu benar-benar membuat saya tersadarkan bahwa semua orang bisa mencintai Rasulullah, tanpa melihat darimana asalnya dan pakaian apa yang dikenakannya.
Salam Hijrah.
⏰ Waktunya bangun dan berubah dari tidur panjang kita!
QOMARUN
* قَمَر ٌ قَمَر ٌ قَمَر ٌ سِيدْنَا النَّبِي قَمَرٌ
وَجَمِيلْ وَجَمِيلْ وَجَمِيلْ سِيدْنَا النَّبِي وَجَمِيلْ
Engkau bagaikan bulan wahai Nabi panutan kami,
Yang indah cahayanya
وَرِيْقُ الْمُصْطَفٰى يَشْفِى الْعَلِيْلَا
وَعَيْنُ قَتَدَةٍ خُذْهَا دَلِيْلَا
Percikan dari lisan Nabi adalah obat,
Sahabat Qotadah sebagai buktinya (sakit matanya sembuh karena ditiup Nabi)
تَفَل فِى الْبِئْرِ اَضْحَتْ سَلْسَبِيْلَا
وَصَارَ لِصَحْبِهِ شَهْدًا مُدَامَا
Saat percikan itu jatuh ke sumur,
Airnya berubah menjadi jernih dan diminum para sahabat
*
وَلاَ ظِلُّ لَهُ بَلْ كَانَ نُوْرَا
تَناَلَ الشَّمْسَ مِنْهُ وَالْبُدُوْرَا
Tubuh Nabi tidak memiliki bayangan di siang hari,
Karena cahaya kenabian lebih terang dari cahaya matahari maupun bulan
وَلَمْ يَكُنِ الْهُدٰى لَوْلاَ ظُهُوْرَه
وَكُلُّ الكَوْنِ مِنْ أنْوَارِ طَــهٰ
Tidak mungkin hidayah Islam turun tanpa lahirnya Nabi,
Alam inipun penuh cahaya iman dengan sebab Sang Rasul
*
وَعَرقُ الْمُصْطَفَى لِلطِّيْبِ طِـيْبَا
وَيَثْرِبُ شُرِّفَتْ بِالنُّوْرِ طِيْبَا
وَيُدْهِشُ عِنْدَ طَلعَتِهِ الْحَبِيْبَ
وَاِن جنَّ الْمُشَاهِدْ لَا مَلاَمَا
Keringat Nabi pun wangi semerbak,
Maka jadilah Yatsrib (Madinah) begitu harum dan mulia
SEMUT
Tahukah saudara bahwa cabe itu memiliki jenis yang sangat banyak? The Encyclopedia of Herbs Spices menyebutkan ada ratusan jenis cabe di seluruh dunia.
Bahkan dalam satu negara saja bisa memiliki koleksi cabe hingga 200 jenis, contohnya di Meksiko.
Lain cabe lain pula semut. Jumlah spesies semut di dunia diperkirakan sekitar dua puluh ribu dan dua belas ribu di antaranya telah diketahui oleh sains.
Tidak ada satupun tumbuhan maupun hewan yang hanya memiliki satu jenis. Mengapa Allah menciptakan puluhan ribu jenis hanya untuk spesies seperti semut? Bisa jadi agar kita berpikir bahwa apa yang terjadi pada dunia tumbuhan dan hewan tersebut, juga terjadi pada dunia manusia.
Sudah waktunya kita menyadari bahwa manusia juga terdiri dari begitu banyak karakter dalam diri mereka.
Manusia ada yang bersifat penyabar, ada yang terburu-buru. Sebagian pandai bersyukur, sebagian lagi pandai mengeluh. Kita juga mengenal mereka yang begitu santun, dan tidak sedikit yang egois.
Entah berapa puluh ribu watak manusia di dunia ini. Tidak ada yang aneh dengan beranekaragamnya pembawaan setiap manusia yang berbeda-beda. Yang aneh itu jika kita masih memikirkan mereka. Buat apa dipikirin. Bukankah hal ini sesuatu yang alamiah di dunia ini.
Mari kita berhenti melihat kekurangan orang lain, dan fokus memperbaiki kekurangan kita sendiri. Percayalah bahwa semua orang punya keunikannya masing-masing.
Salam Hijrah.
⏰ Waktunya bangun dan berubah dari tidur panjang kita!
CURHAT
Beberapa kali saya sering menjadi pendengar curhatan orang-orang yang menyesal telah melakukan perbuatan yang dilarang oleh Allah. Saya selalu mendoakan kita semua mendapat ampunan dari Allah.
Diantaranya ada yang sudah khilaf telah melakukan perbuatan terlalu jauh dengan kekasihnya, saat mengemukakan alasannya dia bilang, “Saya takut kehilangan kekasih saya bila saya tidak menuruti permintaannya, sebab dia mengancam akan meninggalkan saya”
Ada lagi yang berbisnis dengan menzolimi hak-hak pembelinya, saat menceritakan alasannya juga begitu, “Saya takut kehilangan keuntungan besar bila saya tidak berbohong kepada pelanggan”
Beda lagi dengan kedua kisah di atas, ada pula yang membesarkan usahanya dengan uang riba, alasannya pun tidak jauh berbeda, “Saya takut kehilangan kesempatan bila saya tidak mengambil dana tersebut, sebab usaha saya sedang maju-majunya”
Tapi itu cerita jaman dulu. Sudah berlalu. Apa yang terjadi sekarang? Justru yang dulu di pertahankan, sekarang malah hilang semuanya.
Tidakkah semua ini menjadi pelajaran buat kita, bahwa terkadang kita takut kehilangan sesuatu, sampai-sampai kita tidak takut lagi harus kehilangan Allah.
Kapan kita akan mengerti, bahwa begitu kita kehilangan Allah, justru kita telah kehilangan segala sesuatunya.
Salam Hijrah.
⏰ Waktunya bangun dan berubah dari tidur panjang kita!
CHEAT ENGINE
Ada episode masa kecil saya dimana saya suka sekali bermain game komputer. Biasanya game action atau balapan. Sebaliknya saya tidak terlalu suka game teka-teki, apalagi banyak teks bahasa Inggrisnya. Mungkin itu kali ya, bahasa Inggris saya kurang bagus sampai sekarang. Hehehe.
Pengalaman paling lucu ketika kecil adalah hobi saya menggunakan cheat engine kalau sedang bermain game. Saudara tau kan cheat engine? Yaitu software untuk berbuat curang di dalam game.
Maklumlah dalam game banyak aturannya, tidak boleh ini, tidak boleh itu, semuanya membuat saya kesulitan memenangkan game itu. Begitu mengenal cheat engine, saya bisa berbuat sesuka hati. Apa yang dilarang dalam game itu, bisa saya hapus. Rintangan dalam game yang menyulitkan, bisa saya hilangkan.
Tapi itu dulu ya, saat saya masih anak-anak. Berpikir pun dengan cara pikir anak-anak. Itupun hanya saya lakukan dalam game, bukan di kehidupan nyata. Apalagi menyangkut hukum Allah seperti Al-Quran. Na’uzubillah saya tidak akan berani melakukannya.
Anehnya, sekarang kok ada ya yang memperlakukan Al-Quran seperti sebuah game. Saat dia merasa Al-Quran banyak aturannya, tidak boleh ini, tidak boleh itu, akhirnya dia berbuat sesuka hati.
Ayat-ayat yang tidak sesuai dengan seleranya, dengan mudah dia bilang tidak berlaku lagi. Larangan dalam ayat 51 Al-Maidah pun dengan gampangnya dia bilang sudah dihapuskan.
Lucu ya? Kok mirip ya dengan cara pikir seorang anak-anak? Saudara setuju kan, orang dewasa yang bisa berpikir jernih tidak mungkin melakukannya.
Salam Hijrah.
⏰ Waktunya bangun dan berubah dari tidur panjang kita!
KATA MENUNJUKKAN KITA
Kita menyimpan jutaan kosakata dalam pikiran kita, setiap kali berbicara maka pikiran akan menyeleksi kata yang paling sesuai dengan kepribadian kita, kemudian kata yang terpilih itulah yang akhirnya terucap.
Jadi bukan satu kebetulan kita berbicara dengan kata-kata yang keluar dari lisan kita, melainkan memang menunjukkan siapa kita.
Coba lihat kata-kata yang diucapkan oleh Nabi Musa saat menegur Firaun dalam surat An-Naziaat 18, betul-betul menunjukkan kelas seorang Nabi.
هَلْ لَكَ إِلَى أَنْ تَزَكَّى ؟
“Adakah keinginan bagimu untuk membersihkan diri?”
Kalimat tersebut yang diucapkan Nabi Musa untuk menggantikan ucapan “Bertaubatlah kamu!” tetapi Nabi Musa lebih memilih kata ‘membersihkan diri’ karena begitulah, kepribadian Beliau adalah seorang Nabi yang bersih hatinya. Jadi kata memang menunjukkan siapa kita.
Masih mau contoh satu lagi? Berikutnya adalah kata-kata Nabi Yusuf saat dipenjara dalam surat Yusuf 33,
السِّجْنُ أَحَبُّ إِلَيَّ مِمَّا يَدْعُونَنِي إِلَيْهِ
“Penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka kepadaku”
Mengapa Nabi Yusuf tidak mengucapkan ‘berzina’ tetapi dipilihnya kalimat yang tersirat seperti itu. Apalagi alasannya kalau bukan menunjukkan kepribadian Beliau yang santun.
Jadi, tunggu apalagi. Mulai hari ini pilihlah kata-kata apa yang akan kita ucapkan. Karena kata menunjukkan kita.
Salam Hijrah.
⏰ Waktunya bangun dan berubah dari tidur panjang kita!
YUK LEBIH HATI-HATI
Saudaraku, sebentar lagi masuk bulan Rajab, lalu berikutnya masuk bulan Sya’ban, kemudian masuk lagi bulan Ramadhan. Tentu pada bulan-bulan itu kita ingin berbagi kebaikan berupa inspirasi-inspirasi kepada seluruh sahabat di media sosial kita.
Hanya akan lebih bijaksana lagi, bila inspirasi tersebut berupa hadist, kita pastikan dulu hadist tersebut betul datang dari Rasulullah. Sebab tidak sedikit di media sosial kita bersebaran hadist-hadist palsu yang tidak bisa di pertanggungjawabkan.
Misalnya hadist tentang keutamaan memberi tahu masuknya awal bulan.
Sebagaimana dijelaskan oleh Imam Syaukani dalam kitab Al-Fawaid Al-Majmu’ah, hlm. 215
Redaksi (yang katanya) hadist tersebut:
مَن يبارك الـناس بهذا الشهر الفضيل….تحرم عليه النار
“Barang siapa yang memberitahukan berita masuknya bulan …. kepada yang lain, maka haram api neraka baginya”
[Tanpa Riwayat]
Hampir setiap bulan ada saja yang share tentang hadist ini, tetapi redaksi kalimatnya di modifikasi menyesuaikan bulan yang mau datang.
Maka marilah bijaksana menyebarkan nasihat karena salah-salah kita justru mendapatkan dosa dusta sebagaimana diperingatkan Rasulullah :
إِنَّ كَذِباً عَلَيَّ لَيْسَ كَكَذِبٍ عَلَى أَحَدٍ فَمَنْ كَذَبَ عَلَيَّ مُتَعَمِّداً فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنَ النَّارِ.
“Sesungguhnya berdusta atas namaku tidaklah sama seperti berdusta atas nama orang lain. Barangsiapa berdusta atas namaku dengan sengaja, maka hendaklah ia mengambil tempat duduknya dari neraka.”
[Hadist Riwayat Bukhari]
Salam Hijrah.
⏰ Waktunya bangun dan berubah dari tidur panjang kita!
TIPS DISUKAI TEMAN
Saudara pasti sering kedatangan teman yang main ke rumah kan. Berapa lama biasanya kita merasa nyaman ngobrol sama teman kita? Tergantung topik pembicaraannya juga ya. Kalau dia ngobrolin hal yang kita suka, bisa ngobrol lama sampai habis teh dan kopi bergelas-gelas.
Tetapi kalau tema pembicaraannya sesuatu yang kita gak suka, apalagi gak nyambung, ya wassalam deh paling hanya sebentar sudah gak nyaman. Ini namanya teman yang kurang sensitif sama kita.
Nah itu sedikit tips jika kita ingin disukai teman, carilah tema pembicaraan yang dia sukai kita membahasnya.
Tips ini juga menjadi jawaban jika kita ingin saat kita berdoa kepada Allah, maka Allah menyukai doa-doa kita, dan pastinya kemudian Allah mengabulkan doa-doa kita. Bagaimana tipsnya? Sebutlah dalam doa-doa kita tersebut apa yang disukai oleh Allah.
Diantaranya, Allah suka saat kita berdoa dengan menyebut Asmaul Husna. Kemudian Allah suka saat kita berdoa membaca shalawat kepada Nabi di awal dan di akhir doa kita.
Kalau selama ini kita melihat doa-doa kita belum dikabulkan oleh Allah, bisa jadi karena kita kurang sensitif dengan adab-adab berdoa yang dicintai oleh Allah.
Salam Hijrah.
⏰ Waktunya bangun dan berubah dari tidur panjang kita!
AWAL DARI SEBUAH CERITA
Kemarin saya bertaziyah kepada sahabat saya yang kehilangan putra kecilnya yang baru saja lahir. Iya, putranya baru beberapa menit lahir ke dunia, sempat menangis sebentar, setelah itu berpulang ke rahmatullah untuk selamanya.
Bagi si kecil yang lucu itu, dunia ini hanya alam persinggahan yang hanya sesaat. Benar-benar sesaat. Baru saja dia berpindah dari kegelapan alam rahim, sekarang sudah harus berpindah lagi kepada kegelapan alan kubur. Tetapi insya Allah si kecil masih suci, belum punya dosa, kuburnya pasti lapang dan terang benderang. Amiin.
Tidak hanya bagi si kecil, bagi kita semua dunia ini juga hanya alam persinggahan yang sesaat. Kita hanya numpang lewat di dunia ini, kemudian menuju ke alam kubur.
Bagaimana dengan kubur kita? Sudahkah kita siap jika kubur memanggil? Ketahuilah tiga hal yang akan menimpa kita disana. Pertama, kubur itu sempit. Kedua, kubur itu sepi. Ketiga, kubur itu gelap.
Janganlah untuk benar-benar tinggal di alam kubur, untuk membayangkannya saja kita tidak sanggup. Selama ini kita hidup di dunia yang nyata, dan alam kubur hanya sebuah cerita. Tetapi saat kematian datang, dunia ini tinggal cerita, dan alam kubur menjadi nyata.
Oh iya, saya teringat pernah melihat sebuah video tentang seseorang di Emirat Arab yang ingin tau bagaimana rasanya saat dia terbaring kaku di alam kubur kelak. Di bawah pengawasan medis dan tim ahli, dia merasakan alam kubur selama 20 menit.
Setelah semuanya selesai, wajahnya pucat, dipeluknya orang yang terdekat dengannya, diingatnya betapa banyak dosanya kepada Allah, sungguh tidak ada yang lebih menakutkan daripada terbaring sendiri di alam kubur yang gelap dan sempit seperti itu. Manusia hidup hanya menunggu giliran saja. Termasuk kita.
Salam Hijrah.
⏰ Waktunya bangun dan berubah dari tidur panjang kita!
BETAPA MULIA ENGKAU
Seluruh Nabi dan Rasul diberikan mukjizat oleh Allah, yaitu kejadian luar biasa yang tidak mungkin diterima oleh logika manusia. Mukjizat tersebut berfungsi sebagai bukti kenabian.
Walaupun seluruh Nabi menerima mukjizat, tetapi Allah tetap mengistimewakan mukjizat khusus kepada Rasulullah tidak sama dengan mukjizat yang diberikan para Nabi yang lain. Apa yang berhubungan dengan Rasulullah selalu lebih tinggi, walaupun sekilas tampak sama.
Nabi Musa diberikan mukjizat bisa membelah lautan, maka Rasulullah lebih hebat lagi bisa membelah bulan. Hari ini manusia sudah bisa membelah lautan dengan membangun jembatan antar pulau di atas laut, tetapi belum ada manusia yang mampu membelah bulan.
Mukjizat Nabi Soleh yaitu terbelahnya batu menjadi dua, kemudian dari dalam batu tersebut keluar seekor unta yang gemuk. Unta itulah dia salah satu hewan yang akan masuk surga. Bagaimana dengan batunya? Apakah batu tersebut masuk surga juga? Wallahu a’lam saya belum pernah dengar batu tersebut mendapat jaminan surga juga.
Tetapi lihatlah mukjizat Rasulullah, saat perang Uhud berkecamuk, gunung Uhud membantu pasukan muslimin dengan meruntuhkan sebagian batu-batunya kepada barisan tentara musyrik. Sehingga Rasulullah menjamin gunung Uhud akan masuk surga. Allahu Akbar! Ada batu masuk surga dengan sebab Rasulullah!
Sesungguhnya kita ini manusia, kita lebih berhak untuk masuk surga. Yaitu dengan selalu meneladani Rasulullah.
Salam Hijrah.
⏰ Waktunya bangun dan berubah dari tidur panjang kita!
SI BAPAK TUA
Ini hanya sebuah kisah tentang si bapak tua yang tinggal di lingkungan kami. Beliau hidup sederhana di sebuah rumah yang kecil bersama keluarganya.
Walaupun bukan seorang pakar dalam agama, tetapi ramai orang memanggilnya sebagai Ustadz, karena dulu Beliau suka mengajar anak-anak kecil mengenal huruf hijaiyah. Bahkan sering dipercaya menjadi imam shalat berjamaah di masjid.
Sampai suatu hari, berkunjunglah sekelompok orang ke rumahnya. Menawarkan uang yang jumlahnya juga tidak seberapa. Apa yang harus ia jual dengan uang itu? Apalagi kalau bukan keberpihakannya. Selama ini si bapak tua berpihak kepada Al-Quran, sampai mengajarkan anak-anak di lingkungan kami membaca Al-Quran.
Tapi sekarang keberpihakannya sudah terbeli. Al-Quran bukan lagi kalam Allah yang suci dan mulia baginya. Sebab kini dia berpihak kepada para penista Al-Quran dan kelompoknya. Bahkan dia menghasut ramai orang agar bergabung dengan kelompoknya itu, yang telah terang-terangan menjadikan ayat-ayat Al-Quran sebagai bahan olok-olok.
Beberapa sesepuh menasihatinya dari hati ke hati. Apalah artinya uang yang tidak seberapa. Uang tidak bisa menggantikan Al-Quran untuk menyelamatkan di alam kubur, di padang mahsyar, di yaumil hisab, di jembatan siroth, dan di negeri yang abadi surga atau neraka.
Tetapi si bapak tua tidak bergeming. Dia sudah bukan yang dulu lagi. Sekarang baginya uang adalah segalanya. Tidak berguna nasihat baginya.
Setelah mengetahui kisahnya, saya langsung memeluk anak-anak saya dengan pelukan sangat erat,
“Nak, saat Abi dan Umi sudah tiada, berjanjilah untuk tetap memuliakan Al-Quran, dan berpihaklah kepada orang yang memuliakannya”
Salam Hijrah.
⏰ Waktunya bangun dan berubah dari tidur panjang kita!
TANGGAL BERAPA SEKARANG?
Pernah kan kita bertanya sama orang lain, hari ini hari apa ya? Atau sekarang tanggal berapa ya? Mengapa kita perlu tau hari atau tanggal saat ini? Bisa jadi karena kita sudah punya satu rencana di hari tersebut, atau bisa juga cuma sekedar pengen tau aja padahal tidak ada sesuatu yang penting.
Apakah kita termasuk tipe orang yang tidak memiliki sesuatu yang penting setiap hari? Apakah semua hari sama saja buat kita sehingga saat hari-hari kita terbuang percuma, kita tidak merasa ada sesuatu yang salah? Toh besok hari yang sama akan datang lagi.
Kita hidup bagai terperangkap di dalam botol. Padahal kenyataannya kita hidup di alam semesta yang sangat luas. Kita mengira semua hari sama saja. Padahal hari-hari kita bagaikan air sungai. Kita tidak bisa menyentuh air yang sama dua kali, karena sungai mengalir terus!
Setiap hari adalah sangat istimewa bagi kita. Untuk apa? untuk memperbaiki diri. Jangan menunggu hari yang tepat untuk memulai perubahan, sebab semua hari adalah hari yang tepat.
Saya ingat pernah diberi hadiah sarung BHS yang sangat mahal dari bibi saya. Sarung itu masih terbungkus rapi, bahkan merknya masih menempel. Sedianya sarung itu milik paman yang akan dipakainya suatu hari nanti, tapi paman keburu wafat. Paman menunggu hari yang tepat untuk memakai sarung itu, ternyata justru tidak terpakai selamanya.
Masihkah kita menunggu hari yang tepat untuk memulai sebuah kebiasaan baru? Apa yang membuat kita merasa hari ini bukan hari yang tepat?
Ngomong-ngomong saat saya bertanya tanggal berapa sekarang, rupanya sudah tanggal 1 April. Artinya seperempat tahun sudah berlalu. Perubahan apa yang sudah kita capai selama itu? Atau jangan-jangan selama seperempat tahun pekerjaan kita hanya menunggu hari yang tepat.
Salam Hijrah.
⏰ Waktunya bangun dan berubah dari tidur panjang kita!
19/4
Malam tadi di group ada yang posting tentang cagub yang akan dipilih rakyat ibukota pada 19 April nanti. Menurut saudara, siapa yang akan menjaring suara rakyat terbanyak?
Tergantung dari sudut pandang apa saudara memperkirakannya. Jika saudara ahli politik, tentu akan melihat peluang unggul ada pada cagub yang politiknya cerdas merangkul semua kalangan, bukan hanya mengandalkan dukungan penguasa.
Adapun bagi pemerhati sosial, pastinya menilai peluang unggul ada pada cagub yang santun dan memihak kepada rakyat kecil, bukan hanya pandai berkata kasar hanya karena kita orang miskin. Kebutuhan bisa dibeli, tetapi harga diri tidak mungkin dibeli.
Masing-masing punya penilaian sendiri tergantung kompetensinya. Semuanya faktor bumi, belum ada yang melihat dari sisi faktor langit. Saat saya ditanya peluang siapa yang memenangkan pilkada putaran kedua ini saya begitu yakin dengan faktor langit, yaitu doa.
“Yang akan dimenangkan Allah pada 19/4 adalah cagub yang didoakan oleh seluruh kaum muslimin se-Indonesia. Insya Allah saya seratus persen sangat yakin hal tersebut”
“Bagaimana Ustadz begitu yakin doa kaum muslimin dikabulkan oleh Allah?”
“Tidakkah kita memperhatikan jika merujuk kepada Al-Quran Surat 19/4 merupakan isyarat yang begitu jelas?”
وَلَمْ أَكُنْ بِدُعَائِكَ رَبِّ شَقِيًّا
Wahai Tuhanku, aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada Engkau (Q.S. Maryam:4)
Allahu Akbar! Mengapa kita ragu dari petunjuk yang begitu menggetarkan itu? Saya sendiri luluh membaca ayat tersebut, dan sejak detik ini saya perbaharui baiksangka kepada Allah sepenuh-penuhnya, tanpa memberi celah keraguan setitikpun, bahwa Allah pasti mengabulkan doa kaum muslimin. Amiin.
Salam Hijrah.
⏰ Waktunya bangun dan berubah dari tidur panjang kita!
SARANG BURUNG
Pernah melihat sarang burung di atas pohon kan? Entahlah kalau saudara tinggal di kota besar seperti saya, tetapi jika tinggal di pedesaan pasti pernah melihatnya.
Adakah sesuatu yang aneh dari sarang burung tersebut? Menurut saya sih gak ada yang aneh. Tapi sejak saya membaca tulisan Harun Yahya, barulah saya merasakan keanehan itu. Mengapa burung yang begitu bebas terbang sejauh-jauhnya kemanapun juga, dia akhirnya tetap kembali ke sarangnya lagi di pohon yang sama?
Kutipan asli dari Harun Yahya seperti ini, “I always wonder why birds choose to stay in the same place when they can fly anywhere on the earth, then I ask myself the same question”
Duh, kenapa saya harus membaca tulisan ini sih? Jadi saya ikut berpikir keras mencari jawabannya. Kenapa burung itu harus kembali lagi? Kenapa?
Alhamdulillah, saya menemukan jawabannya dalam surat Hud ayat 6 dimana Allah berfirman,
وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الأرض إِلا عَلَى الله رِزْقُهَا
(Sesungguhnya setiap yang bernyawa di bumi ini telah dijamin rezekinya oleh Allah)
Nah, ini jawabannya. Rupanya burung pun diberikan insting oleh Allah bahwa dia sudah dijamin rezekinya di pohon tempat sarangnya berada tersebut. Si burung telah merasa tenang dengan rezeki yang dijamin oleh Allah, itulah sebabnya dia akan terus kembali kesana. Karena dia mencari ketenangan!
