Apabila Anda sempat membaca Self Driving, Anda akan menyaksikan betapa kaya materi yang disajikan RK dalam karya terbarunya itu: ada boks, ada gambar, dan ada kutipan-kutipan yang menginspirasi.
Yang perlu saya garisbawahi tentang kisah RK dalam menulis buku, sebagaimana saya kutip di atas, adalah tentang terciptanya momen “kerasukan” dalam menulis.
Kalau Anda sempat menonton pertunjukan tradisional di Jawa bernama Jathilan, Anda akan paham dan mampu menghayati kata “kerasukan” itu. Di alam Jathilan, hal itu disebut sebagai proses kesurupan dan akhirnya orang yang kesurupan itu “ndadi”. Pemain Jathilan yang “ndadi” biasanya memang “kerasukan” sesuatu—katakanlah setan—sehingga kekuatannya bertambah sehingga dapat memakan beling (pecahan kaca) atau mengupas kelapa yang masih ada sabutnya dengan gigi atau enak saja dan tak merasa sakit ketika bermain-main dengan api.
“Kerasukan” menulis yang dialami RK tentu berbeda dengan kesurupan di dunia Jathilan. Jenis “kerasukan” ini dapat dikatakan sebagai sebuah keasyikan dan kenikmatan dalam menulis. RK dapat menciptakan momen “ndadi” seperti itu karena tebiasa menyampaikan dan mematangkan gagasannya lewat seminar, menulis artikel di koran, dan berdiskusi dengan sejawatnya sejak jauh sebelum dia menuliskan gagasan itu menjadi buku. Anda akan dapat menciptakan momen “kerasukan” dalam menulis sebagaimana RK apabila Anda mampu memiliki gagasan dan gagasan itu membuat Anda kesetanan untuk terus menulis dan menulis.
Belajar dari RK, saya ingin menekankan betapa pentingnya gagasan—yang dibangun dari keunikan diri dan kemampuan tinggi dalam mengungkapkan pikiran orisinal—untuk sebuah kegiatan menulis yang benar dan otentik.
Tanpa kehadiran gagasan, mungkin kita hanya akan menulis dalam bentuk, maaf, “copy paste”.[]
_____________
* Hernowo – pelatih senior di lembaga pelatihan InterMedia
Tak ada penulis yang tidak mengenal Hernowo, penulis dan editor handal Indonesia. Lewat bukunya yang sangat terkenal, “Mengikat Makna” lulusan Teknik Industri ITB, CEO dari Mizan Learning Center ini telah mengompori dan menginspirasi ribuan penulis. Prestasinya mencengangkan. Hanya dalam kurun waktu empat tahun mampu melahirkan 24 buku. Padahal beliau memulainya di usia 44 tahun.