Agar Menjadi Ingat dan Mengerti - www.ArdaDinata.com
Catatan HarianInspirasiMotivasiOpiniRenungan Hikmah

Agar Menjadi Ingat dan Mengerti

Bagaimana caranya, agar menjadi ingat dan mengerti di era membanjirnya informasi? Inilah petualangan kita dalam labirin informasi. Tulisan ini akan memberikan beberapa tips dan trik yang dapat membantu Anda tetap mengingat dan memahami informasi dengan lebih baik.

Oleh: Arda Dinata

Ilustrasi manusia masih tetap berjuang untuk memilih dan menggapai pengetahuan yang benar dalam mengambil sikap hidupnya. Dan manusia itu, sejatinya adalah makhluk yang dapat menikmati kehidupan kontemplatif dan aktif, seperti yang mereka inginkan tetapi dibatasi pikiran sesuai aturan yang dianutnya (Sumber: unsplash.com/@withluke)

“Informasi adalah kekuatan, tetapi jika tidak dikelola dengan baik, dapat menjadi hantu yang menghantui kita.” – [Neil Postman]

Dalam era informasi yang semakin kompleks dan terhubung, kita seringkali merasa seperti sedang berada dalam labirin tak berujung. Di mana, setiap sudut terisi dengan data dan opini.

Namun, seberapa sering kita benar-benar “ingat dan mengerti” apa yang kita temui di tengah riuhnya informasi? Apakah kita benar-benar dapat menyaring pengetahuan dari sekadar kebisingan. Ataukah kita malah terombang-ambing dalam gelombang tak berujung dari byte informasi?

Kisah Inspiratif

Inilah kisah inspiratif terkait fenomena aktual yang terjadi dewasa ini. Semoga kita bisa mengambil pelajaran dari kisah berikut ini, agar menjadi ingat dan mengerti di tengah banjirnya informasi.

Dalam sebuah desa kecil yang dikelilingi oleh hutan lebat, hiduplah seorang tua bijaksana bernama Kakek Surya. Kakek Surya dikenal sebagai penjaga pengetahuan dan cerita-cerita kuno yang diteruskan dari generasi ke generasi.

Di suatu malam yang gelap, para penduduk desa berkumpul di sekitar api unggun. Dan Kakek Surya mulai menceritakan kisah-kisah penuh makna tentang kehidupan, kebijaksanaan, dan cinta.

Setiap kata yang diucapkannya, bukan hanya cerita, melainkan juga petunjuk agar mereka dapat menjadi orang yang benar-benar “ingat dan mengerti.”

Dalam kehidupan sehari-hari, seorang pemuda bernama Arya merasa terperangkap dalam lautan informasi yang tak berujung. Terlena oleh aliran berita dan tren terbaru, Arya merasa kehilangan arah dan makna.

Suatu hari, Arya mengunjungi Kakek Surya dan meminta petunjuk. Dengan penuh kebijaksanaan, Kakek Surya mengingatkan Arya untuk tidak hanya menyimak informasi tanpa pemahaman yang mendalam. “Hidup adalah tentang mengerti, bukan sekadar mengumpulkan data,” kata Kakek Surya sambil memberikan Arya buku tua berisi pelajaran hidup.

Dari pertemuan itu, Arya mulai menjalani kehidupannya dengan cara yang berbeda. Dia belajar untuk memilah informasi yang bermanfaat, merenungkan makna di balik setiap pengalaman, dan membagikan pengetahuannya dengan orang lain.

Desa kecil itu menjadi tempat di mana para penduduknya tidak hanya “mendengar” cerita. Melainkan benar-benar “mengerti” pesan-pesan berharga yang diteruskan oleh Kakek Surya.

Akhirnya, dalam kegelapan malam, cahaya api unggun menjadi simbol bagi pemahaman dan kebijaksanaan yang mereka nikmati bersama. Mengingatkan mereka akan arti sejati dari “agar menjadi ingat dan mengerti.”

Ketika ”Mendengar” Tanpa ”Mengerti”

BACA JUGA:  Sahabat Sejati, Antara Kekasih dan Pengkritik

Lewat kisah tersebut, kita bisa belajar bagaimana melibatkan diri dalam arus informasi itu? Inilah sebuah langkah yang tak bisa dielekan pada era sekarang.

Sadar atau tidak sadar, saat ini kita berada dalam dunia yang dibanjiri informasi yang memang terkesan menggairahkan. Tetapi, pertanyaannya bagaimana kita melibatkan diri dalam arus ini adalah suatu seni tersendiri?

Saya sering mengumpamakan kondisi dewasa ini, seperti pengumpul barang antik yang tak tahu mana yang harus disimpan dan mana yang harus dibuang. Kita harus belajar memisahkan antara informasi yang bernilai dan sampah digital yang memenuhi kotak surat elektronik kita.

Arda Dinata

*Arda Dinata, adalah Pendiri Majelis Inspirasi Al-Quran dan Realitas Alam (MIQRA) Indonesia dan kolomnis tetap di Sanitarian Indonesia (http://insanitarian.com). Aktivitas hariannya sebagai peneliti, sanitarian, dan penanggungjawab Laboratorium Kesehatan Lingkungan, tinggal di Pangandaran.

Tinggalkan Balasan

error: Content is protected !!