Membangun Kekuatan Intelektual dengan Manajemen IQRA - Laman 2 dari 2 - www.ArdaDinata.com
Inspirasi

Membangun Kekuatan Intelektual dengan Manajemen IQRA

Untuk itu, biasakan diri kita bertanya tentang sesuatu, sebab bertanya adalah tanda mengerti. Apalagi bagi para pelajar, kebiasaan bertanya ini memiliki peran yang penting dalam membangun sukses belajar. Dan bukankah, untuk bisa mengerti itu kita harus selalu belajar? Memang belajar mengajukan sebuah pertanyaan itu dapat mendatangkan perasaan malu sesaat, tetapi tidak bertanya dan tetap dungu akan malu seumur hidup. Jadi, “bertanyalah” selalu dalam belajar.

Di sini, agar kegiatan belajar kita dapat menghasilkan sesuatu yang maksimal dan sukses, tentu harus ada strategi yang mesti dipersiapkan. Salah satu strategi yang dapat menjadi model belajar kita agar sukses adalah melalui manajemen IQRA (inquiry, question, repeat, dan action).

Manajemen adalah suatu tindakan mengendalikan, kecakapan dalam menjuruskan administrasi. Yakni administrasi terhadap model belajar yang akan kita lakukan sehari-hari. Model belajar IQRA ini, seperti diungkap B.S. Wibowo, memiliki kegiatannya sendiri-sendiri.

Pertama, inquiry. Model belajar inquiry adalah belajar mandiri dengan menggali dari apa yang kita lihat, dengar, baca, perhatikan, alami, rasakan. Selalu mengadakan penyelidikan atau menerapkan total tarbiyah dzatiyah. Dengan demikian, hendaknya setiap mutarabbi selalu mandiri dalam mencari kebenaran, secara aktif mencari informasi untuk menjawab rasa ingin tahu yang timbul dalam dirinya.

Kedua, question. Model belajar yang tumbuh dari dalam diri, memenuhi rasa ingin tahu. Melakukan konfirmasi, membuat hipotesa, terus bertanya dalam memenuhi dan menciptakan kebutuhan. Ingat, ada sebuah hadis yang mengatakan ilmu itu perbendaharaan, sedangkan kuncinya adalah pertanyaan.

Ketiga, repeat. Model yang paling baik dalam belajar yaitu dengan melakukan review terhadap apa yang telah diterima. Hal ini agar data dari memori jangka pendek dapat bertahan ke jangka panjang, menguatkan memori, membuat mapping. Nabi Adam, setelah diajarkan Allah nama-nama benda, kemudian disuruh me-recall seluruh informasi yang telah diterima dengan menyampaikan kepada malaikat dan jin. Sebaiknya, setelah menerima materi, setiap mutarabbi tidak langsung membuang atau menyimpan catatannya, usahakan mengulangi barang sebentar dan menajamkan kembali dengan kata-katanya sendiri.

BACA JUGA:  Menjadi Wirausaha Mandiri

Keempat, action. Puncak belajar adalah amal, diperlukan aplikasi terhadap apa yang telah kita pahami. Amal adalah buah ilmu. Dengan penerapan amal maka kita akan kembali menemukan ilmu baru. Ingat, puncak ilmu adalah amal. Dengan amal maka kita akan melakukan sintesa antara teori dengan aplikasi, inilah puncak ilmu.

Akhirnya, untuk menghasilkan kekuatan intelektual dikalangan para pelajar, melalui penerapan konsep manajemen IQRA agar “sempurna”, maka setiap kita hendaknya melakukannya dengan menerapkan perilaku FIKIR dan DZIKIR. Yakni belajar dengan fun (belajar dengan senang), ijthiad (belajar dengan berpikir), konsep (belajar dengan mengumpulkan konsep, rumusan, model, pola, dan teknik), imajinasi (belajar membangun imajinasi untuk menciptakan sesuatu yang benar-benar baru), rapi (dengan ketrampilan manajemen dan organisasi dalam belajar). Dan jangan lupa lakukan juga dzikir (doa, ziarah, iman, komitmen, ikrar, dan realitas). Wallahu’alam.***

Arda Dinata adalah pendiri Majelis Inspirasi Alquran dan Realitas Alam (MIQRA) Indonesia.

admin

www.ArdaDinata.com adalah blog catatan dari seorang penulis merdeka, Arda Dinata yang dikelola secara profesional oleh Arda Publishing House.

2 komentar pada “Membangun Kekuatan Intelektual dengan Manajemen IQRA

  • Sama2….
    ayo terus nulis dan selamatkan bumi…
    jangan lupa kalau ada info lomba kabari aku ya….
    makasih

    Balas
  • speakup

    Hi…
    Thx buat komennya..
    tulisannya keren,bo!

    Balas

Tinggalkan Balasan

error: Content is protected !!