Membangun Produktifitas Muslim (1)
Dalam hal ini, untuk menciptakan kehidupan yang positif dan produktif, Muhammad al-Bahi mengungkapkan ada tiga unsur penting yang harus diperhatikan. Pertama, mendayagunakan potensi yang telah dianugerahkan Allah untuk bekerja, melaksanakan gagasan, dan memproduksi. Kedua, bertawakal kepada Allah, berlindung, dan meminta pertolongan kepada-Nya pada waktu melakukan pekerjaan. Ketiga, percaya kepada Allah bahwa Ia mampu menolak bahaya, kesombongan, dan kediktatoran yang memasuki lapangan pekerjaan.
Nikmat lain yang patut disyukuri manusia ialah berupa kehendak Allah menyediakan lingkungan agar manusia dapat hidup di dalamnya. Pada ayat: “Dan dari apa yang diusahakan oleh tangan mereka…” tersebut, telah mengajarkan bahwa menjadikan pekerjaan tangan sebagai pilar utama produksi (pertanian), bukan berarti seorang mukmin dibenarkan berlindung pada sikap fatalistik. Yakni sikap menunggu dan mengharapkan datangnya rezeki tanpa bekerja.
Memang Islam mengajak manusia untuk bertawakal kepada Allah, tetapi ia tidak mengakui sikap fatalistik itu. Apalagi untuk mendorongnya. Bertawakal kepada Allah, berarti mendayagunakan seluruh potensi untuk memikirkan cara-cara yang benar dan tepat dalam melakukan pekerjaan. Proses kerja ini dimulai dengan bertawakal dan bersandar kepada-Nya yang dipadukan dengan tujuan, perencanaan, program, dan pelaksanaan kerja. (Bersambung Bagian 2)
Bagaimana menurut Anda?
Arda Dinata adalah Pendiri Majelis Inspirasi Alquran dan Realitas Alam (MIQRA) Indonesia.