Berarti kita juga harus belajar dari burung. Tak perlulah kita menghindar dari rezeki Allah yang halal. Kembalilah kepada rezeki yang halal, karena disitu terdapat ketenangan!
Salam Hijrah.
⏰ Waktunya bangun dan berubah dari tidur panjang kita!
HIDUPLAH SEPERTI LEBAH
Siklus hidup lebah bisa dibilang singkat, paling lama lebah hidup selama 24 hari. Selama itu ia menghisap nektar dari satu bunga ke bunga yang lain, melalui alat penghisap yang berbentuk seperti jarum di kepalanya. Nektar inilah yang nantinya akan menjadi madu.
Tetapi tahukah saudara, saat lebah menghisap madu, ketiga pasang kakinya menempel di satu bunga tersebut membawa serbuk sari juga, sehingga saat lebah itu terbang ke bunga yang lain, serbuk sari yang menempel di kaki lebah itu berterbangan di taman bunga, dan membantu penyerbukan bunga-bunga lain di seluruh taman.
Tentu saja hal ini menyebabkan bunga bermekaran dengan sangat indahnya sepanjang musim. Bukankah hal ini menakjubkan? Lebah yang hidupnya singkat, tetapi mampu meninggalkan jejak keindahan yang lebih lama.
Manusia juga demikian, hidupnya cukup singkat. Tetapi diantara manusia ada yang seperti lebah, walaupun mereka sudah tiada, tetapi mereka meninggalkan jejak keindahan di alam dunia, yang berlangsung begitu lama lebih panjang dari usia mereka sendiri.
Sudahkah kita mempersiapkan jejak apa yang akan kita tinggalkan bila kita nanti harus meninggalkan dunia ini?
Salam Hijrah.
⏰ Waktunya bangun dan berubah dari tidur panjang kita!
DUNIA YANG SEBENARNYA
Seorang Ustadz sedang mengadakan pengajian di rumahnya. Karena jamaah yang hadir begitu banyak, akhirnya sampai meluber ke jalan. Maka jalan tersebut di tutup sambil dipasang pengumuman disana, “Maaf perjalanan Anda terganggu, sedang ada pengajian”.
Seorang bapak kebetulan melewati jalan tersebut, membaca pengumuman itu, kemudian dia langsung mengambil hp dan berkomentar di media sosial miliknya,
“Dasar orang-orang tidak tau diri. Ini kan jalan umum, kenapa harus mengorbankan kepentingan orang banyak hanya untuk pengajian seperti itu. Benar-benar menyebalkan!”
Tidak beberapa lama lewat lagi bapak yang kedua, dia juga sama membaca pengumuman tersebut, mengambil hp dan menulis pula di media sosialnya,
“Sungguh indah melihat orang-orang sebanyak itu masih bersemangat mengaji, rute jalan utama pun dialihkan berbelok ke kanan, rupanya rute yang jarang dilalui orang ini sepanjang hari menjadi ramai, pedagang di sepanjang jalan itu serasa mendapat promosi gratis karena banyak orang yang akhirnya mengetahui keberadaan mereka. Mengapa tidak dari dulu ya saya tau ada jalan pintas disini… Alhamdulillah, bersyukur sekali dengan pengajian tersebut”
Begitulah kenyataannya, apa yang terjadi di dunia ini tergantung bagaimana cara kita memandangnya. Ingatlah, bahwa kita tidak hidup di dunia yang berada di luar, melainkan kita hidup di dunia yang berada di dalam pikiran kita sendiri.
Baik saudara berpikir dunia ini menyebalkan, itulah nanti yang akan terjadi. Maupun saudara berpikir dunia ini menakjubkan, itulah pula nanti yang akan terjadi.
Salam Hijrah.
⏰ Waktunya bangun dan berubah dari tidur panjang kita!
PASTA GIGI
Selamat pagi. Saudara sudah pada mandi pagi semua? Jam segini seharusnya sudah ya, sebab sebentar lagi kita harus berangkat ke tempat aktivitas masing-masing. Ada yang ke kantor, ke sekolah, ke toko, dan lain sebagainya.
Ngomong-ngomong soal mandi, apakah saudara menyadari bahwa peralatan mandi itu banyak sekali, padahal tubuh kita hanya satu, tapi alat mandi yang kita gunakan berbeda-beda.
Ada shampo, ada pasta gigi, dan ada sabun. Bahkan sabun pun masih berbeda-beda, ada sabun badan, ada pula sabun khusus wajah.
Saya yakin saudara pasti tau alasannya mengapa alat untuk membersihkan tubuh berbeda-beda? Karena memang kotorannya berbeda. Shampo khusus untuk kotoran yang menempel di rambut. Jangan coba-coba kita gunakan pasta gigi untuk keramas, sebab pasta gigi khusus untuk kotoran yang menempel di gigi. Begitupula sabun. Masing-masing diperuntukkan membersihkan kotoran yang berbeda-beda.
Semua kotoran yang kita sebutkan adalah kotoran yang terlihat. Apakah prinsip yang sama berlaku untuk kotoran yang tidak terlihat (dosa)? Ternyata prinsipnya berlaku juga demikian.
Untuk membersihkan dosa menggunakan taubat, dan kita harus menyadari bahwa taubat ini berbeda-beda tergantung dosanya.
Dosa yang berkaitan dengan hak-hak Allah, taubatnya adalah dengan penyesalan yang sungguh-sungguh.
Adapun dosa yang berkaitan dengan hak-hak orang lain, taubatnya dengan penyesalan yang sungguh-sungguh diikuti meminta maaf kepada orang tersebut. Nah, benar kan berbeda? Jangan dianggap sama ya. Sebab kalau disamakan, seolah-olah kita sedang keramas menggunakan pasta gigi.
Salam Hijrah.
⏰ Waktunya bangun dan berubah dari tidur panjang kita!
SATU HURUFNYA BEGITU MENAKJUBKAN
Hari ini kita akan melihat bersama-sama bahwa Al-Quran adalah ayat-ayat Allah yang sangat detail sampai kepada hal terkecil, tidak ada kesalahan satupun. Bahkan meskipun hanya satu huruf tidak mungkin diletakkan begitu saja tanpa makna.
Saya tantang saudara menemukan satu huruf dalam surat Az-Zumar ini yang terlihat pada ayat 73, tetapi tidak disebutkan pada ayat 71. Padahal kalimatnya sama persis dan arti secara bahasa pun benar-benar sama.
حَتَّىٰ إِذَا جَاءُوهَا فُتِحَتْ أَبْوَابُهَا
Sehingga apabila mereka (orang-orang kafir) telah sampai (ke neraka) dibukakanlah pintu-pintunya [71]
حَتَّىٰ إِذَا جَاءُوهَا وَفُتِحَتْ أَبْوَابُهَا
Sehingga apabila mereka (orang-orang muslim) telah sampai (ke surga) dibukakanlah pintu-pintunya [73]
Saudara berhasil menemukannya? Ya, itulah huruf waw. Padahal jika diterjemahkan, kalimat tersebut memiliki arti yang sama dengan ataupun tanpa menyebutkan huruf waw. Jadi apakah huruf waw itu tidak sengaja tertulis disana? Tentu saja bukan begitu. Lalu apa fungsinya satu huruf tersebut?
Begini, huruf waw itu dalam ilmu Al-Quran disebut sebagai waw samaniyah, atau “waw kedelapan” dimana jika ada ayat yang memperlihatkan waw ini, dapat dipastikan sesuatu yang sedang dijelaskan dalam ayat tersebut jumlahnya delapan.
Jadi adanya waw dalam ayat 73 menunjukkan bahwa pintu surga ada delapan. Sedangkan pada ayat sebelumnya tanpa huruf waw disana berarti pintu neraka jumlahnya bukan delapan. Subhanallah. Tidakkah hal ini sungguh menakjubkan?
Hadist Rasulullah memperkuat lagi penjelasan ini bahwa pintu surga memang berjumlah delapan, sedangkan neraka jumlahnya tujuh pintu.
“Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al-Quran ? Kalau kiranya Al-Quran itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya.” (An Nisa: 82)
Semoga kita semua selalu mencintai dan memuliakan Al-Quran, dan terlindung dari orang-orang yang merendahkan dan menistakan Al-Quran. Amiin.
Salam Hijrah.
⏰ Waktunya bangun dan berubah dari tidur panjang kita!
CONTOH DALAM AYAT LAIN YANG TERDAPAT WAW SAMANIYAH, PADA SURAT AT-TAHRIM : 5
عَسَىٰ رَبُّهُ إِن طَلَّقَكُنَّ أَن يُبْدِلَهُ أَزْوَاجًا خَيْرًا مِّنكُنَّ مُسْلِمَاتٍ مُّؤْمِنَاتٍ قَانِتَاتٍ تَائِبَاتٍ عَابِدَاتٍ سَائِحَاتٍ ثَيِّبَاتٍ وَأَبْكَارًا
Jika Nabi menceraikan kamu, boleh jadi Tuhannya akan memberi ganti kepadanya dengan isteri yang lebih baik daripada kamu; (1) yang patuh, (2) yang beriman, (3) yang taat, (4) yang bertaubat, (5) yang mengerjakan ibadat, (6) yang berpuasa, (7) yang janda dan (8) yang perawan.
SATU KATANYA BEGITU MENAKJUBKAN
Jika kemarin kita telah sama-sama melihat betapa satu huruf dalam Al-Quran ternyata memiliki makna yang demikian detail, maka bagaimana kalau hari ini kita melihat bahwa satu kata dalam Al-Quran juga diperhitungkan dengan sangat sempurna.
Kata yang ingin saya ceritakan kepada saudara adalah kata bahru (lautan) dengan kata barru (daratan). Contohnya terdapat dalam surat Israa ayat 70,
وَ لَقَدْ كَرَّمْنا بَني آدَمَ وَ حَمَلْناهُمْ فِي الْبَرِّ وَ الْبَحْرِ
“Dan sesungguhnya telah Kami muliakan Bani Adam, dan Kami angkut mereka di darat dan di laut”
Tahukah saudara bahwa kata bahru total disebutkan dalam Al-Quran sebanyak 32 kali, adapun kata barru disebutkan sebanyak 13 kali. Saya sendiri belum menghitungnya, hehehe. Tetapi seorang ulama penghafal Quran Sayyid Muhammad bin Alwi telah menghitungnya dan beliau menuliskan dalam sebuah kitab karangannya hasil perhitungan tersebut.
Lalu apa yang istimewa dari 32 dan 13 ini? Yaitu kalau kita jadikan perbandingan dalam persen, maka 32 berbanding 13 itu sama dengan 71,1% berbanding 28,9%.
Bilangan tersebut bukan suatu kebetulan, sebab dengan kecanggihan teknologi hari ini kita bisa mengetahui bahwa luas seluruh lautan di bumi adalah 71%. Nah kalau ini saya sudah melihatnya di wikipedia.
Allahu Akbar. Rupanya perbandingan jumlah kata bahru dengan barru itu sangat sesuai dengan perbandingan luas lautan dengan daratan di planet bumi ini.
“Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al-Quran? Kalau kiranya Al-Quran itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya.” (An-Nisa: 82)
Semoga kita semua selalu mencintai dan memuliakan Al-Quran, dan terlindung dari orang-orang yang merendahkan dan menistakan Al-Quran. Amiin.
Salam Hijrah.
⏰ Waktunya bangun dan berubah dari tidur panjang kita!
SATU AYATNYA BEGITU MENAKJUBKAN
Jika satu huruf saja tidak ada yang sia-sia di dalam Al-Quran, dan satu kata saja di hitung begitu tepat di dalam Al-Quran, maka ini sudah menakjubkan bagi kita. Apalagi jika kita diperlihatkan lagi keajaiban-keajaiban ayat Al-Quran, entahlah kita harus memberikan pujian bagaimana lagi kepada kitab suci kaum muslimin ini.
Saudara pasti sudah mendengar kabar bahwa di samudera nan luas di sana, ada sebuah bagian lautan dimana memiliki dua jenis air yang tidak bercampur menjadi satu.
Sama-sama air laut, dan terayun-ayun ombak yang sama, tetapi memiliki dua jenis air yang terpisah bagaikan disekat sebuah dinding.
Dua lautan yang tidak bercampur itu terletak di Selat Gibraltar, selat yang memisahkan benua Afrika dan Eropa, tepatnya antara negera Maroko dan Spanyol.
Al-Quran 14 abad yang lalu telah menuliskan fenomena ini di beberapa surat, salah satunya dalam surat Al-Furqon ayat 53,
وَهُوَ الَّذِي مَرَجَ الْبَحْرَيْنِ هَذَا عَذْبٌ فُرَاتٌ وَهَذَا مِلْحٌ أُجَاجٌ وَجَعَلَ بَيْنَهُمَا بَرْزَخًا وَحِجْرًا مَحْجُورًا
“Dan Dialah yang membiarkan dua laut mengalir (berdampingan), yang ini tawar lagi segar dan yang lain sangat asin lagi pahit, dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang tidak tembus”
Lihatlah sungguh Al-Quran tidak pernah salah dalam menyampaikan apa-apa yang ada di alam raya ini. Perlu bukti apalagi untuk meyakinkan diri kita ini bahwa Al-Quran benar-benar firman dari Allah Tuhan Pencipta alam raya? Perlu bukti apalagi untuk membuat diri kita ini mau membaca Al-Quran setiap hari?
“Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al-Quran ? Kalau kiranya Al-Quran itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya.” (An Nisa: 82)
Semoga kita semua selalu mencintai dan memuliakan Al-Quran, dan terlindung dari orang-orang yang merendahkan dan menistakan Al-Quran. Amiin.
Salam Hijrah.
⏰ Waktunya bangun dan berubah dari tidur panjang kita!
BRUCE LEE
Apakah saudara mengenal aktor beladiri yang sangat legendaris ini? Di dalam film-film yang ia bintangi, semua musuh dapat dikalahkannya dengan jurus-jurus khas Bruce Lee yang cepat dan kuat. Tidak ada seorangpun yang membuatnya takut.
Tahukah saudara, bahwa dalam kehidupan nyata Bruce Lee ternyata takut pada seseorang. Ya, dia bilang begini; Saya tidak takut pada seseorang yang berlatih 10.000 jenis tendangan sebanyak satu kali, tetapi yang saya takutkan seseorang yang berlatih satu jenis tendangan sebanyak 10.000 kali.
Sungguh tepat apa yang ia katakan itu. Kita tidak akan menjadi apa-apa jika terus mencoba-coba kebiasaan baru. Melihat orang lain rajin shalat dhuha, lalu kita ikuti. Hanya saja kita tidak bertahan lama, dhuha berhenti lalu mencoba puasa senin kamis.
Kebiasaan inipun hanya sementara saja, karena nasihat seseorang agar perbanyak membaca Quran. Selanjutnya begitu saja terus silih berganti sampai kiamat. Kita ingin hidup berubah, tetapi tidak ada yang istiqomah. Bisa gitu?
Pantas tidak ada satupun amalan kita yang bisa menggetarkan langit, karena kita hanya sesekali saja melakukannya. Jangankan untuk menggetarkan langit, untuk membuat Bruce Lee gentar saja tidak bisa.
Jadi, jika ingin Bruce Lee takut dengan saudara, temukan satu kebiasaan baru yang paling baik menurut saudara, kemudian istiqomahlah dalam melaksanakannya.
Salam Hijrah.
⏰ Waktunya bangun dan berubah dari tidur panjang kita!
SABAR..SABAR..
Siang ini di perempatan lampu merah saya berhenti lama sekali. Padahal cuaca panas dan terik. Belum lagi mobil belakang membunyikan klakson terus, dia gak tau apa lampunya masih merah. Lagipula di depan saya masih banyak mobil juga.
Begitu lampu hijau menyala, kita masih belum bisa maju, karena mobil di depan masih terhalang dengan mobil-mobil lain. Rupanya di tengah-tengah perempatan tersebut masih tersendat. Mereka sama-sama berebut duluan dari berbagai arah saling bersilangan. Sampai lampu berganti merah lagi, kita masih belum bergerak maju. Sabar..sabar..
Setidaknya ada hikmahnya; Biar lampu hijau bagaimanapun, kalau ada kendaraan lain menghalangi di depan kita, maka kita tidak akan bisa maju juga. Inilah hikmahnya.
Kok begini doang bisa menjadi hikmah? Iyalah, bisa banget. Keadaan ini mempermudah kita memahami sebuah ayat dalam Al-Quran, yang menceritakan doa Nabi Sulaiman kepada Allah. Begini doanya,
قَالَ رَبِّ اغْفِرْ لِي وَهَبْ لِي مُلْكًا لَّا يَنبَغِي لِأَحَدٍ مِّن بَعْدِي ۖ إِنَّكَ أَنتَ الْوَهَّابُ
Sulaiman berkata, “Ya Tuhanku, ampunilah aku dan anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki oleh seorang juapun sesudahku, Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Pemberi”
(Al-Quran surat Shad ayat 35)
Perhatikan doa tersebut. Bacalah sekali lagi dengan hati-hati. Lihatlah dengan seksama bahwa doa itu diawali dengan istighfar, yaitu permohonan ampun atas dosa yang kita lakukan.
Nabi Sulaiman tidak to the point begitu saja berdoa, karena beliau telah mengerti bahwa doa tidak akan sampai kepada Allah jika ada sesuatu yang menghalangi. Apa yang menghalangi doa? Yaitu dosa. Karena itu Nabi Sulaiman mengajarkan kita untuk menyingkirkan dulu penghalang tersebut.
Padahal pada zaman beliau belum ada mobil, motor, apalagi lampu merah. Tetapi beliau sudah sangat faham bahwa; Biar Allah Maha Mengabulkan doa bagaimanapun, kalau ada dosa lain menghalangi di depan doa kita, maka doa kita tidak akan bisa maju juga. Inilah hikmahnya.
Bersyukur ya tadi siang lampu merah selain mengajarkan kita sabar, juga memberi hikmah adab berdoa kepada Allah. Alhamdulillah.
Salam Hijrah.
⏰ Waktunya bangun dan berubah dari tidur panjang kita!
OMBAK
Tidak semua orang memiliki kenangan emosional pada bulan April. Tetapi bagi kami sekeluarga, bulan April mengingatkan kami kepada sosok ayah, karena ayah kami wafat pada bulan April, dua belas tahun silam.
Banyak sekali teladan baik yang saya lihat dari ayah. Salah satunya adalah momen dimana ayah mengantarkan saya ke kediaman Kyai Munzir Tamam di Klender, Jakarta Timur.
Saat itu ayah menitipkan saya kepada Kyai untuk mengaji dengan beliau. Kyai pun menerima saya dengan senang hati untuk menerima pendidikan darinya. Ah, indah sekali mengenang kejadian puluhan tahun yang lalu itu. Begitu indahnya sampai saya masih mengingatnya hingga hari ini.
Zaman begitu cepat berubah. Entahlah di zaman sekarang ini masih adakah seorang ayah yang menitipkan anaknya kepada para guru ngaji untuk dididik oleh mereka. Sebab para ayah hari ini lebih sibuk mencarikan kursus yang mahal untuk anak-anaknya.
Masih adakah di zaman sekarang ini seorang ibu yang membangunkan anaknya untuk shalat subuh. Sebab para ibu hari ini hanya membangunkan anak-anaknya agar tidak terlambat ke sekolah.
Semoga Allah memberi kekuatan kepada kita semua agar tetap tangguh menghadapi zaman yang ombaknya semakin besar ini. Amiin.
Salam Hijrah.
⏰ Waktunya bangun dan berubah dari tidur panjang kita!
INILAH WAJAH MUSLIM INDONESIA
Alangkah beruntungnya kita pada beberapa waktu terakhir ini diberi kesempatan oleh Allah untuk melihat betapa mulia dan terhormat akhlak yang ditunjukkan oleh saudara-saudara muslim kita di Indonesia.
Akhlak sebagai pemaaf yang mampu menahan amarahnya di saat mereka mampu membalas. Belum lama ini kaum muslimin di gambarkan sebagai kaum anarkis yang siap mengganyang saudaranya dalam sebuah video iklan.
Apakah saudara melihat kemarahan yang meledak-ledak dengan penggambaran seperti ini? Bukankah muslim mayoritas disini? Apa susahnya untuk benar-benar membuat kerusuhan seperti yang digambarkan dalam video tersebut?
Alih-alih marah dan rusuh, kaum muslimin dengan sabar justru saling mengingatkan untuk senantiasa meredam emosi, dan dengan cerdas menempuh jalur hukum yang telah disediakan.
Belum lupa dari kasus video tersebut, muncul lagi kasus seorang gubernur muslim yang dikenal penghafal Al-Quran, di teriaki oleh seseorang dengan hinaan kesukuan, bahkan umpatan kotor.
Apakah sang gubernur muslim tersebut marah dan meledak-ledak dengan cacian itu? Bukankah kedudukan beliau seorang gubernur apa susahnya menangkap orang itu dengan jeratan pasal perbuatan tidak menyenangkan?
Alih-alih marah dan menangkap, sang gubernur muslim itu dengan sabar justru memaafkan orang yang menghinanya. Ya Rabb, sungguh indah teladan akhlak yang sedang Engkau tunjukkan kepada kami, itulah akhlak muslim Indonesia yang sebenarnya, akhlak yang mengikuti Rasulullah sang panutan. Dialah sang Nabi yang bersabda,
مَنْ كَظَمَ غَيْظًا وَهُوَ قَادِرٌ عَلَى أَنْ يُنْفِذَهُ دَعَاهُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ عَلَى رُءُوسِ الْخَلاَئِقِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُخَيِّرَهُ اللَّهُ مِنَ الْحُورِ مَا شَاءَ
“Barangsiapa yang menahan kemarahannya padahal dia mampu untuk melampiaskannya maka Allah membanggakannya pada hari kiamat di hadapan semua manusia sampai (kemudian) Allah membiarkannya memilih bidadari bermata jeli yang disukainya”
(Hadist Riwayat Abu Daud)
Jika saudara adalah bagian dari kaum muslimin, berarti akhlak ini milik saudara juga!
Salam Hijrah.
⏰ Waktunya bangun dan berubah dari tidur panjang kita!
ABU NAWAS
Beliau bernama Abu Nawas, hidup pada zaman Khalifah Harun Ar-Rasyid. Beliau pandai mengarang syair, dan memiliki sifat jenaka tetapi cerdas. Semua pertanyaan Khalifah ia jawab dengan jawaban yang praktis, sulit ditebak, tetapi hakikatnya memang jawaban yang benar. Begitulah Abu Nawas, tokoh yang wafat di Baghdad ini sering juga diangkat dalam cerita fiksi, tetapi intinya tetap seputar kecerdasannya menjawab teka-teki Khalifah.
Seandainya Khalifah dan Abu Nawas hidup sampai sekarang, pasti Khalifah akan mengujinya lagi dengan pertanyaan yang terkait dengan pemilihan pemimpin di ibukota negeri ini,
“Hai Abu Nawas, kalau kamu menjadi penduduk di kota itu, siapa pemimpin yang akan kamu pilih?”
“Tuan Khalifah, itu pertanyaan mudah. Saya tinggal buka surat suara, lalu saya pilih pasangan dengan nomor urut ganjil saja!”
“Memangnya ada apa dengan nomor urut ganjil?”
“Bukankah ada hadist yang mengatakan, Allah itu menyukai bilangan ganjil. Masa saya tidak memilih bilangan yang disukai Allah”
Beginilah kecerdasan Abu Nawas saat digoda dengan pertanyaan Khalifah. Cara berpikirnya simple tetapi mengena.
“Hai Abu Nawas, saya uji dengan pertanyaan yang lebih sulit lagi sekarang. Menurut kamu siapa pemimpin yang akan memenangkan pemilihan ini?”
“Tuan Khalifah, justru ini pertanyaan yang paling mudah. Tuan tinggal buka surat suara, lalu lihatlah gambar pasangan yang di sebelah kanan, merekalah yang akan memperoleh kemenangan”
“Memangnya ada apa dengan golongan kanan?”
“Bukankah dalam Al-Waqiah ayat 8 Allah mengatakan bahwa golongan kanan adalah golongan yang dimuliakan. Masa saya tidak percaya firman Allah”
Lagi-lagi Abu Nawas menjawab dengan jawaban yang memuaskan. Khalifah pun akhirnya mengakui kecerdasan Abu Nawas.
Salam Hijrah.
⏰ Waktunya bangun dan berubah dari tidur panjang kita!
ABU NAWAS (2)
Keesokan harinya Khalifah kembali memanggil Abu Nawas. Semalaman beliau memikirkan teka-teki tersulit yang tidak mungkin bisa dijawab oleh seorang Abu Nawas sekalipun.
