Inspirasi

Menata Ulang Visi Umat

 Kunci agar kita mampu menjalin hubungan dengan Allah, maka visi yang perlu ditata ulang lainnya adalah berupa menguatkan keesaan ilahi dengan ikhlas dan suci dalam segala sisi kehidupan. Lakukanlah sadaran hidup setiap muslim hanya kepada-Nya dan berusahalah semaksimal mungkin untuk menjauhi segala sesuatu yang dimurkai-Nya.

Hablum Minannas

Dalam rangka menguatkan ukhuwwah yang bersifat horizontal, maka mulai pada hari yang fitri (suci) ini, setiap muslim dianjurkan untuk bersilaturahmi menggalang hubungan harmonis, saling memaafkan dan berusaha mewujudkan nilai-nilai kesetiakawanan sosial dalam segala sisi kehidupan kita masing-masing.

1. Menggalang Hubungan Harmonis.

Pada hari yang suci adalah saat yang tepat bagi tiap muslim untuk menata ulang (baca: evaluasi diri) terhadap kuantitas dan kualitas ikatan-ikatan yang telah terbina diantara umat selama ini. Karena umat ini akan bangkit dan menjadi kuat, manakala di antara muslim yang satu dengan muslim lainnya saling bersinergi menggalang hubungan bermuamalah secara harmonis. Itulah dasar kekuatan umat yang tiada bandingnya.

2. Saling Memaafkan.

Setiap manusia, tentu tidak terlepas dari suatu kekurangan, kesalahan dan kekhilafan terhadap manusia lainnya. Sehingga sangat tepat apabila momentum Idul Fitri (kembali kesucian) dijadikan oleh setiap muslim untuk menata kembali aktivitas hati dan perilaku pintu maaf kita.

Bukankah perilaku saling memaafkan antara manusia ini merupakan kunci pembuka dari diterimanya permintaan maaf dan ampunan dari Allah? Artinya Allah akan menerima permintaan taubat, maaf dari kita kepada orang lain yang pernah disakiti, kuncinya adalah manakala orang yang pernah tersakiti itu telah menerima permohonan maaf kita. Bila hal ini belum terlaksana, maka sepanjang itu pula Allah belum menerima permohonan maaf dan ampunan kita.

3. Mewujudkan Nilai Kesetiakawanan Sosial.

Adanya usaha mewujudkan nilai-nilai kesetiakawanan sosial ini, tentu harus benar-benar menjadi visi setiap umat muslim. Hal ini dimaksudkan tidak lain agar tidak terjadi kesenjangan sosial di antara umat itu sendiri. Dalam hal ini, bukankah umat Islam itu bagaikan satu tubuh?

Adapun aksi yang harus bisa kita lakukan, terutama dengan cara menyantuni fakir miskin dan kaum dhu’afa. Yakni dengan jalan menunaikan zakat mal (harta) dan zakat fitrah serta membantu terhadap mereka yang membutuhkan melalui amal jariah/ sedekah. Perbuatan demikian, dimaksudkan tidak lain sebagai salah satu jalan dalam memeratakan rezki dan pendapatan di antara umat muslim (baca: perekonomian umat).

Akhirnya dengan melakukan tata ulang terhadap visi umat Islam dalam hal-hal tersebut, maka diharapkan nantinya akan tercipta suatu pola kehidupan harmonis dalam segala sisi perjalanan hidup manusia yang sesuai dengan ketentuan-Nya. Amin. Wallahu a’lam.***

Arda Dinata adalah pendiri Majelis Inspirasi Alquran dan Realitas Alam (MIQRA) Indonesia.

admin

www.ArdaDinata.com adalah blog catatan dari seorang penulis merdeka, Arda Dinata yang dikelola secara profesional oleh Arda Publishing House.

Tinggalkan Balasan

error: Content is protected !!