Kiat “Putus Dengan Nyamuk”, Bisakah?
Upaya-upaya untuk putus kontak dengan nyamuk pada awal peradaban manusia sangat sederhana, mungkin hanya secara fisik dan mekanis. Tapi, sejalan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi seputar ilmu pernyamukan (culicidology) dan aplikasinya, saat ini dikenal berbagai teknik dan cara untuk putus kontak dengan nyamuk.
Walau demikian, para pakar masih mencari berbagai cara inovatif, yang tetap memenuhi kriteria rational, effective, efficience, sustainable, acceptable(REESA) untuk berbagai keperluan dan situasi di lapangan. Secara singkat berbagai cara itu dikenal dengan: cara mekanis, cara kimia, cara fisik-termis, dan cara biologis.
Penyiasatan
Menyiasati secara mekanis yaitu berupa pembuatan barrier (penghalang) kontak antara nyamuk-manusia. Cara ini meliputi pemasangan korden pintu dan jendela, kasa penutup lubang-lubang angin di dinding rumah, pemasangan dan pemakaian kelambu tempat tidur, pemakaian mosquito-head nets, berselimut rapat waktu tidur, dan lainnya.
Secara kimia, usaha ini tidak lain berusaha menyiasati agar manusia tidak kontak dengan nyamuk atau sebaliknya dapat digunakan bahan repelen (penolak nyamuk). Seperti kita tahu, nyamuk tertarik kepada manusia untuk mendekat, kemudian hinggap (landing) dan akhirnya mengigit dan mengisap darahnya.
Dalam hal ini, ada sejumlah faktor yang menjadi daya tarik nyamuk terhadap hewan dan manusia. Hal itu meliputi faktor fisik dan kimia, antara lain gas karbondioksida dari ekspirasi pernapasan, emanasi panas badan, bahan kimia dalam keringat dan permukaan badan. Selain itu, bisa juga berupa warna tertentu dan tekstur dari pakaian yang dikenakan, dan bahkan bau sabun, parfum, lation, sampo, dan bahan lainnya.
Dalam konteks ini, kelihatannya nyamuk-nyamuk betina tidak menggunakan indera penglihatan atau rabaan dalam aktivitasnya menemukan sumber darahnya. Nyamuk itu tetap terus aktif mencoba menemukan sumber darahnya sewaktu ada gas karbondioksida (CO2) yang semakin meningkat di udara sekitarnya. Mula-mula, arah terbang nyamuk bersifat acak. Ketika ada pancaran udara hangat dan lengus udara lembab dari suatu sumber darah manusia atau hewan ternak, nyamuk akan menunggu beberapa saat.
Baru setelah itu, nyamuk memutuskan untuk terbang secara terarah, melacak sumber karbondioksida, udara hangat dan lembap yang menjadi atraktan nyamuk, yang sampai akhirnya ditemukan sasaran terbangnya.
Pakai ”Repelen”
Untuk mengatasi tabiat seperti itu, kita biasanya menggunakan bahan repelen, yaitu bahan kimia atau non-kimia yang berkhasiat mengganggu kemampuan insekta untuk mengenal bahan atraktan asal hewan atau manusia. Dengan kata lain, bahan itu berkhasiat mencegah insekta yang menggigit itu untuk hinggap.
Arti lainnya, repelen nyamuk bukanlah bahan yang menolak nyamuk karena bahan itu berbau atau terasa tidak enak bagi nyamuk. Tetapi, karena bahan itu menginduksi proses yang secara halus memblokir fungsi sensori pada nyamuk sasaran. Walau demikian, jika digunakan dengan benar, repelen nyamuk bermanfaat untuk memberikan perlindungan pada individu pemakainya dari gigitan nyamuk selama jangka waktu tertentu.
Selanjutnya, adalah menyiasati secara fisik. Dengan berbasis pengetahuan fisika yang diaplikasikan pada makhluk hidup, telah lama dikembangkan berbagai peralatan sebagai upaya menyiasati nyamuk untuk tidak kontak dengan manusia. Salah satunya adalah berupa alat electronicpest repellers, yaitu alat elektronik yang mengeluarkan suara ultrasonik yang berfrekuensi tinggi dan memiliki daya usir atau menolak kedatangan nyamuk atau bahkan serangga lainnya.
Adapun menyangkut cara biologis, tidak lain bertujuan untuk mencegah dan menghindari kejadian kontak antara nyamuk-manusia. Cara ini juga telah lama dipraktikkan orang, yaitu dengan cara memodifikasi kondisi lingkungan hidup di sekitarnya agar tidak kondusif untuk terjadinya kontak nyamuk-manusia.
Akhirnya, dalam menyiasati untuk tidak kontak dengan dan gigitan nyamuk sebelum digunakan berbagai usaha seperti di atas, berikut ini ada kiat yang dapat kita lakukan, yaitu: tetaplah Anda tinggal di dalam rumah selama waktu jam sibuk dari nyamuk. Biasanya nyamuk banyak aktif menggigit di luar rumah pada waktu magrib dan subuh. Bila terpaksa ke luar rumah, gunakan baju lengan panjang dan celana panjang. Dan jagalah kebersihan sanitasi lingkungan di sekitar rumah, jangan biarkan ada genangan air yang mungkin menjadi tempat berkembangbiak nyamuk.***
Arda Dinata
Penulis adalah dosen di Akademi Kesehatan Lingkungan (AKL) Kutamaya.
Pendiri Majelis Inspirasi Alquran dan Realitas Alam (MIQRA) Indonesia.