“Hai Abu Nawas, kali ini kamu pasti menyerah. Saya tugaskan kamu pergi menemui penduduk miskin yang mendapat sembako. Lalu bujuklah mereka agar jangan memilih calon pemimpin yang sudah menyogok mereka dengan sembako”
“Tuan Khalifah, tetapi sembakonya sudah diterima oleh mereka. Bagaimana saya membujuknya? Mereka memang miskin dan lapar Tuan”
“Nah, akhirnya kamu menyerah juga Abu Nawas?”
“Saya akan berusaha. Tidak ada kata menyerah bagi Abu Nawas”
Kali ini Abu Nawas memutar otaknya lama sekali. Tidak menyangka Khalifah pandai juga mencari tantangan yang memusingkan. Ah, akhirnya ia tahu bagaimana memecahkan tugas itu!
Abu Nawas pun pergi ke tengah-tengah kaum miskin penerima sembako tersebut membawa seekor kambing. Mereka semua dikumpulkan di lapangan, kemudian Abu Nawas berseru kepada mereka,
“Wahai tuan-tuan semua, lihatlah kambing ini. Kemarin saya kasih makan dia rumput banyak sekali, karena hari ini saya ingin memotongnya”
“Lalu apa hubungannya dengan kami Abu Nawas?”
“Begini tuan-tuan. Apakah tuan-tuan tidak menyadari bahwa kemarin tuan-tuan dikasih sembako banyak sekali karena apa? Karena hari ini rumah kalian akan digusur. Jadi kalau tuan-tuan masih mau selamat dari gusuran, jangan memilih pemimpin yang sudah memberikan sembako”
Kaum miskin itupun akhirnya memikirkan ucapan Abu Nawas. Mereka baru menyadari ada udang di balik sembako tersebut.
Khalifah yang memperhatikan Abu Nawas untuk kesekian kalinya harus mengakui kecerdasan beliau. Milyaran uang yang habis untuk membeli sembako ternyata cuma dipatahkan dengan seekor kambing oleh Abu Nawas.
Salam Hijrah.
⏰ Waktunya bangun dan berubah dari tidur panjang kita!
ABI KOK SUJUD LAMA SEKALI
Sejak siang lisan ini tidak pernah putus bermunajat sambil mengamati pergerakan hasil quickcount pemimpin muslim kita. Sehingga seluruh versi dari quickcount tersebut mencapai nilai yang tidak mungkin berubah signifikan lagi, Ya Rabb Engkau tidak pernah membuat kami kecewa duhai Tuhan kami.
Pemimpin muslim kita menang! Allahu Akbar. Terima kasih Ya Allah Engkau sungguh Maha Pemurah. Ya Rabb. Tidak terasa mata ini mulai sembab, sedikit demi sedikit mengalir air mata. Gerangan inikah yang disebut air mata bahagia? Alhamdulillah.
Saya buru-buru mengambil air wudhu, menggelar sejadah, menghadap ke kiblat, kemudian bersujud. Subhanallah. Saya bersaksi inilah sujud yang tidak akan saya lupakan seumur hidup saya. Sujud syukur kepadaMu Ya Allah.
Tumpahlah semua butir-butir air mata yang tidak mampu saya bendung lagi dalam sujud ini. Nikmatnya. Damainya. Sungguh Engkau Pemilik anugerah yang sangat indah ini. Entahlah berapa lama saya bersujud. Rasanya lisan ini tidak mau berhenti memujiMu wahai Yang Maha Mencurahkan kegembiraan kepada kami. Rasanya mata ini tidak bisa saya hentikan tangisnya. Tangis bahagia. Tangis suka cita. Allah. Allah.
Sampai-sampai saat saya angkat kepala ini dari sujud syukur yang begitu syahdu tadi, si kecil bertanya dengan wajah lucunya, “Abi kok sujud lama sekali?”
Saya pandangi matanya yang berkaca-kaca, saya peluk ia dengan pelukan yang sangat erat, dengan suara lirih saya berbisik, “Allah memenangkan kita nak.. Allah memenangkan kita..”
Salam Hijrah.
⏰ Waktunya bangun dan berubah dari tidur panjang kita!
KELUARGA HARUS KOMPAK
Salah satu agenda rutin kami sekeluarga adalah pergi ke toko buku dan pergi bersilaturahmi ke rumah para guru dan orang-orang soleh. Karena sudah dibiasakan, maka anak-anak senang sekali bila diajak ke toko buku. Begitupula saat diajak berkunjung kepada orang-orang alim.
Banyak cerita keseharian mereka yang bermanfaat saat kita sowan tersebut. Seperti awal bulan lalu seorang guru cerita begini,
“Istri saya hampir memecat si emak yang setiap siang bantu-bantu nyuci disini. Sebab si emak malas mengerjakan sholat. Istri langsung terbuka sama dia, kalau memperkerjakan orang gak sholat, takut musibah Allah turunkan ke seluruh penghuni rumah”
“Terus gimana akhirnya Kyai?” saya jadi penasaran mendengar kelanjutannya.
“Ya akhirnya si emak berjanji mau rajin sholat asal jangan dipecat. Hehehe”
Segitu doang ceritanya, tapi hikmahnya banyak kan? Maka nya saya selalu senang berkumpul bersama orang-orang baik. Dari cerita di atas, ada pelajaran berharga bahwa kekompakan dalam keluarga ternyata sangat penting.
Kalau seorang ayah atau ibu mau sukses, pastikan satu keluarga kompak dalam ketaatan kepada Allah. Jangan sampai ada penghuni rumah yang jauh dari Allah, tapi didiamkan saja.
Kalau hajat ingin dijawab oleh Allah, maka seluruh anggota keluarga harus kompak berdoa bersama-sama kepada Allah. Ini untuk skala kecil di keluarga sampai skala besar di negeri ini juga berlaku pola yang sama.
Tidakkah kita mengambil pelajaran berharga juga kemarin saat Allah memberikan kita pemimpin muslim? Betapa seluruh kaum muslimin di pelosok negeri kompak berdoa bersama-sama kepada Allah. Maka Allah menjawab doa bangsa ini.
Nah, mengapa ilmu yang dahsyat ini tidak kita aplikasikan dalam keluarga kecil kita? Yaitu, dengan memastikan seluruh anggota keluarga kompak dalam ketaatan kepada Allah.
Salam Hijrah.
⏰ Waktunya bangun dan berubah dari tidur panjang kita!
KITA BUTUH KARTINI SEKALI LAGI
Pada masa jahiliyah, kedudukan seorang perempuan tidak memiliki tempat terhormat. Saat itu bahkan sebagian orang tua merasa malu jika melahirkan anak perempuan.
Kemudian datanglah Islam yang memperbaiki pemikiran tersebut, sehingga perempuan kembali dihormati dan dimuliakan.
Tidak ubahnya di bumi nusantara sebelum era 1900-an perempuan pribumi dianggap tidak terlalu terhormat untuk dapat menikmati pendidikan.
Maka tergeraklah seorang muslimah bernama Kartini, yang memperbaiki pemikiran tersebut, sehingga perempuan kembali dihormati dan dimuliakan.
Mari kita melihat saat ini, dimana begitu banyak orang berusaha menempatkan perempuan kepada tempat yang tidak lagi terhormat. Mereka mempengaruhi kita bahwa tidak lagi penting bagi perempuan untuk menutup auratnya.
Padahal kemuliaan seorang perempuan justru saat dia melindungi dirinya dengan berhijab. Pernahkah saudara membeli buah pisang di toko buah yang terbuka kulitnya? Tentu tidak pernah ada, karena mereka tau buah pisang yang tidak terlindungi dengan kulitnya tidak akan ada yang mau membelinya dengan harga tinggi.
Jadi saudara setuju kan, bahwa kita butuh Kartini sekali lagi untuk memperbaiki pemikiran tersebut, sehingga perempuan kembali dihormati dan dimuliakan.
Salam Hijrah.
⏰ Waktunya bangun dan berubah dari tidur panjang kita!
PHOTO BOOTH
Sekarang ini musimnya resepsi pernikahan menyediakan photo booth yang akan memberi souvenir berupa foto kenangan yang dicetak secara instan di tempat.
Hanya saja terkadang jumlah photo booth kurang seimbang dengan jumlah tamu yang hadir, jadi terpaksa kita harus mengantri panjang dan begitu sampai giliran, kita dipotret dalam keadaan terburu-buru.
Akibatnya photo yang tercetak kurang memuaskan. Tuh lihat contohnya foto keluarga saya, anak-anak dalam posisi yang tidak fokus menghadap ke arah kamera. Mau diulang tidak mungkin karena bergantian dengan tamu yang lain. Lagipula jatahnya hanya satu kali. Ya sudahlah, kecewa sih sedikit karena momen resepsi saat itu cukup berarti buat saya.
Tapi akhirnya setiap memandangi foto ini malah saya jadi mikir. Ya Allah, bagaimana dengan shalat saya. Apa Engkau kecewa saat melihat shalat saya yang tidak memuaskan.
Shalat saya selalu dalam keadaan terburu-buru dan tidak fokus menghadap kepadaMu. Padahal shalat yang sudah berlalu tidak mungkin terulang. Karena esok adalah hari yang berbeda, dengan kewajiban shalat yang berbeda pula. Bukan pengulangan hari ini.
Ya Allah, kalau shalat saya dicetak dalam selembar foto, mungkin foto itu benar-benar tidak pantas untuk menjadi souvenir di kehidupan akhirat nanti.
Salam Hijrah.
⏰ Waktunya bangun dan berubah dari tidur panjang kita!
ISTRI YANG BAIK UNTUK SUAMI YANG BAIK
Sebuah nasihat yang sering kita dengar untuk para suami adalah; jika ingin memperbaiki perilaku istrimu, maka cukup dengan perbaiki dulu perilakumu. Karena suami dengan istri pasti memiliki sifat yang saling sesuai.
Suami yang baik, pasti istrinya juga akan baik. Suami yang lugu, istrinya juga tidak akan jauh berbeda keluguannya. Contohnya cerita tentang si suami yang baru kembali dari tempat pencucian mobil ini,
“Loh kok bapak balik lagi gak jadi cuci mobilnya?”
“Gak jadi bu, mending bapak cuci sendiri saja”
“Memangnya kenapa pak?”
“Bapak baca tadi disana Cuci Mobil 24 Jam, lah kelamaan toh bu, kalo nyuci sendiri paling satu jam selesai” 🙂
Minggu depannya sang suami mengajak istrinya untuk membeli sebuah mesin cuci baru karena yang lama sudah rusak. Pelayan di toko elektronik itupun antusias melayani mereka,
“Yang ini mesin cuci biasa bu. Nah kalau model yang itu lebih bagus, karena dia mesin cuci yang biasa dipakai di laundry” kata sang pelayan.
“Ibu mau pilih model yang mana? Bebas saja bapak sih tarserah ibu”
“Ibu maunya yang biasa ini saja pak. Gak mau yang khusus laundry kaya begitu”
“Memangnya kenapa bu?”
“Karena praktis pak, kalau yang model biasa tinggal langsung cuci. Tapi kalo yang model laundry itu nanti sebelum nyuci ibu harus timbang dulu” 🙂
Terbukti kan, antara suami dengan istri selalu saja memiliki sifat yang saling sesuai.
Salam Hijrah.
⏰ Waktunya bangun dan berubah dari tidur panjang kita!
SANDAL SANG RASUL
Jika saudara bertanya kepada saya kisah paling unik dari perjalanan Isra Miraj, maka saya akan menjawab dengan kisah tentang sandal sang Rasul.
Kisahnya bermula saat malam itu Malaikat Jibril datang menghampiri Rasulullah. Beliau datang bukan untuk menyampaikan wahyu seperti biasanya, melainkan untuk mengajak Rasulullah dalam sebuah perjalanan suci.
Malaikat Jibril menjelaskan secara singkat bahwa perjalanan ini bukan hanya melintasi alam dunia ke Masjid Al-Aqso, bahkan melintasi alam malakut dan berakhir di alam a’laa untuk menerima perintah shalat secara langsung dari Allah. Untuk perjalanan suci itu Allah telah menyiapkan pula sang Buraq sebagai kendaraan bagi Rasulullah.
Mendengar deskripsi Malaikat Jibril tentang kesucian perjalanan ini, maka Rasulullah melepaskan sandalnya saat menghampiri Buraq. Saat itu Rasulullah teringat kisah Nabi Musa (dalam Surat Toha ayat 12) yang melepas sandalnya saat memasuki sebuah gua suci untuk mendengarkan kalam Allah secara langsung.
Malaikat Jibril pun menegur Rasulullah, “Ya Rasul, dahulu Nabi Musa melepas sandalnya karena memang perintah Allah. Adapun sekarang tidak ada perintah Allah kepadaku agar engkau melepaskan sandalmu itu wahai Rasul. Karena itu pakailah kembali sandal tersebut”
Rasulullah pun memakai kembali sandalnya, dan kemudian beliau melakukan perjalanan ke Masjid Al-Aqso kemudian menuju ke langit, bahkan sampai ke Arsy sandal tersebut ikut mengalaminya juga.
Ah, sungguh unik kisah tentang sandal sang Rasul ini buat saya. Saudara pasti tau alasannya, karena kisah ini hendak bertutur kepada kita bagaimana tingginya kedudukan Rasulullah jika dibandingkan dengan seluruh mahluk.
Jangankan diri pribadi Rasulullah, bahkan sandalnya saja demikian mulia dan terhormat.
Salam Hijrah.
⏰ Waktunya bangun dan berubah dari tidur panjang kita!
Abu Nawas (3)
Kali ini Khalifah mengundang Abu Nawas dalam sebuah jamuan makan malam. Bagaimanapun Abu Nawas berhasil menebak dengan tepat tentang hasil pemilihan pemimpin kemarin, maka Khalifah penasaran bagaimana pendapat Abu Nawas tentang hasil sidang penistaan agama.
“Silahkan kau makan sepuasnya semua makanan di meja ini Abu Nawas. Saya hanya ingin mendengar pendapatmu tentang sidang penistaan agama, apa yang akan terjadi nanti?”
“Tuan Khalifah, sebelum saya jawab pertanyaan itu, lihatlah menu makanan di sini banyak sekali. Menu pembuka ada susu strawberi yang segar dan roti coklat yang enak sekali. Menu utama ada sup ayam dan sate kambing lezat”
“Memangnya ada apa dengan menu-menu ini Abu Nawas?”
“Tuan Khalifah, jika susu strawberi, roti coklat, sup ayam dan sate saya aduk-aduk dan campur jadi satu, maukah Tuan memakannya?”
“Tentu aku tidak mau! Bukan sekaligus begitu cara memakannya, melainkan harus satu demi satu. Kau nikmati dulu susu dan roti itu, baru setelah habis kau lanjut ke menu utamanya sup dan sate”
“Tepat sekali Tuan! Seperti itu pula Allah akan memberikan karunia untuk umat Islam. Saat pemimpin muslim terpilih kemarin, itu baru menu pembuka saja. Akan ada menu utama yang lebih dahsyat lagi! Tentu Allah tidak menurunkan sekaligus karuniaNya, melainkan satu demi satu. Tugas umat Islam adalah tetap berjuang dan tetap menjaga prasangka baiknya kepada Allah seperti sekarang”
Abu Nawas pun menyantap makanannya, sementara Khalifah merenungkan kebenaran jawaban tersebut. Apakah gerangan karunia Allah yang dahsyat itu untuk umat Islam di negeri ini?
Salam Hijrah.
⏰ Waktunya bangun dan berubah dari tidur panjang kita!
TIDAK ADA EPISODE KETIGA
Manusia hakikatnya hanya menerima dua jenis ujian saja. Yaitu diuji dengan kesenangan, dan diuji dengan kesempitan. Mungkin saja salah satunya, tetapi bisa jadi keduanya. Yang jelas, tidak ada jenis ujian ketiga.
Pada zaman Rasulullah, ada seorang laki-laki miskin bernama Tsalabah. Saking miskinnya, sampai dia hanya punya satu sarung yang dipakai bergantian dengan istrinya setiap shalat. Tsalabah sebenarnya sedang diuji dengan kesempitan.
Dia datang memohon doa kepada Rasulullah, tetapi Rasul justru menasehati agar bersabar. Sampai sekian lama dia terus mendesak Rasulullah agar mau mendoakannya. Rupanya Tsalabah tidak berhasil melewati ujian di episode pertama ini. Sampai akhirnya Rasul mendoakan agar diangkat kemiskinannya.
Singkat cerita jadilah Tsalabah peternak kambing terkaya di tanah arab. Kesibukannya sebagai pengusaha membuatnya jauh dari masjid, bahkan kemudian ia memutuskan pindah jauh dari Madinah.
Tsalabah sebenarnya sedang diuji dengan kesenangan. Rupanya Tsalabah tidak berhasil melewati juga ujian di episode kedua ini. Maka berakhirlah kisah Tsalabah.
Saudara, sungguh sejarah adalah guru terbaik. Dari kisah Tsalabah kita belajar bahwa kehidupan hakikatnya hanya terdiri dari dua episode ujian yang selalu datang silih berganti. Saat diuji dengan kesempitan jangan lupa bersabar, dan saat diuji dengan kesenangan jangan lupa bersyukur.
Hati-hati jangan sampai kita tidak bisa menempuh kedua episode tersebut, karena tidak akan ada episode ketiga.
Salam Hijrah.
⏰ Waktunya bangun dan berubah dari tidur panjang kita!
DENGAN MENGUCAPKAN BISMILLAH
Siapa yang menduga tinggal empat minggu lagi waktu bersiap-siap yang kita miliki untuk berjumpa dengan Ramadhan. Rasanya saya ingin meminta perpanjangan waktu kepada Allah. Tetapi tidak mungkin. Kita sudah berada di ujung bulan Rajab, berarti memang benar-benar hanya bulan Sya’ban waktu yang tersisa.
Kita tidak bisa memperlambat sang waktu. Tetapi kita bisa mempercepat action yang kita lakukan. Ya, kita harus cepat. Secepatnya kita mulai membiasakan akrab dengan Al-Quran. Secepatnya kita membuat target Ramadhan. Kemudian secepatnya pula kita memantaskan diri untuk mencapai target tersebut.
Yang terpenting adalah; Secepatnya kita menambah ilmu yang berkaitan dengan Ramadhan. Jika ilmu kita sama dengan tahun lalu, maka percayalah Ramadhan kita pun akan sama saja dengan Ramadhan tahun lalu. Semoga kita tidak termasuk golongan ini.
Dengan semangat membenahi ilmu kita tentang Ramadhan itulah, maka saya menuliskan kembali spirit Ramadhan yang pernah saya peroleh dari para ulama. Tulisan itu kini menjadi sebuah buku dan insya Allah akan segera proses cetak.
Saya sih pengennya saudara membeli buku saya ini. Tapi saya lebih kepengen lagi agar kita semua segera memulai berbenah untuk menyambut Ramadhan sejak hari ini juga. Jadi lupakanlah tentang membeli buku. Karena saya sudah menyiapkan versi ebook yang bisa saudara baca sekarang juga.
Maka dengan mengucapkan Bismillah, saya persilahkan saudara sudah bisa mendownload ebook tersebut di kangenramadhanlagi.com
Insya Allah ebook itu sudah cukup menjadi bekal kita untuk Ramadhan. Tetapi sebagai informasi tambahan, proses cetak dari buku ini direncanakan selesai dua minggu lagi. Karena cetaknya terbatas, bagi saudara yang masih begitu haus menyelami hikmah Ramadhan lebih dalam lagi, maka saudara bisa memesan dulu sejak hari ini (pre-order). Takutnya keburu kehabisan.
Mohon doanya saudara semua agar buku ini lebih dari sekedar best seller di mata manusia, mudah-mudahan best seller di sisi Allah, karena membawa perubahan. Amiin
Yuk bareng-bareng memperbaiki Ramadhan kita tahun ini!
Salam Hijrah.
⏰ Waktunya bangun dan berubah dari tidur panjang kita!
TEKNOLOGI 4G
Apakah hp yang saudara miliki sudah menggunakan teknologi 4G untuk intenetnya? Kalau iya, saya ucapkan selamat. Berarti hp saudara lebih canggih dari yang saya miliki. Hehehe.
Hp saya masih 3G, Alhamdulillah masih cukup cepat untuk bersilaturahmi dan saling menasehati. Kalau hp saudara 4G seharusnya manfaatnya harus lebih besar lagi ya.
Awalnya kita hanya mengenal jaringan 3G yang menurut Wikipedia memiliki kemampuan mengunduh data 3,7 Mb tiap detik. Kemudian para ahli berupaya bagaimana caranya agar kemampuan ini bisa berlipat ganda. Sehingga dalam waktu yang lebih singkat kita bisa mengunduh data lebih banyak.
Maka dirintislah 4G yang kemampuannya 100 Mb per detik. Artinya, dalam satu menit mampu mengunduh data yang lebih banyak daripada yang dilakukan 3G dalam waktu dua puluh menit!
Maafkan ya tulisan hari ini agak matematis. Takutnya diantara saudara ada yang tidak suka membaca angka-angka.
Tetapi hal ini membuat kita menjadi bersyukur sekarang. Karena jika dipikir baik-baik, usia yang diberikan oleh umat Rasulullah ini sudah diatur sedemikian rupa oleh Allah, agar kita memiliki karunia berlipat ganda. Sehingga dalam waktu yang lebih singkat kita bisa mengunduh pahala lebih banyak daripada usia umat-umat lain sebelum Rasulullah.
Salah satunya adalah bulan Ramadhan. Siapa sangka ternyata bulan Ramadhan adalah fasilitas 4G dari Allah.
Salam Hijrah.
⏰ Waktunya bangun dan berubah dari tidur panjang kita!
Teman-teman, ada ebook dahsyat lagi dari Arafat Channel, yang pembacanya berjumlah lebih dari 11000 orang setiap hari, sayang untuk dilewatkan. Apalagi free untuk diunduh dan dishare. Testimoninya juga banyak. Buat yang suka baca, ayo download sekarang:
bit.do/bukuramadhan
A highly recommended book buat persiapan dan perjalanan ramadhan kita
(Nora Sadana)
Indahnya Ustadz, Saya penasaran sama bukunya. Dalam 1 hari akan saya lahap abis
(Tomy Man Bayoe)
Isinya bagus bangeet, bisa menjadi spirit & penuh dengan pengalaman2 yg indah semakin seru tiap bab nya
(Kasyful Anwar)
Alhamdulillah Sy suka sekali tulisan2 beliau. Stiap hari saya selalu di chanel telegram. Temanya menarik, ulasan singkat dgn makna yg padat. Enak dibaca, gampang dicerna. Apalagi ini buku yg ditulis dgn gaya yg sama
(Nanang kurniawan)
Luar biasa pak, penyampaian yg sederhana, ringan tapi sarat dengan pesan. Sdh tidak sabar utk bisa mendapatkan bukunya sebelum ramadhan datang
(Lulu Bahrul)
Jangan sampai Ramadhan tahun ini sama dengan tahun lalu ya, ayo tambah ilmu sekarang juga. Ini link downloadnya:
bit.do/bukuramadhan
SELEMBAR KERTAS
Setiap malam Jumat saya duduk menghadiri majelis guru saya, Sayyid Muhammad bin Ali, untuk belajar kepada beliau. Termasuk tadi malam.
Saat majelis selesai, beliau menanyakan tentang buku yang saya tulis, apakah sudah mulai ditawarkan kepada orang lain? Saya jawab sudah. Pertanyaan berikutnya dari beliau, berapa harganya? Saya jawab enam puluh ribu.
Setelah itu beliau terdiam, tetapi dari air mukanya saya bisa menangkap wajah sedikit kecewa. Ya, saya tahu penyebabnya adalah harga yang saya banderol untuk buku ini terlalu murah.
Memang sejak awal berniat menulis buku, saya meminta pendapat dari banyak guru. Salah satunya beliau. Saat itu beliau pesan agar nanti buku ini jangan dijual terlalu murah, agar kita bisa belajar untuk memuliakan dan menghargai ilmu.
Saat kita membeli baju, yang kita beli adalah sehelai kain. Saat kita membeli paku, yang kita beli adalah sebatang besi. Tetapi saat kita membeli buku, sebenarnya yang kita beli bukan selembar kertas, melainkan sebuah perubahan.
Alhamdulillah sebelum berpisah tadi malam, beliau kemudian berkata, “Semoga berkah ya”. Maka sayapun lega dan semakin yakin melangkah dengan doa beliau ini.
Dipikir-pikir memang kebangetan banget harga enam puluh ribu ini. Bayangkan di dalamnya ada tiga puluh hikmah untuk melengkapi hari-hari kita selama Ramadhan. Jika dibagi rata, berarti satu harinya hanya dua ribu rupiah. Setara dengan ongkos parkir. Hehehe.
