Menghampiri Allah di Bulan Suci

Arda Dinata

(c) Meresapi dan merenunginya ketika membaca Alquran. Mereka yang dikaruniai taufik dan hidayah ketika membaca Alquran, maka mereka benar-benar meresapi dan merenunginya sehingga air matanya pun berderai membasahi pipi. Ketika Rasulullah Saw mendengar tangisan mereka beliaupun ikut menangis bersama mereka, lantas beliau bersabda, “Tidak akan masuk neraka orang yang menangis karena takut kepada Allah SWT.”

Memperbanyak istigfar, dzikir, dan doa.

Istigfar berarti upaya memohon ampunan (maghfirah)-Nya. Qatadah berkata: “Sesungguhnya Alquran ini memberi petunjuk kepadamu tentang penyakitmu dan obat penangkalnya. Adapun penyakitmu adalah dosa-dosa, sedangkan obatnya adalah istighfar.”

Berkait dengan dzikir, Al-Imam Syamsuddin Ibnul Qayyim mengatakan, “Sesungguhnya dzikir adalah makanan pokok bagi hati dan roh, apabila hamba Allah gersang dari siraman dzikir, maka jadilah ia bagaikan tubuh yang terhalang untuk memperoleh makanan tubuh yang terhalang untuk memperoleh makanan pokoknya.” Adapun dzikrullah yang bisa dilakukan: Subhaanallah, Alhamdulillah, dan Laa ilaha Allah.

Sementara itu, Allah SWT memerintahkan kepada kita agar berdoa kepada-Nya dan Dia akan mengkabulkan doa hamba-Nya. “Berdoalah kepada-Ku, niscaya Aku kabulkan doamu.” (QS. Al-Mu’min: 60). Pada saat siang dan malam di bulan Ramadhan adalah waktu yang utama, maka isilah kesempatan itu dengan memperbanyak istigfar, dzikir dan doa kepada Allah. Diantara waktu makbulnya sebuah doa adalah pada bulan Ramadhan, ketika berbuka puasa, waktu sahur, hari jumat, sepertiga malam terakhir, dan kondisi istimewa lainnya.

Menghidupkan malam dengan shalat.

Pada malam bulan Ramadhan kita dianjurkan melakukan shalat pada malam harinya. Dari Abu Hurairah, sesungguhnya Rasulullah Saw bersabda: “Barangsiapa melalukan shalat (pada malam-malam) Ramadhan dengan iman dan mengharap keridhaan-Nya, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Shalat malam (Qiyamullail) ini dalam bulan Ramadhan disebut dengan Qiyamullailatur Ramadhan dan pada selain bulan Ramadhan disebut shalat tahajjud. Nabi Saw menyatakan dalam salah satu sabdanya, “Shalat yang paling utama setelah shalat wajib ialah Qiyamullail (shalat di tengah malam).” (Muttafaq ‘Alaih). Selain itu, Qiyamullail ini dapat membuat seseorang yang melakukannya, di pagi harinya menjadi segar, bersemangat dan hatinya pun tenang.

Memperbanyak ibadah ketika sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan.

Salah satu ibadah yang perlu dilakukan dalam sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan adalah melakukan I’tikaf dan berusaha untuk memperoleh “lailatul qadar”. I’tikaf adalah ibadah yang merangkum berbagai amal ketaatan seperti membaca Alquran, shalat, dzikir, doa, dll. Rasulullah sangat menganjurkan untuk melaksanakan I,tikaf ini pada sepuluh malam terakhir. Diterangkan dalam sebuah hadis, Aisyah ra. berkata, “Adalah Rasulullah Saw beri’tikaf pada malam-malam sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan hingga wafat, kemudian dilanjutkan melakukan itu oleh istri beliau.” (HR. Bukhari dan Muslim). Wallahu’alam.***

Arda Dinata adalah pendiri Majelis Inspirasi Alquran dan Realitas Alam (MIQRA) Indonesia.

Tinggalkan Balasan

error: Content is protected !!