Inspirasi

Indahnya Bermu’amalah dengan Bening Hati

Kunci yang menjadikan perniagaannya berhasil dan mendapat berkah Allah adalah karena ia selalu bermodal dan berniaga barang halal dan menjauhkan diri dari perbuatan haram bahkan subhat. @ardadinata

Oleh: Arda Dinata

Mu’amalah berarti ilmu bermasyarakat. Kegiatan bermu’amalah diantaranya berjual beli, berhutang piutang, atau sewa menyewa dan sebagainya. Sedangkan mengenai kesaksian dalam mu’amalah ini, Allah menginformasikan pada QS. Al Baqarah: 282 – 283. Di sana diterangkan cinta kasih macam apa yang diperintahkan oleh Islam. Orang miskin janganlah dituntut dan dimasukkan dalam penjara. Pembayaran utang harus ditangguhkan sampai ia mampu membayar kembali, atau lebih baik, seluruh pinjamannya disedekahkan saja.

Allah Swt juga memberikan petunjuk tata cara menjaga harta dari kehilangan atau kerusakan serta bimbingan untuk selalu berhati-hati dalam mengurus kekayaan. Hanya orang-orang yang diselimuti kebeningan hati, yang dapat memposisikan harta sebagai jalan menuju ridha Allah, dan bukan satu-satunya tujuan mendapatkan dunia.

Untuk mencapai keindahan bermu’amalah dengan bening hati itu, kiranya kita bisa mencontoh Abdurrahman bin ‘Auf. Beliau adalah seorang pemimpin yang mengendalikan hartanya, bukan seorang budak yang dikendalikan oleh hartanya. Ia tidak mau celaka dengan mengumpulkannya dan tidak pula dengan menyimpannya. Bahkan ia mengumpulkannya secara santai dan dari jalan yang halal. Kemudian ia tidak menikmati sendirian, tapi ikut menikmatinya bersama keluarga dan kaum kerabatnya serta saudara-saudaranya dan masyarakat seluruhnya.

Begitulah Abdurrahman bin ‘Auf, kekayaannya yang melimpah ruah, sedikit pun tidak membangkitkan kesombongan dan takabur dalam dirinya. Sampai-sampai dikatakan orang tentang dirinya, “Seandainya seorang asing yang belum pernah mengenalnya, kebetulan melihatnya sedang duduk-duduk bersama pelayan-pelayannya, niscaya ia tidak akan sanggup membedakannya dari antara mereka!”

Di sini, kunci yang menjadikan perniagaannya berhasil dan mendapat berkah Allah adalah karena ia selalu bermodal dan berniaga barang halal dan menjauhkan diri dari perbuatan haram bahkan subhat. Adapun yang menambah kejayaan dan diperolehnya berkat, tidak lain karena labanya bukan semata-mata dinikmati sendiri. Tapi, di dalamnya terdapat bagian Allah yang ia penuhi secara tepat, juga digunakannya untuk memperkokoh hubungan kekeluargaan dan membiayai sanak saudaranya, serta menyediakan perlengkapan yang dipergunakan dalam perjuangan Islam. Sungguh luar biasa dan indahnya perilaku bermu’amalah seperti ini. Maka, wajar saja Allah menjamin tidak akan bersedih hati pada orang seperti itu (baca: QS. Al Baqarah: 262). 

admin

www.ArdaDinata.com adalah blog catatan dari seorang penulis merdeka, Arda Dinata yang dikelola secara profesional oleh Arda Publishing House.

Tinggalkan Balasan

error: Content is protected !!