Duh, belum lagi di bagian lampiran saya merangkum dari sebuah kitab langka tentang 500 Sunnah Shalat Rasulullah. Ini kitab yang luar biasa. Saya sangat ingin saudara membacanya juga. Maka kesempatan mengeluarkan buku ini saya masukkan juga pembahasan tentang hal tersebut.
Jangan sampai guru saya tahu, sebab kalau sudah begini buku saya benar-benar terlihat murah sekali di mata beliau.
Salam Hijrah.
⏰ Waktunya bangun dan berubah dari tidur panjang kita!
OBJEK PAJAK
Hari libur Sabtu pagi ini, apa yang saudara kerjakan? Kalau saya, baru saja nganterin ibu ke pasar. Saya memang suka nganterin ibu kemana-mana. Kelihatannya saudara juga sama ya. Di dunia ini kita memang harus sering-sering mengantarkan ibu, agar kelak di akhirat ibu mengantarkan kita ke surga. Amiin.
Dalam perjalanan tadi dari atas motor saya melihat sebuah minimarket yang terpasang tulisan besar di dinding depannya, “Objek pajak ini belum melunasi pajak daerah”
Minimarket itu tetap buka seperti biasa dan melayani pelanggan, tapi tetap saja tulisan itu mengganggu pemandangan. Sadis juga sih kantor pajak, tapi demi menegakkan disiplin aib sebuah badan usaha perlu diperlihatkan di depan umum. Hehehe
Saya jadi teringat keadaan umat-umat terdahulu sebelum zaman Rasulullah, dimana aib mereka akan langsung terlihat di depan umum. Para Nabi dengan mudah mengenali dari wajah mereka siapa yang sudah mengerjakan perbuatan dosa.
Hal ini tidak berlaku untuk kita umatnya Nabi Muhammad, dimana aib kita senantiasa ditutupi oleh Allah, sebagai salah satu bentuk rahmat Allah kepada Nabi.
Entahlah bagaimana bentuk rupa kita jika Allah membuka aib-aib yang kita lakukan selama di dunia ini. Saudara, syukurilah rahmat Allah ini. Orang lain tidak melihat aib kita, agar kita sendirilah yang menghapusnya dengan taubat.
Salam Hijrah.
⏰ Waktunya bangun dan berubah dari tidur panjang kita!
KANTOR CABANG
Manusia sebagai mahluk sosial harus bisa memaklumi bahwa isi kepala setiap orang berbeda-beda, maka persepsi mereka terhadap sesuatu juga pasti berbeda.
Hal ini ditemui sampai dua kali dalam sehari oleh bapak ini yang berprofesi sebagai sekuriti. Pertama, ketika di kantornya ada seorang ibu menghampirinya,
“Pak saya mau melamar jadi pembantu di sini”
“Maaf bu di kantor ini tidak ada lowongan”
“Tapi saya bisa mengerjakan semua pekerjaan yang biasa dilakukan pembantu”
“Ibu ini gimana, kan sudah saya bilang tidak ada lowongan, apalagi buat jadi pembantu. Ini kantor bu, buat apa menerima seorang pembantu?”
“Lah terus kenapa di depan kantor ini ditulis besar-besar, Kantor Cabang Pembantu?”
Kedua, saat jam istirahat si bapak sekuriti pun rehat sambil lihat-lihat whatsapp. Rupanya ada pesan dari dua teman lama yang meminta dimasukkan ke dalam grup whatsapp alumni sekolahnya. Dia pun langsung mengirim pesan kepada Admin grup tersebut,
“Min tolong tambahkan dua nomor ini ya, 085622997450 dan 081209515643”
“Oke sebentar ya”
“Sipp”
“Ini sudah nih. Hasilnya adalah 085622997450 + 081209515643 = 166832513093”
Nah jadi saudara sekarang maklum kan bahwa antara kita dengan lawan bicara sangat mungkin untuk saling berbeda persepsi.
Salam Hijrah.
⏰ Waktunya bangun dan berubah dari tidur panjang kita!
MEI ADALAH BULANKU, MANA BULANMU?
Betul. Saudara tidak salah baca. Mei adalah bulan dimana saya akan memulai untuk memperbaiki diri. Bukan karena Mei bulan kelahiran saya, bukan pula bulan pernikahan saya. Mei tidak menunjuk kepada momen penting apapun bagi saya.
Lalu mengapa saya memutuskan untuk memulai perubahan ini pada bulan Mei? Karena Mei adalah hari ini! Saya tidak tahu berapa waktu yang tersisa buat saya. Mungkin satu jam lagi, satu hari, satu tahun, sepuluh tahun? Yang jelas waktu semakin berkurang.
Maka saya sangat yakin bahwa saya sudah mengambil keputusan tepat untuk memulai kebiasaan baru itu di bulan Mei ini. Mungkin saya akan memulainya dari hal yang paling kecil.
Tidak masalah, bukankah Leonardo da Vinci juga memulai dengan melukis satu goresan warna pertamanya? Siapa yang tahu apa yang ia mulai itu kemudian menjadi lukisan Monalisa yang melegenda!
Sebenarnya saya sungguh menyesal mengapa saya sia-siakan begitu saja empat bulan yang saya lewati di awal tahun 2017. Padahal saya sudah membeli kalender yang cukup mahal, dan buku agenda tahunan yang juga tidak kalah mahalnya.
Ternyata dengan semua barang-barang mahal itu tetap saja saya selalu kekurangan waktu. Sampai saya sadar, bahwa semua bersumber pada satu sifat kelemahan saya, yaitu sifat penunda.
Maka satu-satunya cara saya harus menaklukkan si penunda itu, dan waktu yang tepat untuk melakukannya adalah di bulan ini. Mei adalah bulanku, mana bulanmu?
Salam Hijrah.
⏰ Waktunya bangun dan berubah dari tidur panjang kita!
KELEZATANNYA LANGSUNG TERASA DALAM GIGITAN PERTAMA
Sepertinya kita semua suka es krim, apalagi yang dilapisi coklat di luarnya, mmm kelezatannya langsung terasa dalam gigitan pertama.
Entah mengapa tiba-tiba saya kepikiran es krim. Mungkin saja karena semua hal akan menjadi istimewa jika manfaatnya sudah terasa sejak gigitan pertama. Termasuk sebuah buku! Alangkah eloknya jika sebuah buku itu ilmunya sudah terasa sejak halaman pertama!
Sayangnya saya tidak pandai menulis, sehingga di buku Kangen Ramadhan Lagi tidak ada ilmu apapun yang saya tulis di halaman pertama.
Tetapi rupanya Allah memiliki sebuah rencana lain. Suatu hari saya meminta pendapat kepada seorang guru lagi yang sangat saya hormati tentang naskah buku ini. Berhari-hari naskah tersebut berada di tangan beliau. Sampai akhirnya sebuah pesan singkat datang dari beliau, “Bukunya cakep! Udah langsung segera terbit!”
Alhamdulillah, lampu hijau dari para guru satu persatu telah menyala. Bahkan yang membuat saya merinding saat beliau berkenan memberi seuntai kalimat seperti ini,
“Ust Arafat itu guru saya, kalimat-kalimat yg fresh dan ringan dari tulisan-tulisannya membuat saya makin jatuh cinta dengan Islam. Terlebih tentang Ramadhan… Wah pastinya ramadhan akan lebih nikmat dilalui dengan buku ini”
Betapa kalimat yang menunjukkan tawadhu beliau. Siapa sebenarnya yang menjadi guru? Bukankah beliau sesungguhnya gurunya?
Saya langsung teringat (hadist riwayat Abu Dawud) tentang bagaimana kerendahan hati sang Rasul saat Sahabat Umar pamit kepada Beliau untuk pergi melaksanakan umrah ke Mekkah, maka Rasulullah berkata,
لَا تَنْسَانَا يَا أَخِي مِنْ دُعَائِكَ
“Wahai saudaraku, jangan kau lupakan aku dalam doa-doamu”
Betapa kalimat yang menunjukkan tawadhu Rasulullah. Siapa sesungguhnya yang menjadi Nabi? Bukankah beliau sesungguhnya Nabinya? Mengapa justru Rasulullah yang meminta didoakan? Adakah yang sanggup meneladani akhlak yang mulia seperti ini?
Sampai-sampai Sahabat Umar mengatakan sangat bahagia mendengar kalimat Rasulullah tersebut melebihi apapun di dunia ini.
Alhamdulillah, untaian kalimat dari guru sayapun membuat saya sangat bahagia dan nantinya akan berada pada halaman awal di buku Kangen Ramadhan Lagi, jadi saudara langsung mendapat pelajaran berharga tentang ilmu tawadhu.
Semoga hal ini menjadi penyebab buku ini akan terasa istimewa karena ilmunya sudah terasa sejak gigitan pertama.
Salam Hijrah.
⏰ Waktunya bangun dan berubah dari tidur panjang kita!
KE JAKARTA AKU KAN KEMBALI
Masih ingatkah saudara peristiwa beberapa bulan lalu ambruknya sebuah gedung di suatu institusi pendidikan? Padahal gedung tersebut baru saja selesai dibangun.
Apa yang terjadi? Rupanya para ahli konstruksi telah memberi masukan bagaimana perhitungan material yang sesuai, tetapi pihak pengembang tidak mau mendengarkan saran tersebut. Ya sudah. Ambruk.
Pengembang kan bukan ahlinya konstruksi, seharusnya mereka percaya dengan sang ahli, bukan justru mengambil keputusan lain yang diluar keahliannya.
Beberapa bulan yang lebih lampau lagi, hasil perhitungan keuangan oleh BPK tidak didengarkan. Padahal BPK ahlinya dalam memeriksa uang. Namanya saja Badan Pemeriksa Keuangan.
Justru pihak-pihak yang di luar keahliannya tentang uang yang membantahnya. Sungguh aneh. Yang tidak ahli bisa mengalahkan secara mutlak terhadap sang ahli.
Kemudian hari ini terjadi lagi terhadap sebuah kasus penistaan agama. Dimana MUI telah memastikan adanya unsur menista agama dalam kasus tersebut. Apakah MUI ahli dalam bidang agama? Ya namanya saja Majelis Ulama, memang sudah keahliannya.
Sungguh mengherankan jika pendapat tentang agama dari sang ahli, dibantah oleh kelompok orang yang tidak memiliki keahlian dalam bidang agama. Mereka dengan mantap mengatakan tidak ada unsur penistaan agama. Benar-benar aneh.
Takutnya, jika keadaan ini tidak dibenahi maka sebuah gedung akan ambruk lagi karena ulah mereka. Yaitu gedung yang bernama keadilan.
Saya yakin saudara tidak rela keadilan ambruk di negeri yang kita cintai ini. Karena itu saya percaya saudara akan kembali lagi ke Jakarta pada 5 Mei nanti agar kita bisa membenahinya bersama.
Salam Hijrah.
⏰ Waktunya bangun dan berubah dari tidur panjang kita!
DEMI WAKTU
Bisakah saudara mencoba menjawab pertanyaan dalam soal ulangan matematika anak sd berikut ini:
Pak Badu datang ke rumah sakit jam 8 pagi. Ternyata begitu sampai di rumah sakit, belum ada dokter. Kata petugas di sana, dokter akan datang jam 9 pagi. Berapa lama Pak Badu harus menunggu?
A. 1 jam
B. 60 menit
C. 3600 detik
Manakah jawaban yang benar menurut saudara? Seperti yang saya bilang, soal matematika tersebut untuk tingkatan sd, dan seorang anak sd saat membaca soal ini dengan cepat memilih jawaban A yaitu 1 jam.
Saat kita menjawab A juga, berarti kita ini orang dewasa yang berpikir dengan cara pikir anak sd. Hehehe. Jangan marah dulu, sebab saya juga begitu kok. Oleh karena itu saya penasaran apa bedanya jawaban A dengan B ?
Belakangan baru saya tahu bahwa orang-orang sukses terbiasa menghitung waktunya dengan satuan yang terkecil. Saat mereka memiliki waktu luang satu jam, mereka menganggapnya enam puluh menit. Apa bedanya?
Bedanya adalah; begitu kita membayangkan enam puluh menit, maka otomatis akan terpikir begitu banyak aktivitas produktif yang bisa kita lakukan, karena waktu yang kita miliki masih banyak, masih enam puluh.
Sebaliknya saat kita bayangkan satu, pikiran kita sudah dibatasi duluan oleh sedikitnya waktu yang kita punya. Iya, kita hanya punya waktu satu. Apa yang bisa kita lakukan? Gak banyak, paling hanya satu atau dua aktivitas.
Oleh karena itu, untuk menjadi seorang muslim yang produktif, kita harus membiasakan diri menghitung waktu yang kita miliki dengan satuan terkecil.
Perhatikanlah Rasulullah mengajarkan kita untuk melihat Ramadhan bukan sebanyak satu bulan, melainkan sebanyak tiga periode, yaitu periode sepuluh hari pertama, kedua, dan ketiga.
Cukuplah hal ini membuktikan bahwa Rasulullah menghitung waktu dengan satuan yang lebih kecil. Ramadhan dalam pandangan Rasul itu ternyata satuan waktunya tiga. Bukan satu.
Salam Hijrah.
⏰ Waktunya bangun dan berubah dari tidur panjang kita!
SUDAH TAHU BEDANYA SHAUM DENGAN SHIYAM?
Malam-malam begini sebelum tidur alangkah bagusnya kalau kita membaca cerita yang ringan-ringan saja. Misalnya seputar keindahan pemilihan kata dalam Al-Quran.
Tahukah saudara, bahwa puasa dalam Al-Quran terkadang disebut shaum صوم dan terkadang dipakai kata shiyam صيام keduanya sama-sama berarti puasa. Lalu apa bedanya?
Saat menggunakan kata shaum, arti dari puasanya itu lebih menekankan kepada puasa bicara. Sedangkan jika menggunakan kata shiyam, justru lebih menekankan kepada puasa makan dan minum.
Contohnya dengan ayat yang kita hafal saja, yaitu perintah puasa dalam Al-Baqarah 183, dimana kata shiyam digunakan pada ayat ini. Oleh karena itu kita wajib puasa makan dan minum saat bulan Ramadhan.
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa (shiyam) sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kamu bertakwa”
Adapun contoh lain yang menggunakan shaum ada dalam surat Maryam 26, ketika menceritakan Ibunda Maryam puasa bicara kepada orang lain,
“Sesungguhnya aku bernazar puasa (shaum) untuk Allah sehingga aku tidak akan berbicara pada hari ini dengan manusia manapun”
Nah itulah bedanya antara shaum dengan shiyam. Jadi kesimpulannya apa? Yaitu, saat kita puasa nanti di bulan Ramadhan, haruslah puasa makan dan minum, serta puasa bicara juga, dari pembicaraan yang kurang bermanfaat.
Lalu diantara kedua jenis puasa ini, mana yang lebih berkesan di sisi Allah? Ternyata dalam hadist qudsi, shaum lah yang disebut-sebut akan diberi pahala langsung olehNya.
قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ : إِلَّا الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ
“Allah berfirman puasa (shaum) itu untukKu, dan Aku sendiri yang akan membalasnya”
Jadi, siapkan diri kita agar di bulan Ramadhan nanti kita belajar untuk puasa bicara ya.
Salam Hijrah.
⏰ Waktunya bangun dan berubah dari tidur panjang kita!
MASBUK
Selama masa pre-order buku “Kangen Ramadhan Lagi” ternyata banyak chatting yang bikin senyum-senyum sendiri antara calon pembeli dengan tim yang menangani penjualan.
Diantaranya saat seseorang komplain dengan versi ebook yang tidak lengkap,
“Mba kok ebooknya cuma 5 bab doang?”
“Iya mas versi ebook emang hanya 5 bab, kalo mas mau lihat yg lengkap 30 bab bisa membeli versi cetaknya”
“Kenapa ebook gak 30 bab juga mba?”
“Gini mas, ibarat mas melamar perempuan kan yang boleh dilihat cuma wajah dan telapak tangannya. Nanti kalo udah nikah baru mas bisa lihat semuanya” 🙂
Begitupula ada calon pembeli yang terlewat masa promo dan ia baru memberi kabar,
“Maaf mba saya ketinggalan masa promo ya? Kalo pesan sekarang masih boleh gak harganya tetap diskon?”
“Boleh mas gpp. Sholat aja bisa masbuk, masa pesan buku gak bisa” 🙂
Paling sering jika calon pembeli bertanya mengapa bukunya harus menunggu cukup lama untuk dikirim. Sebenarnya karena percetakannya yang masih dalam proses. Tetapi si mba selalu punya jawaban andalan,
“Memang sengaja dikirim mendekati Ramadhan mas, biar ilmunya masih anget. Nanti kalo dikirim cepat-cepat takut keburu lupa lagi”
“Ah mba bisa aja” 🙂
Tidak terasa Ramadhan sekitar dua puluh hari lagi di depan mata. Semoga kita semua berkesempatan menghirup segarnya udara Ramadhan.
Yuk bareng-bareng memperbaiki Ramadhan kita tahun ini!
Salam Hijrah.
⏰ Waktunya bangun dan berubah dari tidur panjang kita!
TIGA SERANGKAI
“Abi ini gambar siapa aja sih?” tanya anak saya sambil menyodorkan buku yang bergambar tiga tokoh nasional yang masih hitam putih itu.
“Oh, ini para pahlawan yang disebut Tiga Serangkai, yang kanan ini Cipto Mangunkusumo, yang kiri Ki Hajar Dewantara, adapun yang tengah ini, mmm..” wah gawat saya lupa laki-laki berkacamata yang berada di tengah.
“Yang di tengah siapa namanya, Bi?”
“Abi lupa namanya. Pokoknya beliau tokoh yang cerdas juga. Lihat aja, beliau bisa berfoto bersama kedua pahlawan bangsa di kanan kirinya, ini menunjukkan beliau bukan tokoh sembarangan”
Untung sekarang ada google, saya langsung mencari jawabannya. Ternyata tokoh yang di tengah itu adalah Douwes Dekker.
Sepertinya begitulah fitrah alami yang umum berlaku. Seseorang yang berada di tengah, biasanya memiliki kedudukan yang sama dengan orang yang di kanan kirinya. Memang itulah alasan mengapa orang tersebut mendapat kehormatan untuk berada di tengah-tengah.
Sebagaimana Allah meletakkan bulan Sya’ban di tengah dua bulan yang mulia kedudukannya, yaitu Rajab dan Ramadhan. Sudah dapat dipastikan, Sya’ban bukan bulan sembarangan.
Bagaimana tidak? Rajab adalah bulan mulia karena salah satu dari 4 bulan haram, dan bulan yang dipilih untuk terjadinya Isra Miraj. Sedangkan Ramadhan juga bulan mulia, tidak perlu
diceritakan lagi kemuliannya.
Maka secara fitrah alami, seharusnya kita juga langsung memahami bahwa Sya’ban memiliki kedudukan mulia juga. Jadi, sudahkah kita memuliakan Sya’ban sesuai kedudukannya yang sesungguhnya?
Jika belum, maka mulailah hari ini, dengan cara menghiasi bulan mulia ini dengan ibadah-ibadah terbaik yang bisa kita lakukan.
Salam Hijrah.
⏰ Waktunya bangun dan berubah dari tidur panjang kita!
KITAB, ADAB, DAN MIHRAB
Guru saya mengatakan, jika kita ingin menyederhanakan tentang sifat-sifat seorang soleh dalam tiga kata, maka ketiga kata itu adalah, “Kitab, adab, dan mihrab”.
Mihrab adalah sebuah ruang khusus untuk beribadah. Artinya, seorang soleh selalu mendekatkan diri kepada Allah.
Adab berarti akhlak yang terpuji. Artinya seorang soleh dalam pergaulannya memperlihatkan sifat yang santun dan selalu memuliakan orang lain.
Kitab maksudnya buku. Artinya seorang soleh tidak pernah berhenti untuk menambah ilmunya dengan menghadiri pengajian para ulama, dan membaca buku.
Kemudian guru saya melanjutkan nasihatnya, “Jika engkau belum mampu mengejar ketiganya ini, maka usahakanlah sekurangnya satu dari tiga hal tersebut ada dalam dirimu”.
Inilah salah satu nasihat walaupun singkat tetapi menjadi alasan mengapa sampai hari ini saya sangat mencintai buku. Saya begitu takjub jika melihat orang lain yang begitu senang membaca buku.
Bagi mereka, lebih baik memakai baju lama asal bisa membeli buku baru. Tidak ada yang bisa menghalangi mereka untuk memiliki sebuah buku yang mereka inginkan.
Bahkan satu hal ajaib dari orang yang mencintai buku adalah, saat mereka sudah memiliki banyak buku, justru mereka semakin menginginkan lebih banyak lagi. Luar biasa sekali. Semoga kita bisa mengikuti jejaknya.
Salam Hijrah.
⏰ Waktunya bangun dan berubah dari tidur panjang kita!
MAAF, BOLEHKAH SAUDARA TIDAK MENGIRIM VIDEO ITU LAGI?
Saudara pasti ingat kisah syahidnya Paman Hamzah di medan Uhud. Beliau wafat di tengah-tengah peperangan, kemudian jenazahnya yang mulia diperlakukan dengan sadis oleh seseorang yang menyimpan dendam kepadanya.
Beberapa tahun kemudian, sang pembunuh Paman Nabi ini menjadi seorang muslim dan Nabi menerima dengan senang hati keislaman beliau. Dialah Sahabat Wahsyi.
Tetapi kehadiran Sahabat Wahsyi dalam lingkungan Nabi ternyata membuat Nabi selalu teringat peristiwa memilukan Pamanda tercintanya. Maka Nabi menawarkan Sahabat Wahsyi bagaimana seandainya ia menjauh dulu dari lingkungan Nabi di Madinah.
Mengapa Nabi melakukan hal demikian? Bukankah Nabi memiliki akhlak yang terbaik? Ternyata, apa yang dilakukan Nabi itu sesungguhnya hendak mengajarkan kepada kita bahwa bukanlah sesuatu yang baik untuk mengingat hal-hal yang menyayat hati.
Untuk mengingatnya saja jangan, apalagi sampai menambah lagi memori baru yang memiliki kemiripan dengan peristiwa-peristiwa seperti ini. Ilmu biologi terbaru telah membuktikan bahwa setelah kita melihat video memilukan, serotonin di otak menurun secara drastis.
Efeknya timbul perasaan was-was, pesimis dan hilang semangat (bad mood). Dalam jangka panjang, perasaan kita terhadap hal-hal kejam menjadi kurang peka lagi.
Entah mengapa terkadang saudara-saudara saya di grup suka sekali mengirim video sadis, atau terkadang video menjijikkan. Entah video korban kecelakaan yang berlumuran darah, atau video seorang pemakan kepiting hidup-hidup.
Karena itulah saudaraku, mohon maaf dengan segala hormat, bolehkah saudara tidak mengirim video seperti itu lagi?
Salam Hijrah.
⏰ Waktunya bangun dan berubah dari tidur panjang kita!
AUTOMATIC BRIGHTNESS
“Mi, ini hp abi kayanya mulai rusak deh. Kok tiba-tiba layarnya gelap gini ya” curhat saya kepada isteri sambil pencet-pencet sendiri hp yang memperlihatkan gejala tidak wajar ini.
“Ah paling juga dimainin anak-anak. Emang gelap gimana sih?” isteri saya tampak dingin saja menanggapinya.
“Ini kan biasanya hp abi layarnya terang, kok sekarang kaya agak redup gitu”
“Baterainya lowbat gak?”
“Iya sih. Emang apa ngaruhnya?”
“Aduh abi gaptek banget. Ini mah karena kecerahannya di setel otomatis. Jadi kalo baterainya lowbat dia nyesuaikan gitu”
Isteri langsung merebut hp saya, kemudian dia mematikan fungsi automatic brightness, dan benar saja hp saya terang lagi. Hehehe.
“Tuh kan normal lagi. Paling-paling tadi diganti setelannya sama anak-anak”
“Wah abi baru tau hp ada setelan kecerahannya. Kaya manusia aja”
“Emang manusia gimana gitu?”
“Aduh umi gaptek banget. Manusia itu setelan kecerahannya secara otomatis ditentukan sama wudhunya. Kalo kita selalu menjaga wudhu, wajah kita akan selalu cerah dan sejuk dipandang. Nah begitu pula saat kita tidak punya wudhu, wajah kita redup bagai hp yang baterainya lowbat”
Tuh kan, sekarang tahulah kita salah satu rahasia kecil dari berwudhu. Ingatlah selalu bahwa dalam diri kita juga terdapat setelan automatic brightness.
Salam Hijrah.
⏰ Waktunya bangun dan berubah dari tidur panjang kita!
