Kualifikasi dan Keteladanan Pemimpin

Arda Dinata

Adanya kualifikasi ketakwaan, baik perorangan maupun kolektif, akan menjadi unsur penting dalam mewujudkan masyarakat adil makmur aman sejahtera. Seperti Allah janjikan kepada penduduk negeri yang beriman dan bertakwa, maka kepadanya akan dibukakan berkah dari langit dan bumi (QS. al-A’raf: 96). Semoga hal ini menyelimuti penduduk Indonesia.

***

SELAIN kualifikasi pemimpin di atas, ada satu hal yang perlu dimiliki seorang pemimpin. Baik kepala negara, menteri-menteri, para anggota lembaga permusyawaratan dan pejabat negara umumnya, yakni keteladanan pemimpin.

Keteladanan saat ini tidak dapat ditawar-tawar lagi. Efek positifnya menjadikan seseorang tidak perlu berteriak-teriak agar mereka yang dipimpinnya mengikuti atau mentaatinya. Setiap kita mungkin sepakat bahwa keteladananlah yang membuat seorang pemimpin menjadi berwibawa, diikuti dan dihormati bawahannya.

Ada lima hal yang dilakukan bagi seorang pemimpin untuk merefleksikan moral dan budipekertinya. Pertama, seorang pemimpin sudah sewajarnya memberikan keteladanan dalam hal keberanian, kerendahan hatian, keteguhan pendirian, ketahanan fisik, dan berpolitik (QS. 9: 13, 26: 215, 2: 214, 8: 60, dan 3: 159).

Kedua, seorang pemimpin harus memberikan keteladanan kepada anak buahnya menyangkut hal ibadah, kedermawanan, kesederhanaan, dan penyantun (QS. 17: 79-82, 2: 26, 20: 131, dan 7: 199).

Ketiga, seorang pemimpin selain teladan juga harus berpandangan tajam dan berwawasan luas. Berbekal ini, ia akan mengelola amanah dengan ilmu yang dimilikinya dan memperkirakan hal-hal yang dapat mengakibatkan bencana bagi rakyatnya sekaligus ia mampu melakukan upaya preventif dan mengantisipasinya.

Keempat, seorang pemimpin harus bersabar dalam menjalani amanah yang diembannya, baik ketika melakukan pemberdayaan terhadap masyarakat (berdakwah), menghadapi musibah, dan dalam mengendalikan hawa nafsunya (QS. 18: 28, 2: 155-157, dan 21: 35).

Kelima, bagi seorang pemimpin yang terpenting adalah selalu bersabar dalam ketakwaan (mentaati perintah Allah), dalam membina hubungan bermasyarakat dan bernegara, dan dalam kancah ‘peperangan’ dikala berkecamuk (QS. 4: 19 dan 8: 45).

Semoga pemimpin terpilih hasil SU MPR nanti, merupakan sosok pemimpin yang (mendekati) kualifikasi dan keteladanan seperti di atas. Pada pundak pemimpinlah nasib bangsa dan rakyat Indonesia akan dituntunnya memasuki abad mellinium baru.***

Arda Dinata, seorang Pendidik dan anggota Forum Dakwah Bilqolam ELJEHA (Laboratorium Jurnalistik Hikmah) Bandung.

Arda Dinata adalah pendiri Majelis Inspirasi Alquran dan Realitas Alam (MIQRA) Indonesia.

Tinggalkan Balasan

error: Content is protected !!