KUIS TELEVISI
Seorang peserta berhasil lolos ke babak final dalam sebuah acara kuis. Pada babak sebelumnya dia telah berhasil mengumpulkan uang sebanyak sepuluh juta rupiah.
Di babak final ini tugasnya ternyata sangat mudah. Cukup memilih satu diantara dua kotak tertutup. Satu kotak isinya boom, artinya hadiah sepuluh juta yang ia miliki hangus, dan satu kotak lainnya berisi hadiah utama satu milyar rupiah.
Bagaimana kelanjutan acara kuis ini? Sayangnya saya lupa kelanjutannya, sebab kuis ini sudah lama sekali ditayangkan di televisi. Hehehe.
Seandainya finalis itu mendapat boom, atau mendapat hadiah utama, keduanya sama-sama bukanlah hal yang luar biasa. Sebab kotaknya kan tertutup. Pilihan sang finalis hanya sebuah kebetulan saja. Mungkin karena itulah saya sekarang melupakan kelanjutan kuis itu.
Bayangkan jika kedua kotak tersebut transparan, isi yang berada di dalamnya jelas-jelas terlihat, kotak manakah yang akan dipilih oleh sang finalis?
Kita semua pasti menjawab ia akan memilih kotak yang berisi hadiah utama! Padahal, belum tentu loh.
Seluruh manusia di dunia ini sejatinya adalah para finalis dalam sebuah kuis kehidupan. Kedua kotak pilihannya terlihat dengan jelas. Satu kotak isinya boom, artinya seluruh umur yang ia miliki hangus tidak berguna kemudian hisab menunggunya di neraka, dan satu kotak lainnya berisi hadiah utama yaitu kenikmatan di surga.
Apakah semua manusia memilih pilihan yang sama? Ternyata tidak juga. Betul kan. Lalu pilihan mana yang akan kita pilih saat keduanya jelas-jelas terlihat oleh kita?
Salam Hijrah.
⏰ Waktunya bangun dan berubah dari tidur panjang kita!
TAAT ITU PADA KATA PERTAMA
“Besok kita berangkat ke Cirebon pagi ya biar sampai sana masih siang” semalam ibu saya memberitahu jam berapa kami semua harus jalan.
“Iya” inilah jawaban yang selalu saya katakan jika ibu meminta apa saja. Termasuk permintaan beliau semalam untuk mengantarkan ke Cirebon dengan menggunakan mobil sendiri.
Padahal besok pagi ada satu agenda sangat penting dengan rekanan saya, bahkan menyangkut bisnis yang nilainya jutaan rupiah.
Tetapi begitulah seharusnya kita dalam urusan memenuhi permintaan orang tua. Prinsipnya iya saja dulu, pusingnya belakangan nanti kan bisa dipikirkan sendiri jalan keluarnya. Hehehe. Permintaan ibu yang paling ringan selalu lebih didahulukan dari urusan pribadi yang paling penting.
Apalagi “hanya” urusan bisnis. Saat kita menunda dengan halus permintaan ibu, mungkin bisnis kita selamat. Tetapi hidup kita yang hancur. Saudara pilih mana?
Sebenarnya ibu bisa memaklumi dan sama sekali tidak ada masalah jika saya sampaikan bahwa saya ada keperluan pribadi dulu sebentar, setelah itu permintaan ibu tetap saya penuhi.
Tetapi saya sedang belajar untuk mentaati orang tua “sejak kata pertama” karena keberkahan Allah ada pada kata pertama.
Pada hari pertemuan Nabi Yusuf dengan ayahnya, beliau begitu sibuk melayani rakyat yang mengantri bahan makanan, sehingga panggilan pertama ayahnya tidak terdengar. Begitu sang ayah memanggil untuk kedua kalinya, barulah Nabi Yusuf menoleh dan menyadari ayahnya sudah hadir sejak tadi.
Ayahnya pun memaklumi dan sama sekali tidak ada masalah. Walaupun begitu atas kejadian ini, Allah tetap memberi teguran kepada Nabi Yusuf.
Bentuk teguran tersebut tidak main-main, yaitu terputusnya jalur kenabian untuk anak dan cucu Nabi Yusuf. Padahal beliau seorang Nabi, ayahnya Nabi Yakub, kakeknya Nabi Ishak, Kakek buyutnya Nabi Ibrahim.
Jadi, mari kita sama-sama belajar untuk mentaati orang tua sejak kata pertama ya.
Salam Hijrah.
⏰ Waktunya bangun dan berubah dari tidur panjang kita!
TAAT ITU PADA KATA PERTAMA (2)
Salah satu penceramah di Jakarta yang banyak menjadi inspirasi buat saya adalah almarhum Kyai Abu Naim Khofifi. Semasa beliau masih ada, minimal setahun kali beliau berceramah di lingkungan kami.
Sebuah kisah yang selalu beliau ceritakan adalah tentang seorang ustadz yang memiliki banyak jamaah. Sang ustadz pandai bahasa arab, alim, dan sudah puluhan kali menjadi pembimbing rombongan jamaah haji maupun umroh.
Suatu hari ia sudah siap untuk berangkat dari rumahnya melaksanakan ibadah haji bersama jamaahnya, maka sang ustadz pamitan kepada ibunya,
“Doakan saya bu semoga tahun ini hajinya lancar lagi seperti sebelum-sebelumnya”
“Amiin. Pasti ibu doakan nak. Sekarang kamu dan jamaah mau ke Pondok Gede ya?”
“Iya bu, memangnya kenapa?”
“Ibu jadi kangen pengen lihat asrama haji seperti apa sekarang. Ibu ikut ya sampai Pondok Gede?”
“Ah ibu ada-ada saja. Pondok Gede itu ramai banget bu, nanti siapa yang jagain ibu disana, saya juga kan harus membimbing jamaah. Ibu dirumah saja lebih enak daripada ikut-ikutan ke sana segala”
Akhirnya si ibu memaklumi alasan putranya itu, beliau pun mengalah tidak jadi ikut serta ke Pondok Gede. Siapa sangka perbincangan itu adalah kalimat terakhir beliau, sebab setelah sang ustadz berada di tanah suci, si ibu menghembuskan nafas terakhirnya di rumah.
Singkat cerita sang ustadz pun kembali ke tanah air menuju pusara ibunya, dan ia sangat menyesal telah menyakiti hati ibunya yang hanya meminta sebuah permintaan sederhana.
Tidak lama setelah semua kejadian ini, sang ustadz terserang suatu penyakit sampai seluruh tubuhnya stroke dan lumpuh total. Kalau saya tidak salah dengar, Kyai pernah bilang kejadian itu terjadi sejak tahun 2002 silam, dan sampai hari ini sang ustadz masih terbaring di kasur.
Setiap kali Kyai menceritakan kisah ini, selalu ditutup dengan pertanyaan retoris, “Kalau ustadz yang alim saja mendapat teguran seperti ini, bagaimana dengan kalian yang cuma orang biasa?”
Jadi, mari kita sama-sama belajar untuk mentaati orang tua sejak kata pertama ya.
Salam Hijrah.
⏰ Waktunya bangun dan berubah dari tidur panjang kita!
TEKNOLOGI
Foto di atas saya ambil tepat di depan rumah kakek saya. Inilah salah satu alasan mengapa saya suka Cirebon, karena bagi orang kota seperti saya entah berapa tahun yang lalu terakhir kalinya saya melihat pemandangan tradisional seperti ini.
Rasanya alami sekali ya melihat mereka yang hidup dengan teknologi sederhana. Tidak ada kompor gas, adanya kayu bakar. Tidak ada rice cooker, adanya dandang.
Untuk beberapa hal, teknologi memang memudahkan hidup kita. Tetapi untuk beberapa hal lain, teknologi membuat kita lupa kepada Allah. Sebenarnya bukan teknologinya yang salah, kitalah yang tidak bisa mengendalikan diri.
Lihatlah diri kita saat ini, tidak ada lagi Al-Quran, adanya facebook dan instagram. Betapa teknologi media sosial dalam smartphone kita bawa kemana-mana sampai lupa bahwa kita sudah tidak akrab lagi dengan Al-Quran.
Saking akrabnya kita dengan smartphone, sampai-sampai bisa menjadi jawaban jika anak-anak kita bertanya,
“Ayah, bagaimana keadaan para ulama zaman dulu dengan Al-Quran?”
“Seperti kedekatan kita zaman sekarang ini dengan smartphone, nak”
Ya Rabb, semoga kita mampu menahan diri ya. Selama kita memiliki tekad, kita pasti menang melawan diri sendiri.
Salam Hijrah.
⏰ Waktunya bangun dan berubah dari tidur panjang kita!
SINGA DAN KELEDAI
Di sebuah hutan rimba, hiduplah seekor singa perkasa dan pemberani yang selalu berbuat baik dan membela kebenaran. Rupanya sifat singa itu tidak disukai oleh bangsa keledai di dalam hutan.
Maka dengan dipimpin si raja keledai, mereka selalu memasang perangkap-perangkap mematikan untuk sang singa di tengah-tengah arena padang rumput.
Anehnya, sang singa dengan gagahnya selalu meladeni perangkap-perangkap tersebut. Para penghuni hutan melihat dari kejauhan bagaimana hebatnya sang singa menaklukkan semua perangkap itu satu persatu.
Hingga suatu hari bangsa keledai mengundang singa kembali ke arena padang rumput dengan satu perangkap terakhir mereka. Para penghuni hutan seperti biasa menunggu aksi sang singa pahlawan itu.
Tetapi satu hari berlalu singa jantan itu tidak hadir. Dua hari berlalu masih tidak hadir. Bahkan tiga hari berlalu tetap tidak hadir juga. Sungguh aneh. Mengapa sang singa tidak meladeni perangkap yang satu ini? Hal ini memancing penasaran seluruh penghuni hutan.
Begitu mereka menyelidiki perangkap tersebut dengan antusias, sontak seluruh penghuni hutan tertawa terpingkal-pingkal. Mereka melihat perangkap paling menggelikan seumur hidup mereka. Sungguh sebuah perangkap rekayasa yang hanya membuat bangsa keledai tampak bodoh di mata mereka. Tawa pun meledak di hutan rimba itu.
Sejak itu tahulah mereka mengapa sang singa tidak datang, rupanya sang singa ingin memancing para penghuni hutan untuk menyelidiki langsung kepandiran bangsa keledai.
Nilai moral dari fabel fiksi ini adalah, terkadang kecerdasan juga dibutuhkan bagi seorang pahlawan, disamping keberanian dan kekuatan.
Salam Hijrah.
⏰ Waktunya bangun dan berubah dari tidur panjang kita!
SUSU KENTAL MANIS
Awal Januari silam, saya dan istri menyusun komitmen kami berdua yang akan dimulai pada tahun 2017. Begitulah kebiasaan saya dan istri setiap Januari, yaitu kami bersepakat untuk menambah satu kebiasaan kecil yang diridhai Allah.
Setelah beberapa obrolan ringan, akhirnya kami menemukan satu ibadah sunnah yang rasanya sejak lama kami idamkan untuk dibiasakan.
Hari demi hari, sampai dengan minggu demi minggu berlalu, Alhamdulillah kebiasaan sunnah itu langgeng sampai hari ini.
Jika istri kelihatan mulai redup semangatnya, maka saya mengingatkannya. Begitupun sebaliknya. Bahkan seringnya justru yang sebaliknya itu. Jika saya mulai malas, maka istri yang menyemangati. Hehehe.
Selain bulan Januari, kami melakukannya lagi pada bulan Ramadhan. Setiap datang bulan Ramadhan artinya akan bertambah satu ibadah lagi untuk dimulai.
Jadi setahun hanya dua kali ya. Kelihatannya cukup mudah. Buktinya saya saja berhasil, maka saudara pasti lebih mampu lagi. Kuncinya ada pada teman. Betul, saudara harus mencari teman untuk berjuang bersama.
Jika saudara sudah menikah, maka pasangan kita yang paling tepat untuk menemani. Seperti yang saya lakukan. Bagi yang belum menikah, jadikanlah saudara kandung sebagai teman untuk berjuang. Atau siapapun yang memiliki tekad yang sama, dan saling komitmen.
Ibarat susu kental manis, bukankah saudara selalu melubangi kaleng susu tersebut dengan dua lubang? Satu lubang di sisi kiri untuk aliran susu agar mengalir lancar, satu lubang lagi di sisi kanan untuk dorongan udara. Jika kita hanya membuat satu lubang saja, justru aliran susu malah tidak lancar, seperti ada yang tersumbat.
Karena itulah, kita butuh teman untuk dorongan semangat. jika kita berjalan sendiri, perjuangan kita malah tidak lancar, seperti ada yang tersumbat.
Jangankan manusia biasa seperti kita, Nabi Musa saja membutuhkan teman dalam berjuang, sehingga Nabi Musa meminta kepada Allah agar Nabi Harun itulah yang terpilih untuk menemaninya (Al-Quran surat Toha : 29-30).
Nah, sebentar lagi bulan Ramadhan, saudara sudah punya teman?
Salam Hijrah.
⏰ Waktunya bangun dan berubah dari tidur panjang kita!
THE BLANK SPOT
“Alhamdulillah ada sebuah proyek bersama rekanan bisnis ane yang goal. Keuntungan bersihnya lumayan, bisa sekitar lima puluh juta” cerita seorang pengusaha kepada saya suatu hari. Rupanya cerita ini belum selesai, dia kembali melanjutkan,
“Tetapi anehnya, ada saja kekurangannya ya saat ane sedang diberi nikmat seperti ini. Pada waktu bersamaan ada karyawan ane yang menggelapkan uang perusahaan. Nilainya kecil sih, tidak sampai lima juta karena keburu ketahuan. Hanya ane heran aja, kenapa hidup ane itu kok gak bisa ya sekali-sekali dapat nikmat yang sempurna gitu loh” dia menuntaskan ceritanya itu.
Sebenarnya yang saya tangkap bahwa dia sudah sangat bersyukur karena uang yang hilang tidak ada sepuluh persennya dari rezeki yang tetiba ia dapatkan. Tapi tetap saja rasa penasarannya membuat ia bertanya demikian.
“Berbahagialah ente sob, sebab hal demikian bukan hanya terjadi pada diri ente doang. Ane pun selalu mengalaminya. Sepertinya orang lain juga. Saat kita mendapat kenikmatan yang begitu besar, ada saja semacam blank spot kecil di sisi lain yang berlawanan seolah merusak kesempurnaan nikmat yang kita terima”
“Nah iya bener begitu! Apa hal itu terjadi pada semua orang? Kenapa bisa gitu?”
“Itu sebenarnya pertanda Allah masih menyayangi kita. Saat kita mendapat nikmat, biasanya lupa diri, maka Allah selalu sertakan nikmat itu dengan sebuah titik kecil musibah, karena blank spot itulah yang membuat kita ingat kembali kepada ke-MahaKuasa-an Allah”
“Memang sih, ane merasa juga begitu. Saat ingat keberhasilan proyek, ane takjub dengan hasil jerih payah sendiri. Tapi begitu melihat musibah pada karyawan, ane tersadarkan semua ini atas kuasa Allah semata”
“Nah itu dia! Blank spot itu harus kita syukuri juga! Allah sudah memberi contoh satu-satunya manusia yang nikmatnya tanpa kekurangan satu apapun, yaitu Fir’aun. Kekayaannya sangat banyak, kekuasaannya paling tinggi, bahkan Fir’aun dengan izin Allah tidak pernah menderita penyakit apapun selama kejayaannya. Apa yang terjadi? Justru Fir’aun lupa diri!”
Sejenak saya lihat perubahan wajah si pengusaha itu. Ia terdiam, tatapannya panjang dan tajam. Kemudian ia mulai mengatakan sesuatu,
“Allahu Akbar! Terimakasih ya, nasihat ente jawaban pencarian ane selama ini!”
Salam Hijrah.
⏰ Waktunya bangun dan berubah dari tidur panjang kita!
RAMADHANKAN MEDSOSMU
Seorang ulama yang disegani di kota Tarim, Sayyid Ali Masyhur berpesan kepada kita semua,
“Ketahuilah handphone adalah benda yang sangat ringan dipegang saat kita di dunia, tetapi mungkin saja menjadi dosa yang sangat berat dihisab di akhirat”
Nasihat ini betul sekali, karena bagi sebagian orang, medsos yang ada dalam handphone adalah tokoh utama dalam melalaikan kita dari ibadah.
Bahkan bagi sebagian lainnya, medsos berfungsi untuk menyebarkan fitnah, menghina saudaranya sesama muslim, dan menciptakan opini yang berupa kebohongan. Na’uzubillah.
Biarlah apa yang terjadi pada mereka itu. Toh di akhirat setiap orang memikul perbuatannya sendiri-sendiri. Kita koreksi saja medsos kita masing-masing.
Apakah medsos lebih banyak bermanfaat buat kita, atau sebaliknya lebih banyak melalaikan kita?
Apakah ada orang lain yang tersakiti dan tersinggung karena status medsos kita?
Apakah Allah ridha jika mengetahui aktifitas kita di medsos, dan bukankah Allah Maha Mengetahui?
Luangkan sedikit waktu untuk menjawabnya dengan jujur. Sadarilah kita membeli handphone semahal ini bukan untuk menurunkan kualitas iman kita sebagai seorang muslim.
Adakah orang yang bisa berpikir jernih mau membayar sejumlah uang untuk merusak kualitas kehidupannya sendiri? Ah, rasanya sulit dipercaya kalau ada orang seperti itu. Apalagi kitalah orangnya.
Oleh karena itu saudaraku, mari kita bersama-sama berjanji untuk meramadhankan medsos kita juga.
Salam Hijrah.
⏰ Waktunya bangun dan berubah dari tidur panjang kita!
MISTER STERIL
Namanya Bang Adam. Teman satu kost dengan saya ketika kuliah dulu, cuma beda jurusan. Diantara semua anak kost, sepertinya hanya Bang Adam ini yang teliti banget soal kebersihan piring jika membeli makanan kaki lima.
Oleh karena itulah dia dijuluki Mister Steril. Misalnya saat diajak sarapan bubur di depan kos-kosan,
“Gue gak mau makan di sana ah, bungkus aja”
“Lah mana enak makan bubur dibungkus, ga bisa nambah sambel, nambah kecap, udah makan di sana aja”
“Itu si abangnya gue lihat kalo nyuci mangkok sama sendok bekas pelanggan lain cuma nyiduk air sedikit dari ember, kucek-kucek pake tangan, udah. Asal keliatan bersih doang”
“Ya gitu aja emang kenapa sih, kita kan mahasiswa makan apa aja gak akan kenapa-kenapa”
“Bayangin aja masa pakai air doang gak pakai sabun cuci piring? Cuma keliatannya doang bersih, secara mikro masih banyak lemak dan kotoran yang nempel. Apalagi buat nyuci sendok. Coba bayangin bekas berapa orang yang makan pake sendok itu! Bakteri gak akan hilang. Kalo pake sabun cuci piring kan minimal ada anti bakterinya. Hiii gak mau ah gue makan di situ”
Nah, sekarang tahu kan kenapa dia disebut Mister Steril. Rasanya zaman mahasiswa dulu, kita bisa makan di mana saja. Bukan mahasiswa namanya kalo tidak kebal sama hal-hal seperti itu.
Tapi sekarang saya sadar sih, dan mulai pilih-pilih pedagang yang educated untuk masalah seperti ini. Bener juga memang nyuci piring jangan cuma kelihatan bersih doang tapi harus pastikan kotoran mikro juga hilang. Ya tetap harus pakai sabun cuci piring. Betul kan?
Jika saudara bisa membayangkan hal ini, sebenarnya persis sama dengan saat kita buang air di toilet. Buang air kecil maupun besar. Setelah buang air, kita bersih-bersih. Setelah itu? Selesai. Nah disinilah masalahnya.
Karena setelah kita bersih-bersih saat selesai buang air, secara kasat mata memang kotoran hilang. Tetapi “kotoran mikro” belum hilang, yaitu kotoran yang sifatnya ada di dalam diri kita. Dalam bahasa agama namanya hadast. Bagaimana agar kotoran mikro ini hilang juga? Yaitu dengan berwudhu.
Oleh karena itu Rasulullah selalu menjaga wudhu. Begitu pula para ulama. Setiap batal, wudhu lagi. Jika kita belum sanggup mengikuti sampai seperti ini, minimal kita jangan hanya berwudhu cuma mau sholat saja.
Memangnya saudara mau, piring yang saudara pakai itu dicuci tanpa sabun cuci piring?
Kita harus lebih educated untuk masalah seperti ini. Sekurangnya setiap selesai dari toilet, setelah bersih-bersih, kita lanjutkan dengan wudhu. Insya Allah akan menjadi satu kebiasaan baik. Berani memulainya? Selagi Ramadhan, berani atau tidak, harus berani!
Salam Hijrah.
⏰ Waktunya bangun dan berubah dari tidur panjang kita!
OLEH-OLEH HAJI
Seperti biasa, selesai shalat Taraweh saya tidak langsung beranjak pulang, melainkan duduk-duduk di musholla bersama beberapa jamaah untuk silaturahmi.
Seorang bapak bercerita,
“Saya insya Allah tahun ini berangkat haji. Kemarin saya sudah belanja di Tanah Abang sejadah dan kurma untuk oleh-oleh kalau saya pulang dari haji nanti”
Wah gerak cepat juga si bapak, masih bulan Ramadhan sudah menyiapkan oleh-oleh haji. Memang tradisi di negeri kita tetangga kanan-kiri pasti mendapat oleh-oleh dari jamaah yang mengunjungi tanah suci selama 40 hari tersebut.
Walaupun belinya di Tanah Abang, tapi tetap saja menjadi kenang-kenangan yang tahan lama bagi si tetangga yang menerimanya.
Bicara mengenai oleh-oleh, apakah kita juga sudah menyiapkan oleh-oleh apa nantinya yang akan kita bawa setelah kita mengunjungi Ramadhan selama 30 hari ini?
Oleh-oleh Ramadhan tentunya bukan buat tetangga kanan-kiri, melainkan untuk diri kita sendiri. Bentuknya bukan suatu benda, melainkan sebuah perubahan pada diri kita yang akan menjadi kenang-kenangan Ramadhan tahun ini yang bertahan lama dalam diri kita.
Sudah dipersiapkan belum? Kalau belum, saran saya kita harus gerak cepat. Selagi masih awal bulan.
Misalnya kita mulai kebiasaan baru untuk berwudhu setiap selesai dari toilet. Saudara sudah memulainya? Sepertinya banyak yang belum. Termasuk saya. Hehehe. Padahal air untuk wudhu sedang ada di hadapan kita, dan berwudhu tidak sampai menghabiskan waktu berjam-jam seperti yang kita bayangkan. Mengapa kita berat sekali untuk melakukannya? Karena tidak terbiasa.
Jadi sebetulnya bukan berwudhunya yang berat, tapi membiasakannya itu yang berat. Percayalah, semua yang terasa berat itu berangsur-angsur akan terasa lebih ringan. Kita cukup memulai. Sekali lagi. Me-mu-lai.
Kelak Ramadhan yang hanya 30 hari ini akan berakhir, dan kita akan sangat beruntung jika membawa oleh-oleh Ramadhan untuk diri kita sendiri.
Salam Hijrah.
⏰ Waktunya bangun dan berubah dari tidur panjang kita!
SUNAN GIRI
Belum lama anak saya mendapat tugas sekolah dari gurunya untuk mencari biografi tentang Sunan Giri, salah satu dari sembilan Wali Songo yang menyebarkan Islam di pulau Jawa.
Ternyata, Sunan Giri itu memiliki banyak nama. Beliau juga dikenal sebagai Raden Paku. Nama beliau yang lain adalah Prabu Satmata, Sultan Abdul Faqih, Raden ‘Ainul Yaqin dan terakhir beliau juga bernama Joko Samudra.
Pepatah Arab mengatakan, banyaknya nama menunjukkan tingginya kedudukannya. Itulah mengapa Sunan Giri memiliki banyak nama dan julukan.
Setali tiga uang, bulan Ramadhan juga memiliki banyak nama. Hal ini menunjukkan kedudukannya yang tinggi. Di dalam kitab karangan Sayyid Zain Muhammad Alaydrus sekurangnya ada tujuh belas nama bulan Ramadhan yang disebut dalam Al-Quran maupun Hadist.
Diantaranya adalah Syahrul Quran, Syahru Shiyam, Syahru Qiyam, Syahru Rahmat, Syahru Riziq, dan lain-lain.
Mari kita fokus kepada satu nama yang disebut terakhir, yaitu Syahru Riziq (Bulan Rezeki). Mengapa Ramadhan disebut Bulan Rezeki? Karena Rasulullah sendiri yang menyebutkan dalam hadist yang disampaikan Sahabat Salman,
شَهْرٌ يُزَادُ فِي رِزْقِ الْمُؤْمِنِ فِيْهِ
“Bulan Ramadhan adalah bulan dimana di dalamnya ditambahkan rezeki orang-orang mukmin”
(Hadist Riwayat Ibnu Khuzaimah dan Baihaqi)
Hampir saja ilmu tentang Ramadhan sebagai Bulan Rezeki ini hilang dari kalangan kaum muslimin. Sungguh beruntung jika kita masih mendapat kesempatan langka untuk mempelajarinya lagi.
Karena itu, luangkan waktu kita setiap sore untuk mendengarkan nasihat guru saya Ustadz Nasrullah, karena insya Allah beliau akan menjelaskannya selama bulan Ramadhan ini di channel @rahasiamagnetrezeki
Salam Hijrah.
⏰ Waktunya bangun dan berubah dari tidur panjang kita!
SOCIALHOLIC
“Ustadz saya butuh nasihat nih” seorang remaja bertanya kepada saya, tampaknya dia memiliki suatu masalah serius.
“Apa yang bisa saya bantu?” sambil saya coba bersikap akrab dengannya, kelihatannya dia masih canggung mau ngomong sesuatu.
“Begini ustadz, saya ini gak bisa lepas dari handphone saya. Sedikit-sedikit saya gatal penasaran pengen lihat whatsapp, telegram, takut ketinggalan kabar terbaru. Sampai sedang baca Quran saja, handphone saya taruh di samping saya ustadz”
Tuh kan, benar juga masalah serius nih. Bagusnya dia sadar bahwa hal tersebut adalah kebiasaan yang kurang baik. Saya berpikir sejenak bagaimana menjawabnya terhadap masalah seperti ini. Akhirnya kepikiran juga saya tanya balik kepadanya,
“Nanti lebaran mudik mas?”
“Iya, ustadz”
“Naik pesawat apa naik kapal?”
“Kapal laut, ustadz”
“Coba mas bayangin saat di tengah laut, kemudian kapal yang mas tumpangi terkena musibah dan mas terombang-ambing berenang di tengah lautan sambil berteriak-teriak minta tolong. Nah saat itu ada komen menarik masuk di grup whatsapp, apa mas akan jawab dulu atau nggak?”
“Ya nggak mungkin, ustadz”
“Terus ada notif masuk dari telegram, lebih menarik lagi yang ini, apa mas masih penasaran untuk lihat telegram juga?”
“Ya nggak lah, ustadz”
“Nah baru menyelamatkan diri dari musibah kecil saja mas sudah bisa melupakan handphone”
“Masa yang begitu dibilang musibah kecil ustadz, bisa mati saya kalau mengalami musibah seperti itu”
“Ya mati juga cuma sekali kan mas. Bandingkan dengan azab di akhirat, mati berkali-kali di sana, makanya saya bilang musibah kecil”
“Iya juga sih, ustadz”
“Oleh karena itu mas juga pasti mampu melupakan handphone saat sedang menyelamatkan diri dari musibah besar. Contohnya saat membaca Al-Quran, karena ia yang menyelamatkan kita saat terombang-ambing di akhirat”
“Astaghfirullah, baru kepikiran ustadz hal seperti ini”
Semoga kita semua bisa bersikap adil terhadap handphone ya. Saya juga sebenarnya seorang socialholic, tapi saya komitmen untuk berubah di bulan Ramadhan ini. Amiin.
Salam Hijrah.
⏰ Waktunya bangun dan berubah dari tidur panjang kita!
BANDUNG, I’M IN LOVE
Jika disebut Bandung, apa yang terlintas dalam benak saudara? Factory outlet, brownies, atau susu murni khas Lembang? Iya, Bandung memang memiliki segala keunikan yang tidak terlupakan.
Tahukah saudara, ulama di kota Bandung juga tidak terlupakan. Salah satunya adalah Almarhum Kyai Usman Alaydrus, pendiri pondok pesantren As-Salam. Saya pernah menghadiri acara tahunan di pondok tersebut. Sungguh tidak mampu saya lupakan saat putra-putra Kyai Usman sedang menceritakan sejarah hidup ayahnya itu.
Kyai Usman adalah seorang yang sangat hobi membaca Al-Quran. Begitu besar hobinya, sampai beliau jarang berpisah dari mushaf. Karena itulah tidak heran beliau sanggup membaca Al-Quran 30 juz sehari. Allahu Akbar.
Seorang putranya menceritakan pengalaman saat kecil diantar ayahnya naik kereta untuk disekolahkan di Jawa. Sepanjang perjalanan dari pagi hari ayahnya nikmat sekali larut dalam membaca Al-Quran.
Ketika sore sampai di stasiun tujuan, sang ayah mencari musholla terdekat yang ada di sana,
“Kita sholat dulu dan tunggulah sebentar, abah sedang tanggung dua juz lagi”
Jadi di atas kereta tadi beliau melahap habis bacaan Al-Quran sebanyak 28 juz!
Sejarah hidup beliau kemudian ditutup oleh cerita putra-putranya, bahwa dari kebiasaan satu hari 30 juz ini, sepanjang umurnya Kyai Usman sudah mengkhatamkan Al-Quran sebelas ribu kali. Subhanallah.
Kyai bukanlah ulama yang terpaut jauh dengan zaman kita sekarang. Beliau wafat tahun 1985, saya yakin saudara sudah lahir pada tahun tersebut bukan? Itu artinya bukan sesuatu yang mustahil bila kita hendak menapaki jejaknya.
Tidak perlu sehari satu kali khatam, minimal sehari satu juz saja. Jadi jika diakumulasi sepanjang umur kita bisa mencapai sebelas ribu juz! Betul kan?
Bukannya mau hitung-hitung amal ibadah, tetapi untuk menunjukkan bahwa sesuatu yang kecil suatu saat akan menjadi besar jika kita istiqomah.
Salam Hijrah.
⏰ Waktunya bangun dan berubah dari tidur panjang kita!
JUNI DI BULAN RAMADHAN
Ah, saya benci harus mengatakannya kepada diri sendiri bahwa satu bulan berlalu lagi sia-sia!
Pernahkah saudara mengalami seperti yang saya rasakan, dimana setiap awal bulan selalu bersungguh-sungguh dengan penuh semangat,
“Saya akan memulai sikap baru bulan ini!”
Lalu sesaat kemudian teringat sesuatu,
“Astaghfirullah, bukankah sikap baru ini apa yang saya niatkan pada bulan kemarin?” iya itulah yang sebenarnya terjadi.
Sungguh aneh siklus hidup saya. Sudah merancang planning. Sudah pula membuat resolusi. Kemudian bersemangat melaksanakannya, tetapi dalam hitungan hari semangat itu redup tertiup angin.
Jika di kalender satu bulan itu berisi tiga puluh hari, maka di kehidupan saya satu bulan hanya berisi tiga hari, karena pada hari keempat saya sudah lupa dengan semua komitmen perubahan sikap yang saya jalankan.
Kemajuan saya hanya laksana bandul, maju ke depan kemudian kembali lagi ke belakang. Habisnya waktu saya bulan demi bulan ini menyadarkan saya, bahwa kemajuan itu harusnya laksana anak panah, saat melesat maju dari busurnya dia tak akan pernah kembali lagi.
Bismillah, di awal bulan Juni ini, saya harus melibatkan Allah dalam setiap langkah perubahan yang saya niatkan. Lebih banyak doa dan tawakal, karena segala daya upaya hanya terjadi karena pertolongan Allah.
Salam Hijrah.
⏰ Waktunya bangun dan berubah dari tidur panjang kita!
IMAM BUKHORI, THE UNTOLD STORY
“Abi lagi baca apa?” si kecil tiba-tiba mendekat saat saya sedang membaca satu jilid kitab bahasa arab berwarna merah itu.
“Ini kitab Hadist Bukhori. Kakak mau dengar cerita tentang Imam Bukhori?” kesempatan buat saya saat anak-anak penasaran dengan suatu hal. Ia langsung duduk di hadapan saya dengan wajah yang penuh minat,
“Jadi begini Kak, Imam Bukhori itu ulama yang cerdas dan jujur. Ia senang menghafal hadist Nabi. Tetapi ia pernah difitnah loh sampai dipenjara”
“Siapa yang tega memfitnah Imam Bukhori, Bi?”
“Penguasa negeri dan para pendukungnya. Mereka sendiri yang merekayasa fitnah, mereka yang memenjara, dan mereka juga yang mengadili”
“Mengapa mereka berbuat begitu?”
“Karena mereka ingin mempermalukan Imam Bukhari yang selalu menjadi penghalang mereka. Saat itu Imam Bukhori dijatuhi hukuman mati oleh penguasa”
“Terus gimana selanjutnya?”
“Pada malam hari sebelum eksekusi, beliau berdoa kepada Allah dan bershalawat kepada Nabi. Saat itu tiba-tiba ia terkenang perjuangan para pahlawan perang Badar, maka dengan syahdu diingatnya dalam lirih satu-persatu nama mereka”
Sampai di sini saya lihat wajah yang selama ini lucu berubah menjadi wajah gemas, penasaran, bercampur kesal dan cemas. Dia betul-betul serius menyimaknya. Saya pun antusias melanjutkan,
“Sampai akhirnya Imam Bukhori tertidur, lalu bermimpi didatangi Nabi bersama tiga ratus tiga belas sahabat dengan menunggang kuda. Salah satu dari mereka berkata; Wahai putraku Bukhori, kami akan membantu masalahmu. Jangankan seluruh syuhada Badar yang kau lihat ini, satu orang saja diantara kami sudah bisa menghabisi mereka”
“Alhamdulillah, pasti itu tanda pertolongan Allah kan Bi?”
“Iya betul. Keesokan harinya hakim yang memutuskan perkara sang Imam mati mendadak. Fitnah terhadap beliau pun terbongkar, akhirnya Imam Bukhori dibebaskan dari penjara. Tidak cukup sampai di situ, penguasa negeri Bukhara yang bernama Khalid As-Sadusi di akhir umurnya mati dalam keadaan hina dan seluruh pendukungnya yang ikut membuat dan menyebarkan fitnah itu dibalas satu demi satu oleh Allah di dunia”
“Alhamdulillah. Allah pasti menolong orang baik dan membalas orang jahat ya, Bi”
“Iya dong. Oleh karena itu kalau ada seorang ulama sedang dilanda fitnah, Kakak jangan sampai ikut-ikutan menyebarkannya. Karena Allah pasti marah”
Semoga kisah ini akan menambah keyakinannya bahwa Allah Maha Melindungi hamba-hambaNya yang soleh.
Salam Hijrah.
⏰ Waktunya bangun dan berubah dari tidur panjang kita!
LIMA MENIT DALAM KERINDUAN KEPADA RASUL
Saudaraku, izinkan saya memperlihatkan sebuah koleksi istimewa berdurasi lima menit. Sudah lama saya menyimpan video ini, dan sudah tidak sanggup lagi rasanya menahan diri untuk terus menyembunyikannya.
Video tentang Madinah ini direkam puluhan tahun lalu, dimana kamera masih hitam putih, dan Saudi masih negara miskin karena belum ditemukan sumber minyak disana.
Dibandingkan dengan abad ini, Madinah dalam video lima menit itu lebih mirip situasinya dengan masa Rasulullah saat masih hidup. Oleh karena itu, sekali melihatnya kita tidak bisa berhenti untuk teringat perjuangan sang Rasul dan para sahabat di tanah arab yang tandus demi menyelamatkan kita kepada agama yang lurus.
Sebentar lagi kita akan menikmati pemandangan original dari gunung Uhud, makam Pamanda Hamzah, Masjid Sahabat Abu Bakar, Masjid Quba, Masjid Qiblatain, pasar kota Madinah, dan tentunya Kubah Hijau magnet cinta kita kepada Rasulullah.
Tidak salah jika video ini saya hadiahkan kepada saudara di bulan Ramadhan, karena bulan ini memang disebut juga sebagai Syahrul Haj ma’a Rasulillah (bulan berhaji bersama Nabi).
Selamat menikmati video langka ini, walaupun narasi dalam bahasa arab, insya Allah mudah difahami dan tidak membosankan untuk diputar berulangkali.
Semangat minggu kedua Ramadhan! Semangat cinta kepada Rasulullah!
Salam Hijrah.
⏰ Waktunya bangun dan berubah dari tidur panjang kita!
JADILAH DIRI SENDIRI
Hidup itu harus memiliki pendirian sesuai dengan yang kita yakini. Jika kita tidak punya pendirian, maka bersiaplah kita terombang-ambing di dunia yang berisi berbagai macam sifat manusia ini.
Jangan seperti bunglon yang berubah-ubah pendiriannya tergantung siapa yang berani bayar kita. Contohnya si pemuda ini yang sedang diwawancara kerja oleh staf personalia,
“Apakah Anda puasa kalau Ramadhan?”
“Iya Pak, saya puasa”
“Kalau begitu Anda tidak diterima. Nanti pasti kerjanya lemas”
“Saya justru lebih sering tidak puasa kok Pak”
“Ya lebih tidak diterima lagi. Sama aturan agama saja Anda melawan, apalagi sama aturan perusahaan”
Si pemuda mulai bimbang, kemudian lanjut pertanyaan berikutnya,
“Apakah Anda shalat Tarawih kalau Ramadhan?”
“Iya Pak, saya Tarawih”
“Kalau begitu Anda tidak diterima. Nanti pasti susah diminta lembur”
“Saya justru lebih sering tidak Tarawih kok Pak”
“Ya lebih tidak diterima lagi. Kalau Anda sering kerja sampai malam, pasti siangnya malah ngantuk”
Sampai di sini si pemuda semakin tidak punya pendirian,
“Apakah Anda rutin membaca Quran kalau Ramadhan?”
“Iya Pak, saya rutin membaca Quran “
“Kalau begitu Anda tidak diterima. Nanti pasti mengganggu rekan kerja Anda”
“Saya justru lebih sering tidak membaca Quran kok Pak”
“Ya lebih tidak diterima lagi. Itu tandanya Anda tidak suka membaca, pengetahuan Anda pasti rendah sekali”
Tibalah ia dengan pertanyaan terakhir dari staf tersebut,
“Apakah otak Anda benar-benar waras?”
“Iya Pak, saya waras sepenuhnya”
“Kalau begitu Anda tidak diterima. Nanti jika Anda stress karena pekerjaan, pasti perusahaan akan disalahkan”
“Saya justru kadang-kadang tidak waras kok Pak”
“Ya lebih tidak diterima lagi. Nanti saya ada saingan di sini”
Hehehe. Oleh karena itu, jangan mudah terpengaruh orang lain. Jadilah diri sendiri.
Salam Hijrah.
⏰ Waktunya bangun dan berubah dari tidur panjang kita!
PASIR HISAP
Seorang petualang sedang berjalan di dalam hutan. Saat dia melewati jalan berpasir, tanpa diduga ternyata pasir tersebut adalah pasir hisap. Perlahan tubuhnya terhisap ke dalam bumi.
Sedikit demi sedikit, sampai sepertiga bagian tubuhnya sudah tenggelam ke dalam kubangan pasir tersebut. Yang mengherankan justru si petualang tenang-tenang saja, ia tetap diam membiarkan pasir itu menghisap tubuhnya.
Memang sih saat itu baru sepertiga tubuhnya yang terhisap, tetapi semakin lama, keadaan itu akan menghisap dua pertiga tubuhnya, sampai akhirnya seluruhnya akan tenggelam ke dalam bumi.
Saudara, kisah di atas adalah cerita pembuka saya saat ceramah Ramadhan tadi malam. Kepada jamaah yang hadir, saya bertanya apa sebutan yang pantas bagi orang yang sudah terhisap pasir sepertiga tubuhnya, tetapi ia diam saja tidak berusaha menolong dirinya sendiri?
Sebagian jamaah menjawab sebagai “orang aneh”. Ada lagi yang berkata “orang putus asa”. Dan aneka sebutan lainnya.
Sebenarnya saya sedang mengingatkan keadaan kita hari ini yang memiliki kemiripan dengan si petualang dalam cerita tersebut.
Bagaimana tidak, kita sudah menyia-nyiakan sepertiga Ramadhan berlalu tanpa disiplin yang sungguh-sungguh, dan kita diam saja tidak berusaha untuk menolong diri sendiri? Semakin lama, ketidakdisiplinan kita akan menghisap dua pertiga Ramadhan kita, sampai akhirnya seluruh Ramadhan kita tenggelam ke dalam bumi.
Saat ini kita memasuki sepuluh hari kedua dari Ramadhan. Evaluasi lagi komitmen Ramadhan kita, yang niatnya mau tilawah 1 juz setiap hari, faktanya bagaimana? Yang katanya mau merutinkan sedekah, membiasakan tahajud, menjaga wudhu, mengatur jam tidur, dan sebagainya, faktanya bagaimana?
Ayo semangat lagi! Bangun! Berubah! Jangan tenang-tenang saja, kecuali kita memang rela disebut sebagai orang aneh dan orang putus asa.
Salam Hijrah.
⏰ Waktunya bangun dan berubah dari tidur panjang kita!
BERTANYALAH
Pernah mendengar nama Anthony Robbins? Beliau adalah motivator termahal di dunia yang sudah menginspirasi jutaan orang. Salah satu tips dari Anthony Robbins jika kita ingin selalu mempertahankan semangat yang tinggi adalah dengan Bertanya.
Maksudnya; Seringlah bertanya kepada diri sendiri dengan pertanyaan yang membangkitkan kita untuk berpikir. Pertanyaan yang berkualitas akan menghasilkan hidup berkualitas!
Tahukah saudara, empat belas abad silam metode Bertanya ini sudah lebih dulu diaplikasikan oleh Al-Quran. Lihatlah surat Ar-Rahman, ada satu pertanyaan yang diulang sampai 31 kali.
“Nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?” jika kita bisa menjawabnya dengan 31 jawaban berbeda, maka bersiaplah hidup kita akan lebih berkualitas! Nikmat umur, nikmat sehat, nikmat harta, dan berapa banyak lagi karunia yang selama ini kita nikmati, tetapi kita berdusta dan tidak mengakuinya kalau nikmat tersebut pemberian Allah? Sehingga nikmat tersebut dengan tenangnya kita gunakan untuk menjauh dari Allah.
Al-Quran sungguh mengandung begitu banyak pertanyaaan berkualitas untuk diri kita. Salah satu yang paling berkesan adalah pertanyaan dalam surat At-Taubah ayat 38,
أَرَضِيتُمْ بِالْحَيَاةِ الدُّنْيَا مِنَ الْآخِرَةِ
“Apakah engkau ridha dengan kehidupan dunia daripada kehidupan akhirat?”
Pertanyaan ini bisa kita buat menyesuaikan situasi yang sedang kita hadapi. Saat Ramadhan seperti sekarang, bertanyalah kepada diri sendiri,
Apakah engkau ridha Ramadhanmu berakhir sebelum dosamu diampuni?
Apakah engkau ridha Ramadhanmu berakhir sebelum tilawahmu tuntas, targetmu terselesaikan, dan niat-niatmu terkejar?
Apakah engkau ridha Ramadhanmu berakhir sebelum engkau puas mengadu kepada Rabb-mu dengan semua doa yang engkau pendam selama ini?
Masih ada sisa waktu Ramadhan kita untuk menjawab pertanyaan ini. Awali hari-hari kita dengan pertanyaan yang berkualitas, agar hari tersebut berakhir dengan berkualitas pula.
Salam Hijrah.
⏰ Waktunya bangun dan berubah dari tidur panjang kita!
SATU SLICE PIZZA DAN SEBUAH KENANGAN
Sebuah restoran pizza membuka cabang barunya tidak jauh dari tempat tinggal kami. Sebagai promo, mereka memberi diskon 50%.
Kebetulan tadi malam selepas shalat Tarawih, saya masih ada satu acara lagi yang berdekatan dengan restoran pizza tersebut. Akhirnya, sekalian jalan pulang saya membeli pizza untuk keluarga.
Saudara, di balik satu slice pizza memiliki kenangan yang tidak akan terhapus dari ingatan saya. Kenangan tentang seorang pahlawan muslimah yang jujur dan sederhana. Dialah Ustazah Yoyoh Yusroh yang wafat pada tahun 2011. Tidak mudah menemukan Anggota DPR yang istiqomah dalam jalan dakwah seperti beliau.
Mengapa pizza ini mengingatkan saya kepadanya? Karena pernah suatu hari anak-anaknya mengajak makan di restoran pizza. Saat itu mereka bertanya kepadanya,
“Bagaimana rasa pizza ini menurut Umi?”
“Kalau Umi sih kurang suka makan pizza. Karena makanan ini terlalu enak” begitulah cara beliau menanamkan kesederhanaan kepada keluarganya.
Cerita ini saya baca dari biografi beliau. Sekali sebuah tulisan membekas di hati, maka tidak akan mudah menghapusnya dari ingatan kita.
Itulah sebabnya kita perlu menulis. Atau sekurangnya kita berbagi tulisan-tulisan yang bermanfaat, karena siapa yang menduga diantara tulisan tersebut akan ada yang membekas bagi saudara-saudara kita yang lain.
Jika sebuah peluru hanya mampu menembus satu kepala, maka sebuah tulisan mampu menembus ribuan kepala.
Salam Hijrah.
⏰ Waktunya bangun dan berubah dari tidur panjang kita!
TERIMAKASIH SAHABAT
Izinkan khusus hari ini saya menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada saudara semua. Mungkin hari ini tidak ada nasihat dari saya, bahkan sayalah yang mendapat nasihat luar biasa dari saudara.
Hari ini seolah saya dikejutkan oleh saudara-saudara saya yang sudah melangkah jauh di depan, justru karena beberapa tulisan yang saya tulis sendiri.
Saya hanya pandai menasihati (share) tetapi tidak pandai bertindak (action). Duh, betapa malunya dengan diri ini.
Lihatlah kesungguhan seorang saudara saya yang menuliskan kesimpulan 40 niat dalam ebook, kemudian beliau terapkan setiap mau berangkat menjemput rezeki. Subhanallah. Padahal saya si penulis ebook sudah melupakannya.
Ada pula saudara saya yang lain, bersungguh-sungguh akan selalu dalam keadaan wudhu sebagai target Ramadhan tahun ini juga setelah membaca tulisan saya. Wah, saya bahkan tidak ingat apakah saya pernah menulis tentang hal tersebut. Apalagi untuk mengamalkannya? Kemana saja saya ini?
Ayat yang tepat ditujukan kepada diri saya ini adalah As-Shaf ayat 2,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لِمَ تَقُولُونَ مَا لَا تَفْعَلُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, mengapa engkau mengajak sesuatu apa yang tidak engkau kerjakan?”
Sekarang saya sadar bahwa memberi nasihat itu penting, tetapi lebih penting lagi mengerjakannya. Seperti dalam kisah Imam Al-Junaid, dimana beliau adalah ulama abad ketiga Hijriyah yang memiliki banyak peninggalan berupa nasihat-nasihat yang indah.
Setelah wafatnya Imam Al-Junaid, seorang sahabat bermimpi berjumpa dengannya,
“Wahai Imam bagaimana keadaanmu setelah wafat?”
“Allah memberikanku kenikmatan”
“Apa yang menyebabkan engkau diberi kenikmatan?”
“Bukan karena nasihat-nasihat indah yang aku tulis, bukan pula karena kata-kata mutiara yang aku sampaikan, melainkan karena dua rakaat tahajud yang aku kerjakan pada suatu malam dan Allah ridha dengan dua rakaat tersebut”
Terimakasih sahabat telah mengingatkan, saya berjanji akan mengejar jejak kalian. Mulai hari ini setiap satu sharing akan saya iringi dengan satu action!
Salam Hijrah.
⏰ Waktunya bangun dan berubah dari tidur panjang kita!
DUA HAL INI ADA DALAM DIRI KITA TANPA DISADARI
Sudah sampai mana tilawah harian saudara? Saya yakin saudara sudah melewati surat Al-Baqarah bukan? Ingatkah akan suatu ayat dalam surat tersebut dimana Allah berjanji,
فَإِنِّي قَرِيبٌ
“Sungguh Aku benar-benar dekat”
Apa yang dekat? Yaitu jawaban Allah atas doa-doa kita yang dekat. Lihatlah betapa indahnya ayat tersebut menjadi jaminan bagi kita semua bahwa Allah pasti menjawab setiap doa.
Lalu jika jawaban Allah benar-benar dekat, mengapa kita terkadang tidak melihat jawaban doa-doa kita selama ini? Ternyata, karena kita sendirilah yang menjauh dari Allah. Astaghfirullah.
Mari sekali lagi kita lihat keindahan serupa pada ayat yang lain dalam surat An-Nisa, saudara juga sudah melewati surat ini bukan? Perhatikanlah salah satu ayatnya yang luar biasa tersebut,
وَاللّٰـهُ يُرِيدُ أَن يَتُوبَ عَلَيْكُمْ
“Dialah Allah yang menginginkan untuk menghapus dosa-dosa kalian”
Betul kan bahwa ayat ini sungguh istimewa, karena Allah ingin menghapus dosa kita melebihi keinginan kita sendiri. Tetapi apa yang terjadi? Apakah kita sering memohon ampunan kepada Allah?
Jika Allah benar-benar ingin menghapus dosa kita, mengapa kita masih begitu lekat dengan perbuatan maksiat? Ternyata, karena kita sendirilah yang tidak ingin dosa kita dihapus Allah. Astaghfirullah.
Oleh karena itu marilah tilawah kita jangan hanya menjadi bacaan, tetapi tingkatkan menjadi renungan dan kemudian menjadi tindakan.
Dekati Allah, dan perbanyak memohon ampun kepadaNya.
Salam Hijrah.
⏰ Waktunya bangun dan berubah dari tidur panjang kita!
RAMADHAN JANGAN PERGI
Benarkah yang kau katakan semalam
Bahwa tinggal separuh lagi waktumu
Kemudian kau akan pergi
Ramadhan, kau hendak kemana
Segera setelah kau pergi
Masjid-masjid kami kembali sepi
Mushaf-mushaf kami kembali terkunci
Ramadhan, apa tidak bisa kau lebih lama lagi di sini
Segera setelah kau pergi
Malam-malam kami kembali sunyi
Kotak-kotak sedekah kami kembali tak terisi
Ramadhan, tidakkah kau lihat
Kami belum siap untuk kau tinggalkan
Air mata kami belum pula membasahi pipi
Lisan dan Pandangan kami belum pula terkendali
Segera setelah kau pergi
Pelaku maksiat kembali kepada tabiatnya
Perut-perut lapar kembali kenyang
Silaturahmi kembali renggang
Amalan sunnah dalam sekejap menghilang
Ramadhan, seandainya memang kau tetap harus pergi
Ingatkan aku agar di sisa separuh waktumu
Kuperbaiki tekad
Kutambah tilawah
Kuhidupkan malam
Kugenggam sunnah
Agar Ramadhanku tahun ini
Tidak berlalu lagi tanpa arti
Seperti tahun-tahun sebelumnya
Salam Hijrah.
⏰ Waktunya bangun dan berubah dari tidur panjang kita!
KELUARGA IDAMAN DI BULAN RAMADHAN
Saat sahur.
“Abi udah makan belum? Sebentar lagi imsak loh”
“Sudah dong”
“Sudah minum air putih?”
“Pastinya”
“Sudah niat?”
“Apalagi niat ya sudah lah”
“Niat apa?”
“Niat membahagiakan Umi dunia dan akhirat”
“^_^”
Siang hari.
“Abi sekali-kali shopping baju lebaran ke luar negeri yuk”
“Boleh aja”
“Asik, gitu dong. Kita mau kemana?”
“Kita ke Brother Land”
“Wow keren. Dimana tuh, Bi?”
“Brother Land = Tanah Abang”
“-_-“
Pulang Tarawih.
“Abi belum ngasih Umi uang THR dari kantor ya?”
“Yang kemarin amplop coklat kan sudah Abi kasih”
“Oh itu uang THR. Kalau yang amplop putih uang apa?”
“Yang mana?”
“Itu loh yang dilipat di bawah baju dalam lemari”
“Oh itu uang sial”
“Maksudnya gimana kok ada uang sial segala?”
“Iyalah uang sudah diumpetin masih ketahuan juga, berarti sial namanya”
“^o^”
Salam Hijrah.
⏰ Waktunya bangun dan berubah dari tidur panjang kita!
THE BATTLE OF BADR
Pada 17 Ramadhan empat abad silam tepatnya dua tahun setelah hijrahnya Nabi, terjadi sebuah perang terbaik dalam sejarah Islam, yaitu Perang Badar.
Rasulullah dan para sahabat ahli Badar bersiap dengan senjatanya. Tangan-tangan mereka yang mulia menjadi saksi bagaimana beratnya perjuangan pada hari itu.
Tangan yang telah bersimpuh darah dalam memegang sebilah pedang, mengendalikan seekor kuda perang dari atas pelana, menghunus musuh, mempertahankan panji tauhid, melindungi Rasulullah, mentaati komando pimpinan dan masih banyak lagi aneka perjuangan yang membuat sepasang tangan mereka menjadi sangat mulia sehingga tidak ada harga yang pantas untuknya kecuali surga.
Kalau begitu mari kita bandingkan dengan sepasang tangan mungil milik kita ini? Seberapa banyak yang sudah kita lakukan dengan kedua tangan ini? Baik berjuang untuk kemuliaan diri sendiri, syukur-syukur untuk kemuliaan agama.
Sudahkah tangan kita bersimpuh keringat dalam berjuang mencari nafkah yang halal, meraih mushaf Quran, menulis nasihat bagi saudara kita, mengulurkan sedekah, menyambar air wudhu, membahagiakan orang tua, dan masih banyak lagi aneka perjuangan yang membuat sepasang tangan kita juga pantas untuk beristirahat nanti di surga.
Atau jangan-jangan kedua tangan ini hanya dimanfaatkan mencari-cari alasan untuk malas, menyakiti saudara muslimnya di media sosial, mendukung penyebaran fitnah kepada para ulama, dan meraih handphone lebih sering daripada Quran. Na’uzubillah.
Oleh karena itu dengan semangat 17 Ramadhan, tataplah kedua tangan kita, dan katakan dengan lantang kepadanya,
“Wahai kedua tanganku, akan datang waktu saat mulutku terkunci dan engkau yang kelak berbicara menjadi saksi di hadapan Allah. Karena itu marilah kita berjuang bersama agar engkau menjadi saksi yang memperberat amal kebaikanku!”
Salam Hijrah.
⏰ Waktunya bangun dan berubah dari tidur panjang kita!
PITSTOP
Pernahkah saudara menonton pertandingan balap mobil di televisi? Di sana akan kita temukan sebuah area tempat mobil balap tersebut berhenti sejenak di tengah-tengah pertandingan, yang disebut pitstop.
Setelah meluncur sepanjang lintasan balap dengan cepat, tentu sang kuda besi beroda empat itu mendambakan sebuah pitstop yang memiliki performa tinggi, dimana pada saat berhenti di situ, pengecekan kondisi mesin berlangsung lancar, seluruh roda langsung tergantikan dengan yang baru, kaca helm pengemudi dibersihkan agar kembali fresh untuk melanjutkan balapan di putaran berikutnya yang sudah menanti.
Semua itu dilakukan oleh satu tim mekanik yang bekerja secara cermat, cepat dan cerdas. Bayangkan tahun 2016 lalu dalam laga Formula Satu, tim William mampu menyelesaikan seluruh tugas di pitstop hanya dalam waktu 1,9 detik!
Sepintas kita bisa melihat bahwa pitstop dalam arena balap memiliki fungsi yang sama dengan tidur dalam arena kehidupan sehari-hari.
Setelah aktivitas kita seharian yang padat dan cepat, tentu kita sangat mendambakan untuk menikmati tidur yang memiliki performa tinggi, dimana pada saat tidur tersebut, kebutuhan istirahat terpenuhi dengan lancar, seluruh stamina tergantikan, pikiran kembali fresh untuk melanjutkan kehidupan di hari berikutnya yang sudah menanti.
Lalu siapakah tim mekanik yang akan membuat tidur kita memiliki performa tinggi tersebut? Mereka adalah doa-doa yang kita baca, beserta wudhu dan muhasabah harian sebelum tidur.
Jika kita memenuhi adab-adab tidur tersebut, buktikanlah seolah-olah ada satu tim mekanik yang bekerja secara cermat, cepat dan cerdas. Tandanya adalah tidur kita sebentar, tetapi terasa lama dan kita bangun dalam suasana segar.
Jika selama ini tidur kita memiliki performa rendah, dimana sudah tidur dalam waktu lama tetapi rasanya baru sebentar sehingga ketika bangun masih saja mengantuk, berarti masalahnya ada pada adab-adab tidur yang tidak terpenuhi.
Pitstop yang seperti itu, sudah dapat dipastikan akan selalu menemui kendala untuk mengejar ketertinggalan, karena kehidupan ini berlari lebih cepat dari Formula Satu.
Siap memulai kebiasaan baru dengan tidur yang sesuai tuntunan sunnah?
Salam Hijrah.
⏰ Waktunya bangun dan berubah dari tidur panjang kita!
JANGAN BERI SETORAN KEPADA SETAN
Siapa yang masih ingat nasihat kita kepada anak-anak sebelum mereka makan? Kalau saya, begini kira-kira kalimatnya,
“Dede jangan lupa berdoa dulu sebelum makan, kalau gak berdoa nanti makanan kita dimakan setan loh. Jadinya Dede udah makan banyak tapi gak kenyang-kenyang juga”
Bagaimana caranya mahluk yang hidup di alam lain, bisa makan dengan materi yang ada di alam kita? Saya juga belum seratus persen mengetahui caranya, tapi saya yakin hal tersebut terjadi, sebab Rasulullah yang memberitahu kita,
إِنَّ الشَّيْطَانَ لَيَسْتَحِلُّ الطَّعَامَ الَّذِى لَمْ يُذْكَرِ اسْمُ اللَّهِ عَلَيْهِ
“Sesungguhnya setan akan menikmati makanan yang tidak disebut nama Allah saat memulainya”
(Hadist riwayat Abu Dawud)
Nah, sekarang adakah di antara kita yang memberi nasihat yang sama kepada anak-anak sebelum mereka tidur seperti itu?
“Dede jangan lupa berdoa dulu sebelum tidur, kalau gak berdoa nanti nyenyak kita direbut setan loh. Jadinya Dede udah tidur lama tapi gak cukup-cukup juga”
Beneran, tidur kita sebagaimana makanan juga punya peluang yang sama direbut setan. Inilah dia penyebab utama mengapa tidur kita tidak bergizi.
Sahabat Abu Hurairoh diberitahu rahasia ini oleh setan sendiri yang saat itu berwujud manusia, dan Rasulullah membenarkan hal tersebut,
إِذَا أَوَيْتَ إِلَى فِرَاشِكَ، فَاقْرَأْ آيَةَ الكُرْسِيِّ: {اللَّهُ لاَ إِلَهَ إِلَّا هُوَ الحَيُّ القَيُّومُ}، حَتَّى تَخْتِمَ الآيَةَ، فَإِنَّكَ لَنْ يَزَالَ عَلَيْكَ مِنَ اللَّهِ حَافِظٌ، وَلاَ يَقْرَبَنَّكَ شَيْطَانٌ حَتَّى تُصْبِحَ
“Jika kamu hendak tidur, bacalah ayat kursi. Maka akan ada penjaga dari Allah untukmu, dan setan tidak akan mendekatimu sampai pagi”
(Hadist riwayat Bukhari)
Jadi sampai kapan kita mau terus mengabaikan adab menjelang tidur? Betul sekali kita ini sedang membenahi ibadah-ibadah yang jauh lebih penting, tapi bukan berarti kita lalai dari ibadah yang kelihatannya tidak penting.
Seorang ulama pernah berwasiat, jangan mengabaikan sebuah ibadah walaupun ringan, karena boleh jadi pada ibadah itulah sebab keridhaan Allah kepadamu.
Siap memulai kebiasaan baru dengan tidur yang sesuai tuntunan sunnah?
Salam Hijrah.
⏰ Waktunya bangun dan berubah dari tidur panjang kita!
MENANGISLAH WAHAI KEDUA MATAKU!
Syair ini ditulis oleh Imam Syafii, dimana goresan kata demi katanya mampu membuat jutaan kaum muslimin menangisi diri mereka sendiri sepanjang abad demi abad.
Renungilah terjemahan syairnya dari versi video yang saya sertakan. Semoga bisa menemani hari-hari sepuluh terakhir kita di bulan Ramadhan ini dengan muhasabah diri. Semangat Lailatul Qadar!
إذَا مَا قَالَ لِي رَبِّي أَ مَا استَحْيَيْتَ تَعْصِيْنِي
وَتُخفِي الذَنبَ عَن خَلقِي وَ بِالعِصيَانِ تَأتِينِي
فَكَيفَ أُجِيبُ يَا وَيْحِيِ وَ مَن ذَا سَوفَ يَحمِينِي؟
أُسَلِّي النَفْسَ بِالآمَالِ مِن حِينٍ إِلَى حِينِ
وَ أَنْسَى مَا وَرَاءَ المَوْتِ مَاذَا بَعْدُ تَكْفِينِي
كَأَنِّي قَدْ ضّمِنتُ العَيشَ لَيسَ المَوْتُ يَأْتِينِي
وَ جَائَتْ سَكرَةُ الموتِ الشَدِيدَةُ مَن سَيَحْمِينِي
نَظَرْتُ إِلَى الوُجُوْهِ أَ لَيْـسَ مِنهُمْ مَنْ سَيَفْدِينِـــي
سَأُسْأَلُ مَا الذِي قَدَّمْتُ فِي دُنيَايَ يُنْجِينِي
فَكَيْفَ إِجَابَتِي مِنْ بَعدُ مَا فَرُّطْتُ فِي دِينِي
وَ يَا وَيْحِي أَ لَــــمْ أَسْمَعُ كَلَامَ اللهِ يَدْعُوْنِي
أَ لَــــمْ أَسْمَعْ لِما قَد جَاءَ فِي قَافٍ وَ ياسِينِ
أَ لَـــمْ أَسْمَعْ بِيَوْمِ الحَشْرِ يَوْمَ الجَمْعِ وَ الدِّينِي
أَ لَـــمْ أَسْمَعْ مُنَادِي المَوْتِ يَدْعُوْنِي يُنَادِينِي
فَيَا رَبَّــــاه عَبدٌ تَــائِبٌ مَنْ ذَا سَيَؤْوِينِي
سِوَى رَبٍّ غَفُوْرٍ وَاسِعٍ لِلحَقِّ يَهْدِيْنِي
أَتَيْتُ إِلَيْكَ فَارْحَمْنِي وَثَقِّـــلْ فِي مَوَازِينِي
وَخَفِّف فِي جَزَائِي أَنتَ أَرْجَـى مَنْ يُجَازِيْنِي
Salam Hijrah.
⏰ Waktunya bangun dan berubah dari tidur panjang kita!
LAILATUL QADAR TAPI MASBUK
Pagi-pagi sudah menerima curhat begini,
“Gawat Ustadz semalam aku niat tahajud malah ketiduran. Hiks. Aku kehilangan Lailatul Qadar deh. Nyesel banget”
“Loh memangnya yakin semalam itu Lailatu Qadar? Kan masih ada malam ganjil lagi besok-besok?”
“Iya sih, tapi peluang terbesar kan semalam Ustadz. Karena malam ganjil bertepatan dengan malam Jumat”
Dalam hati saya membenarkan omongan dia ini, sebab Imam Al-Haddad juga berpendapat demikian. Apalagi tadi sekitar jam enam tumben matahari pagi merah sekali di depan rumah.
Jam segitu adalah jam saya mengantar anak ke sekolah, jadi hafal matahari pagi yang normal itu seperti apa. Dalam kitab-kitab ulama, matahari pagi yang kemerahan itu pertanda malamnya adalah Lalilatul Qadar.
“Begini ya mas, yang namanya Lailatul Qadar tetap rahasia Allah kapan terjadinya. Tetapi anggap saja betul semalam nih mas, anggap saja ya, maka mas bisa masbuk saja gapai Lailatul Qadar tersebut”
“Lah kok kaya shalat jamaah pake masbuk segala Ustadz?”
“Ya betul memang mirip shalat jamaah. Ada makmum yang ikut jamaah dari awal, tapi batal di tengah-tengah terus dia keluar barisan. Ada pula makmum masbuk di tengah-tengah justru dia ikut jamaah sampai selesai”
“Maksudnya bagaimana Ustadz?”
“Ada orang mengira dia sudah yakin banget dapat Lailatul Qadar, sudah habis-habisan ibadah sehari, besoknya dia lalai lagi. Ini bukan cara yang benar bagi para perindu Lailatul Qadar”
“Oh begitu, aku faham Ustadz. Terus jenis makmum masbuk maksudnya bagaimana?”
“Tidak ada kata terlambat bagi perindu sejati. Disebutkan dari riwayat Ibnu Abi Syaibah bahwa amalan pada siang harinya Lailatul Qadar diberi balasan yang sama dengan malamnya”
“Subhanallah. Ini bukti bahwa Allah Maha Luas RahmatNya”
“Betul banget! Mau contoh yang lain? Ketika ada keutamaan khusus bagi orang yang wafat pada malam dan hari Jumat, ternyata keutamaan tersebut juga masih berlaku sampai Sabtu pagi sebagai bentuk keluasan rahmat Allah. Begitulah yang diterangkan para ulama mas”
“Kalau begitu saya semangat lagi deh ini karena saya masih bisa mengejar Lailatul Qadar ya Ustadz?”
“Masih banget mas. Masih ada hari ini, masih ada malam-malam ganjil di depan dan siang-siang ganjil yang mengikutinya. Mari kita buktikan kitalah perindu sejati Lailatul Qadar pantang berhenti sebelum Idul Fitri!”
Salam Hijrah.
⏰ Waktunya bangun dan berubah dari tidur panjang kita!
BLACK DIAMOND
Berapakah harga mutiara laut yang asli dan kualitas terbaik? Ternyata harganya mencapai puluhan juta. Wajar saja, sebab tidak mudah menemukan mutiara yang tersembunyi di dalam lautan seperti itu.
Bagaimana pula dengan harga sebuah batu berlian hitam? Lebih dahsyat lagi harganya mencapai ratusan juta. Kebetulan seorang teman saya bekerja di Afrika pada sebuah perusahaan penambangan black diamond.
Menurut ceritanya, bukan hal mudah mencari batu berlian hitam yang tersembunyi jauh di kedalaman tanah. Itulah sebabnya mengapa harganya juga fantastis.
Apa persamaan kedua perhiasaan mahal ini? Keduanya sama-sama tersembunyi. Sesuatu yang tidak mudah ditemukan, menunjukkan bahwa ia demikian berharga.
Inilah dia jawaban mengapa Allah menyembunyikan Lailatul Qadar di antara sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan.
Begitu pula Allah menyembunyikan “detik-detik ijabah doa” pada setiap hari Jumat.
Juga satu asma Allah yang paling istimewa di antara 99 asmaul husna, yang disebut sebagai “ismul a’dzom” pun tersembunyi.
Demikian banyak sesuatu disembunyikan oleh Allah, agar kita menyadari betapa berharganya hal itu sehingga lahirlah kesungguhan dalam diri kita untuk mencarinya.
Salam Hijrah.
⏰ Waktunya bangun dan berubah dari tidur panjang kita!
DON’T JUDGE USTADZ BY IT’S COVER
Sungguh cobaan berat menjadi seorang Ustadz saat bulan Ramadhan seperti ini banyak mendapat undangan ceramah di tempat yang orang-orangnya suka membeda-bedakan Ustadz dari fisiknya saja.
Saat melihat seorang Ustadz ganteng berceramah di atas podium, orang berkomentar,
“Sempurna sekali Ustadz ini sudah soleh, pintar ceramah, ganteng pula”
Giliran Ustadz kurang ganteng yang tampil,
“Emang cocok sih jadi penceramah, wajahnya sudah mirip podium tuh” 🙂
Saat Ustadz ganteng datang dengan baju koko mahal dan sarung merk berkelas, orang berkomentar,
“Sungguh pintar banget Ustadz nih pilih pakaian yang sepadan seperti itu”
Giliran Ustadz kurang ganteng datang dengan baju dan sarung yang sama mahalnya,
“Ah, maksain banget nih Ustadz paling juga pinjam” 🙂
Terakhir ketika pulang sang Ustadz ganteng menuju motornya, panitia pun santun bertanya,
“Mobilnya kemana Ustadz? Tumben bawa motor”
Giliran Ustadz kurang ganteng sama-sama bawa motor, pertanyaannya pun berbeda,
“Dari sini mau langsung gojek ya?” 🙂
Oleh karena itu, mari kita bersikap adil. Jangan menilai seseorang dari penampilannya, dan jagalah lisan kita dari komentar yang tidak perlu.
Salam Hijrah.
⏰ Waktunya bangun dan berubah dari tidur panjang kita!
NAK, SISAKAN SURGA UNTUK KAMI YA
“Dia ini empat bersaudara Ustadz, ketiga saudaranya normal semua hanya dia saja yang keadaannya seperti ini jadi anugerah buat saya” ibunya Akbar bersemangat sekali menceritakan kondisi si Akbar putranya.
Pertemuan mengesankan ini berlangsung kemarin saat saya memberi ceramah buka puasa di sekitar Pasaraya Manggarai. Pandangan saya tertuju pada seorang remaja di atas kursi roda. Namanya Akbar.
Badannya tinggi besar sesuai dengan usianya yang berumur 18 tahun. Dia selalu antusias menjawab pertanyaan saya walaupun bahasanya sulit dimengerti,
“Akbar puasa juga?”
“Yaa huasaa uhaad” dengan terbata-bata begitulah ia bicara khas anak-anak yang berkebutuhan khusus. Sang ibu yang duduk disampingnya berusaha menerjemahkan, “Ya puasa Ustadz”
Kemudian mengalirlah kisah keajaiban sejak kelahiran Akbar ini dari sang ibu, bahwa ia lahir dengan berat satu kilogram, saat usia kandungannya baru enam bulan. Dokter yang membantu persalinan memperkirakan, Akbar kecil tak akan bertahan lebih dari lima belas menit melihat indahnya alam dunia ini.
Ternyata sampai hari ini Akbar tumbuh sehat walaupun harus menanggung Cerebral Parsy. Si ibu tidak bisa berhenti mengungkapkan kekagumannya kepada Akbar, sambil sesekali menyuapi putranya itu. Maklumlah kedua tangan dan kaki Akbar tidak berfungsi sebagaimana biasa,
“Jangankan di bulan Ramadhan, pada bulan biasa saja Akbar rajin puasa senin kamis. Walaupun hanya sempat sahur dengan roti dan teh manis, ia tetap memaksa untuk puasa”
Ya Rabb, benarkah apa yang saya dengar ini? Rupanya Akbar punya caranya sendiri untuk bersyukur kepada Allah atas nikmat sehat dan kesempatan melihat indahnya alam dunia ini. Duh, Akbar kamu sudah mengiris-iris hatiku. Apa rahasianya sehingga dalam tubuh serapuh itu kamu masih memiliki tekad yang kokoh, Nak?
Saya langsung terbayang nasihat guru saya, bahwa puasa sunnah adalah amalan yang sudah dilupakan di zaman ini, tugas kitalah untuk mengerjakannya sebagai bukti bahwa kita adalah penjaga sunnah Nabi.
Betul. Puasa sunnah adalah tugas kami nak Akbar. Bukan tugasmu, sebab kamu tidak perlu membuktikan apa-apa kepada Nabi! Kamu sudah pasti bersama Nabi nanti di surga. Lalu kekuatan apa gerangan yang membuatmu tetap berpuasa sunnah mengalahkan kami?
Sore itu sebetulnya sayalah yang mendapat pelajaran berharga dari Akbar. Pelajaran tentang bersyukur.
Salam Hijrah.
⏰ Waktunya bangun dan berubah dari tidur panjang kita!
LAMPU MASIH MENYALA HIJAU! KENAPA BERHENTI?
Hari ke-25 Ramadhan, atau tinggal lima hari lagi menuju lebaran. Pusat perbelanjaan semakin penuh, pertanda jutaan umat muslim Indonesia bersiap menanti datangnya hari kemenangan.
Adalah seorang ibu yang mengirim sebuah pesan kepada tim marketing buku Kangen Ramadhan Lagi. Isinya tidak lain sang ibu ingin membeli buku tersebut. Serius? Iya, saya sendiri sampai menanyakan berulang kali kepada si mba yang menerima pesan itu.
Ternyata saya tidak salah dengar, beliau benar-benar berniat membeli buku ini. Untuk apa? Bukankah Ramadhan tinggal lima hari lagi? Iya, itu kan menurut kita. Lima hari bagi kita adalah waktu yang sudah tidak bisa dimanfaatkan untuk apa-apa lagi. Tinggal pasrah saja, Idul Fitri nanti juga datang.
Tetapi tidak bagi seorang mujahidah seperti beliau! Lima hari adalah waktu yang sangat mahal. Bayangkan putaran usia kita selama satu tahun jika harus diperas akan kita hasilkan satu bulan yang sangat padat dengan kemuliaan.
Jika satu bulan itu kita peras lagi maka hasilnya adalah sepuluh hari terakhir yang berlimpah keutamaan. Seandainya sepuluh hari terakhir masih ingin kita ekstraksi lagi maka ekstraknya adalah lima hari penuh kesempurnaan!
Inilah dia lima hari emas yang banyak orang lupakan karena begitu hiruk pikuk dengan persiapan lebaran, tapi tidak bagi beliau sang pejuang Ramadhan sejati! Sungguh salam hormat saya setinggi-tingginya kepada beliau dan saudara-saudara semua yang mempersiapkan sangat maksimal seluruh amunisi menghadapi lima hari penentuan ini.
Kini pilihan kembali kepada kita. Mau kita perlakukan seperti apa lima hari terbaik ini? Mau diteruskan saja seperti hari-hari kemarin yang sudah berlalu dengan kekurangan? Atau bangkit merebut kembali semangat suci yang hampir terlepas dari genggaman kita!
Salam Hijrah.
⏰ Waktunya bangun dan berubah dari tidur panjang kita!
SIAPA YANG DIDOAKAN NABI PADA AKHIR RAMADHAN?
“Wah ente jagoan semua nih anaknya?” tanya seorang kawan saat kebetulan mampir ke rumah dan melihat foto keempat buah hati saya.
“Iya, Alhamdulillah. Ini yang paling besar namanya Muhammad sudah kelas 5, nomor dua Ahmad, ini Gosim, dan yang paling kecil Ali” satu persatu saya jelaskan siapa-siapa saja wajah-wajah lucu dalam foto tersebut.
Kebanyakan sahabat saya saat sudah masuk ke rumah pasti pandangannya teralihkan pada barisan figura foto yang menghiasi lemari buku. Hampir semua foto anak-anak saya, bersama para ulama di Jakarta.
Saya memang senang mencetak foto mereka dan meletakkan di tempat yang sering terlihat. Bukan apa-apa, rasanya ada keteduhan saat memandangi wajah para ulama, dan membuat kita terkenang akhlak mereka.
“Wah semuanya mau disiapkan agar jadi ustadz nih ceritanya?” sang kawan mulai mencari tahu apa motivasi saya yang senang sekali mengenalkan anak kepada para ulama sedini mungkin.
“Hehehe. Gak juga, bagaimana nanti yang terbaik menurut Allah saja pada mereka setelah dewasa. Bisa saja ada yang jadi presiden, menteri, kapolri, pengusaha di bidang media, dan sebagainya. Yah jadi apapun mereka, tetap saja kan kita harus mendidiknya sejak kecil agar mencintai agama dan memuliakan ulamanya”
Begitulah memang seharusnya. Mendidik anak dengan ilmu agama dan menanamkan rasa bakti mereka kepada ulama adalah kewajiban kita semua orang tua muslim. Sebab siapa lagi kalau bukan mereka kelak yang akan menduduki kursi DPR, gubernur, walikota, ketua KPK, jaksa agung, pemimpin BUMN, pengusaha dan masih banyak lagi.
Bayangkan betapa sejuknya sebuah negeri dimana penguasa dan rakyat menyayangi dan melindungi ulama, kemudian media yang senantiasa mengangkat berita yang memuliakan Islam dan jujur dalam memandang umat muslim, Allah pasti ridha dengan negeri yang seperti itu. Kalau Allah sudah ridha, kita semua akan hidup rukun dan sejahtera.
Oleh karena itu, satu dari tiga puluh hari di bulan Ramadhan ini mari kita persembahkan doa terbaik kita khusus untuk seluruh kaum muslimin, beserta para ulamanya, para penguasanya, para pengusahanya agar Allah senantiasa melimpahkan taufiq kepada kita semua.
Seperti nasihat seorang ulama Madinah, Al-Habib Zain bin Sumaith, “Tidak ada sesuatu dari bumi ini yang naik ke langit lebih utama dari Doa, dan tidak ada sesuatu dari langit yang turun ke bumi ini lebih utama dari Taufiq”.
Lagipula, apakah Rasulullah hanya mendoakan diri sendiri dalam munajat-munajat beliau di bulan Ramadhan? Tentu saja tidak demikian, melainkan yang selalu dilakukan Rasulullah adalah senantiasa mendoakan umat ini.
Jangan lupa berdoa untuk negeri kita dalam setiap munajat yang terpanjatkan!
Salam Hijrah!
⏰ Waktunya bangun dan berubah dari tidur panjang kita!
DUA HARI LAGI, SETELAH SEGALANYA PERGI, BARULAH KITA MENYADARI BETAPA BERHARGANYA RAMADHAN
Saya punya satu video lagi di penghujung bulan suci ini, sebuah video yang akan menyentuh rasa kangen kita semua yang paling dalam.
Sebuah video tentang lantunan bait demi bait syair para perindu, yang telah melewati penantian panjang selama sebelas bulan.
Video ini justru memiliki kekuatan yang berlipat ganda setelah hampir sebulan kita sudah sekuat tenaga mengerahkan upaya maksimal dalam memuliakan tamu agung ini.
Video ini menjadi kebahagiaan jika kita menyaksikannya di akhir bulan Sya’ban, tetapi akan lain ceritanya jika kita lihat di akhir bulan Ramadhan.
Seribu perasaan akan meluap dari dalam kalbu bercampur menjadi satu. Kangen, sedih, rindu, kehilangan, harapan, penyesalan, bahagia, duka, pengorbanan, entahlah berapa banyak lagi kata-kata yang tidak terwakilkan dari video ini.
Setelah menyaksikannya, mari kita sadari bahwa masih ada dua hari lagi Ramadhan yang menunggu kita.
Salam Hijrah.
⏰ Waktunya bangun dan berubah dari tidur panjang kita!
DON’T BREAK THE CHAIN
Apa yang sudah diajarkan Ramadhan kepada kita? Mari kita bedah satu pelajaran terbaiknya, yaitu Ramadhan membentuk habit (kebiasaan) baru bagi kita.
Mengerjakan satu hal secara terus-menerus awalnya memang berat, kemudian akan ringan, selanjutnya menjadi habit. Contohnya puasa, setelah 30 hari kita melatihnya, saya yakin kita semua tidak ada yang merasakan lagi lapar dan haus sebagai beban. Kenapa? Karena puasa sudah menjadi habit baru bagi kita di siang hari.
Begitupula shalat sunnah di malam hari, maupun membaca Al-Quran secara intensif. Seluruh hal tersebut tanpa kita sadari telah menyatu dengan alam bawah sadar kita, buktinya kita begitu ringan melaksanakannya selama Ramadhan.
Ibarat seseorang yang sedang merangkai satu persatu mata rantai dengan mata rantai berikutnya, selama Ramadhan kita sudah merangkai rantai sepanjang 30 mata!
Semakin panjang rantai kebiasaan yang kita buat, semakin mudah diri kita dalam menguasainya. Berita baiknya, panjangnya rantai tersebut memang kita perlukan untuk “mengikat” ridha Allah agar tidak lari setelah lelah kita mengejarnya. (Dalam bahasa agama disebut istiqomah).
Oleh karena itu, sangat disayangkan jika rantai yang sudah dirangkai sepanjang itu harus kita hancurkan, sehingga terpaksa kita akan mengulangi lagi dari awal.
Don’t break the chain! Jangan hancurkan habit yang susah payah kita bentuk selama Ramadhan. Sebaliknya, lanjutkan habit tersebut agar rantai kita semakin panjang.
Jangan hentikan puasa kita secara total, melainkan lanjutkan dengan puasa senin dan kamis setiap minggunya. Jangan pula hentikan shalat sunnah secara total, melainkan lanjutkan dengan sunnah qabliyah dan ba’diyah setiap hari. Jumlah rakaatnya kalau dihitung-hitung mendekati rakaat tarawih kita loh.
Ramadhan boleh saja pergi, tetapi habit kita tidak boleh ikut hilang. Mari kita niatkan untuk melanjutkan lelah yang nikmat ini. Jangan lupa untuk melandasinya dengan keikhlasan, agar lelah tersebut tidak sia-sia.
Salam Hijrah!
⏰ Waktunya bangun dan berubah dari tidur panjang kita!
SELAMAT TINGGAL RAMADHAN YANG PENUH KEMULIAAN,
SELAMAT DATANG SYAWAL YANG MEMBAWA PERUBAHAN
Pernahkah kita merenungkan mengapa Allah mempertemukan kita dengan bulan Ramadhan?
Terlintaskah dalam hati kita apa maksudnya Allah memberi kesempatan kepada kita merasakan Ramadhan?
Benarkah hanya kebetulan saja kita masih melihat Ramadhan tahun ini, padahal Allah telah bersumpah dalam Surat At-Thalaq ayat 3,
قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا
“Sungguh Allah telah menjadikan segala sesuatunya menurut rencana (takdir)”
Jadi bukan karena kebetulan Allah memilih kita untuk mendapat pendidikan dari Ramadhan, saat sebagian hambaNya yang lain tidak mungkin lagi mendapatkannya selama-lamanya, karena mereka telah tutup usia.
Lalu apakah rencana Allah tersebut? Saksikanlah jawabannya yang begitu lembut ini dalam Surat Al-Baqarah ayat 268,
وَاللَّهُ يَعِدُكُم مَّغْفِرَةً مِّنْهُ وَفَضْلًا
“Allah menjanjikan untukmu ampunan dari-Nya dan berbagai tambahan (fadhilah)”
Betapa Pemurahnya sifat Allah yang digambarkan dalam ayat tersebut. Allah hanya ingin mengampuni dosa-dosa kita, dan Allah ingin kita menjadi manusia yang semakin bertambah.
Apanya yang bertambah? Salah satunya adalah ibadah yang bertambah. Iya, mari kita sadari bahwa Dia Yang Menciptakan kita, begitu ingin melihat ibadah kita bertambah setelah Ramadhan ini.
Karena itu mari kita bangun impian agar Syawal ini menjadi langkah awal. Tidak perlu bertambah sampai sempurna, yang penting bertambah secara kualitas maupun kuantitas dibandingkan sebelumnya.
Salam Hijrah.
⏰ Waktunya bangun dan berubah dari tidur panjang kita!
BERANI BERTANYA SELAMAT SAMPAI TUJUAN
Saat perjalanan mudik kami kemarin, terselip satu pelajaran kecil namun sering terabaikan oleh kita, yaitu tentang keberanian bertanya.
Waktu itu saya berada di rest area untuk mengambil air wudhu kemudian menuju musholla. Saya berdiri sejenak, mencermati orang-orang yang sedang bersiap untuk shalat, sampai akhirnya saya dekati seorang bapak berkacamata,
“Pak belum shalat?”
“Belum mas”
“Ayo kita berjamaah saja”
“Boleh mas”
“Kita satukan shalatnya ya Pak, Zuhur dengan Ashar”
“Niatnya bagaimana mas?”
Jess.. Cukup kaget juga saya mendengar si bapak bertanya bagaimana niatnya. Kaget karena keberanian beliau untuk bertanya. Kalau saya yang berada dalam posisi beliau, mungkin malu atau gengsi untuk bertanya, tapi ternyata tidak begitu untuk dia.
Padahal, saat seseorang bertanya tentang niat shalat yang disatukan, itu menunjukkan ia tahu bahwa ada perbedaan dalam hal niat dibandingkan dengan shalat yang biasa. Jadi kenapa harus malu. Orang yang tidak bertanya, boleh jadi karena ia tidak tahu sama sekali niatnya itu seharusnya berbeda.
Itulah sebabnya, bertanya menunjukkan kelebihan pengetahuan seseorang, bukan menunjukkan kekurangannya. Lebih dari itu, sebuah pertanyaan akan membuka satu ilmu baru sehingga kita lebih mengerti akan hal tersebut. Sebagaimana perkataan ulama,
العلم خزانةٌ ومفاتيحُها السؤالُ
“Jika ilmu ibarat peti harta karun, maka ‘bertanya’ adalah kuncinya”
Akhirnya saya pun menjawab pertanyaan tersebut dengan penuh hormat kepada beliau yang sikapnya siang itu menjadi teladan buat saya,
“Niatnya jamak takdim Pak. Kita shalat Zuhur dulu, terus nanti langsung lanjut lagi dengan Ashar”
Begitulah bagaimana pentingnya bertanya. Kalau mau diingat lagi, gara-gara bertanya, cukup banyak hal baru yang saya ketahui. Saya jadi tahu bahwa itikaf itu ternyata bisa dilakukan kapan saja, tidak harus di bulan Ramadhan. Sehingga sekarang saya niat itikaf setiap masuk masjid.
Saya baru tahu bahwa tujuh puluh ribu malaikat hadir setiap kita mengkhatamkan Al-Quran, walaupun bukan bulan Ramadhan. Maka saya terus melanjutkan tilawah saya.
Saya juga baru tahu bahwa wudhu itu bukan hanya untuk shalat saja, tetapi disunnahkan untuk banyak hal seperti saat mau menghadiri majlis taklim, saat mau tidur, saat sedang merasa marah, saat mau ijab kabul dalam akad nikah, bahkan dalam setiap rutinitas kita sehari-hari. Maka saya berusaha untuk senantiasa memperbaharui wudhu.
Luar biasa kekuatan bertanya ini ya. Berarti selama ini kurang tepat jika kita harus malu untuk bertanya.
Salam Hijrah.
⏰ Waktunya bangun dan berubah dari tidur panjang kita!
SI PENJUAL BUAH DAN TIMBANGAN KESAYANGANNYA
Alkisah tersebutlah seorang pemuda yang memutuskan untuk berjualan mangga. Setiap mangga yang akan dibeli oleh pelanggan ditimbang terlebih dahulu dengan menggunakan timbangan miliknya.
Awalnya usahanya berjalan lancar, tetapi semakin lama kemudian mangganya sepi dari pembeli dan akhirnya ia tutup. Kemudian dengan jiwa wirausaha yang tinggi, ia kini berjualan jeruk.
Seperti sebelumnya, ia masih menggunakan timbangannya yang dulu untuk menimbang jeruk yang akan dibeli pelanggan. Lagi-lagi, usaha jeruknya pun semakin merugi.
Pantang menyerah ia lantas alih profesi berjualan pisang. Meskipun sudah tiga buah berbeda, tetap saja ada yang sama dengan sebelum-sebelumnya, yaitu timbangan tua yang sama yang selalu ia gunakan.
Apakah saudara bisa menebak bagaimana nasib usaha pisangnya? Iya, usaha pisangnya kandas.
Dengan rasa penasaran ia menyelidiki apa penyebab para pelanggan yang selalu saja menjauhinya. Ternyata satu-satunya alasan adalah ada yang tidak beres dengan timbangannya itu. Pelanggan merasa barang apa saja yang mereka beli dari si pemuda selalu lebih sedikit dibandingkan di toko buah lain. Sekarang ia sadar dan segera menggantinya dengan timbangan baru.
Selanjutnya, mari kita lihat diri kita sendiri, jangan-jangan kita juga tanpa sadar selalu menggunakan timbangan kesayangan kita dalam melakukan sesuatu di kehidupan ini.
Kita selalu menimbang-nimbang segala sesuatu menurut keinginan kita semata, tanpa kita merasa perlu menimbang lagi apakah hal itu diridhai Allah atau tidak. Inilah timbangan tua yang selalu kita pakai. Akibatnya? Keberkahan selalu saja menjauh dari diri kita.
Apakah saudara bisa menebak bagaimana nasib seseorang yang keluarganya kurang berkah, bisnisnya kurang berkah, dan umurnya kurang berkah?
Maka sekarang waktunya kita sadar dan segera mengganti dengan timbangan baru. Bagaimana caranya? Yaitu setiap kali melakukan sesuatu di kehidupan ini, satu-satunya timbangan kita adalah keridhaan Allah.
Jika setelah ditimbang-timbang kita merasa hal tersebut diridhai Allah, maka laksanakan. Jika tidak, maka tinggalkan.
Salam Hijrah.
⏰ Waktunya bangun dan berubah dari tidur panjang kita!
DURIAN MONTONG
Punya cerita unik apa saat saudara mudik kemarin? Kalau saya, ada satu yang cukup lucu. Ceritanya bibi saya membawakan oleh-oleh satu buah durian montong yang besar dan harum.
Dengan cepat durian itu menjadi pusat perhatian kami sekeluarga. Segera saja kita belah, dan kemudian mencicipinya. Apa yang terjadi? Ternyata durian itu rasanya benar-benar hambar.
Seluruh anggota keluarga pun kecewa, karena realita yang didapat tidak sesuai dengan ekspektasi ketika awal melihatnya. Bayangkan durian jenis montong, besar, harum, ternyata rasanya tidak manis sama sekali. Hehehe.
Kalau dipikir-pikir, tentu siapa saja pasti kecewa ketika realita berbeda dengan ekspektasi atau harapan. Dalam skala yang lebih besar, tahukah saudara bahwa umat para Nabi terdahulu diberikan gambaran tentang keadaan umat Nabi Muhammad ini dengan ekspektasi yang luar biasa.
Sebut saja sebuah hadist yang menceritakan bagaimana kitab Taurat saat menggambarkan umat Rasulullah ini, (seperti dikutip dalam kitab Sirah Nabi karangan seorang ulama hadist Syekh Abdurrahman Ad-Dibai)
يَكُوْنُ خَيْرَ اْلأَنْبِيَآءِ وَأُمَّتُهٗ خَيْرَ الْأُمَمِ
يُكَّبِرُوْنَ اللهَ تَعَالٰى عَلىٰ كُلِّ شَرَفٍ
يَصُفُّوْنَ فِي الصَّلاَةِ كَصُفُوْفِهِمْ فِي الْقِتَالِ
قُلُوْبُهُمْ مَصَاحِفُهُمْ
يَحْمَدُوْنَ اللهَ تَعَالىٰ عَلىٰ كُلِّ شِدَّةٍ وَّرَخَآءٍ
“Rasulullah adalah sebaik-baiknya Nabi, dan umatnya juga sebaik-baik umat. Mereka adalah umat yang bertakbir mengagungkan kebesaran Allah Yang Maha Tinggi atas segala kemuliaan. Mereka adalah umat yang berbaris pada waktu shalat sebagaimana barisan mereka di dalam peperangan. Al-Quran berada di dalam hati mereka masing-masing. Mereka selalu memuji Allah dalam keadaan duka dan suka”
Mari kita bayangkan jika umat terdahulu yang diberi ekspektasi seperti itu hari ini melihat realita keadaan sekarang? Apakah mereka akan kecewa?
Sudah merupakan tugas kita untuk membuktikan kita lah umat yang digambarkan dalam kitab Taurat tersebut. Bukan yang lain. Jangan sampai umat terdahulu kecewa karena umat Rasulullah yang besar dan harum ini ternyata rasanya hambar tidak sesuai dengan ekspektasinya.
Buktikan bahwa inilah kita yang senantiasa mendirikan shalat berjamaah lima waktu, dan barisan shaf kita menggetarkan alam ini karena lurus, rapat, dan gagah laksana barisan pasukan yang siap perang.
Buktikan bahwa inilah hati kita yang selalu rindu dengan Al-Quran, tidak bisa jauh walaupun sebentar saja. Hati yang begitu terhibur saat mendengar lantunan ayat-ayatnya di sepanjang tahun, bukan hanya di bulan Ramadhan.
Jika realita sesuai dengan ekspektasi, itu baru dahsyat!
Salam Hijrah.
⏰ Waktunya bangun dan berubah dari tidur panjang kita!
SIAPA YANG PALING MENGINGINKAN ANDA BERUBAH, KALAU BUKAN ANDA SENDIRI?
“Ustadz, nanti mau diperkenalkan sebagai apa nih, motivator, inspirator, mentor, atau apa?” pertanyaan ini sering diajukan oleh pembawa acara sesaat sebelum ia mempersilahkan saya untuk mulai mengisi tausiyah suatu acara.
“Cukup Arafat saja mas” nah inilah yang selalu menjadi jawaban langganan saya. Mau dibilang motivator saya ini masih jauh, sebab saya sendiri masih membutuhkan motivasi.
Mau dibilang insipirator apalagi, memangnya inspirasi apa yang sudah saya buat? Jadi diri sendiri saja lah, setiap manusia kan punya keunikan masing-masing. Kalau semua orang ingin jadi motivator terus siapa yang mau dimotivasi? Hehehe.
“Tapi nanti audiens tidak tertarik Ustadz kalau pembicaranya tidak punya eksistensi” si pembawa acara tetap memaksa saya harus mendefinisikan diri sendiri.
“Waduh, harus ya. Tarserah mas saja deh bagaimana baiknya. Atau bilang saja penulis bisa gak?” untung saya sudah menulis buku, ternyata berguna juga buat mendefinisikan diri. Hehehe.
Alhamdulillah betul-betul tidak saya duga sebelumnya ternyata buku saya bisa terbang ke mancanegara dipesan oleh sahabat-sahabat yang berada di Malaysia, Singapura, bahkan Hongkong dan Taiwan.
Siapa tau jika tahun ini baru bukunya yang bisa jalan-jalan keluar negeri, maka tahun depan giliran penulisnya. Hehehe.
Ucapan terimakasih pun saya terima silih berganti karena katanya buku tersebut maupun tulisan-tulisan di channel ini sudah membuat banyak perubahan pada Ramadhan tahun ini.
Tentu saja tanpa mengurangi rasa hormat, saya belum pantas menerima ucapan tersebut. Anda sendiri lah satu-satunya orang yang menjadi penyebab perubahan dalam Ramadhan Anda, dengan izin Allah.
Mari kita ingat kisah Syeikh Ahmad Rifai’ seorang ulama besar yang ajarannya sampai melekat dengan namanya, yaitu Ar-Rifai’yyah, ketika menerima banyak pujian, beliau kemudian menyampaikan di hadapan jamaah,
“Bapak-bapak, ibu-ibu, saya ini hanya seorang Ahmad kecil yang tidak bisa apa-apa. Semua perubahan pada bapak ibu adalah Allah yang menggerakkan. Jika saya menganggap diri saya ini yang memberi ilmu kepada bapak ibu, saya khawatir di akhirat nanti saya akan dibangkitkan bersama Fir’aun dan Hamman”
Teduh sekali mendengar kalimat tawadhu dari ulama yang paling disegani pada zamannya itu. Tidak ada kesombongan, tidak pula merasa pintar sendiri. Seandainya saya pantas meniru kalimat Beliau, tentu saya juga akan mengatakan hal yang sama, bahwa saya hanya seorang Arafat kecil yang tidak bisa apa-apa.
Semoga channel ini, dengan izin Allah, dan doa Anda semua wahai saudaraku, bisa membuat perubahan dalam hidup saya menjadi lebih bermakna.
Salam Hijrah.
⏰ Waktunya bangun dan berubah dari tidur panjang kita!
RINALDI DAN RIZALDI
Rinaldi adalah nama kawan satu kelas saya saat SMP. Ia memiliki saudara kembar bernama Rizaldi yang belajar di sekolah lain. Keduanya memiliki wajah yang sangat mirip, sehingga teman yang sudah lama kenal sekalipun bisa tertukar dalam membedakannya.
Itupun seandainya Rinaldi memiliki mata yang berfungsi normal keduanya. Sebab satu mata Rinaldi mengalami luka permanen. Menurut ceritanya, saat kecil ia bermain pedang-pedangan menggunakan sebatang lidi dengan saudaranya itu.
Malang tak dapat ditolak, tanpa sengaja matanya terluka dalam permainan tersebut, sehingga kini tidak dapat berfungsi lagi untuk melihat dan meninggalkan bekas yang tidak bisa hilang.
Saya ingin mengingatkan agar kita sebagai orangtua berhati-hati dengan permainan anak-anak yang berbahaya.
Selain itu, bisakah kita bayangkan jika nikmat sepasang mata ini hilang separuhnya saja, apakah kita akan mengabaikan yang separuh lagi?
Jika kita ingin mengetahui arti dari “separuh”, maka lihatlah bagaimana kawan saya itu begitu sungguh-sungguh merawat separuh fungsi penglihatannya yang masih tersisa.
Begitu pula saya pernah ingat sebuah kisah seseorang yang satu ginjalnya sudah tidak berfungsi dan menyisakan satu ginjal lain yang masih bekerja dengan baik. Dia begitu hati-hati merawat separuh organ pencuci darahnya yang masih tersisa itu.
Dialah orang berikutnya yang sangat mengerti arti “separuh”.
Bagaimana dengan kita? Apakah kita juga sudah mengerti betapa berharganya separuh tahun yang tersisa pada 2017 ini? Sebab hari ini kita sudah masuk bulan Juli, yang artinya kita sudah kehilangan separuh tahun pertama.
Akankah kita akan sungguh-sungguh merawat separuh tahun yang masih tersisa, dengan keberanian kita melanjutkan ketaatan-ketaatan yang diridhai Allah. Mari kita buktikan bersama, cukuplah Allah menjadi saksi kita.
Salam Hijrah.
⏰ Waktunya bangun dan berubah dari tidur panjang kita!