Pertama, menyediakan alat pengganti penghargaan. Jika kesempatan karyawan menerima penghargaan melalui promosi di masa mendatang tipis, carilah pengganti metode penghargaan. Beberapa hal yang mungkin meliputi penugasan karyawan untuk suatu gugus tugas atau pemberian tugas khusus lain, partisipasi dalam sesi curah pendapat, mewakili organisasi, dan pelatihan karyawan baru.
Kedua, mengembangkan cara baru untuk membuat pekerjaan mereka saat ini lebih memuaskan. Semakin banyak karyawan yang dapat diberi semangat melalui pekerjaan mereka saat ini, semakin rendah kemungkinan mereka untuk tetap tidak efektif. Hal yang mungkin di sini mencakup pengaitan kinerja karyawan dengan total sasaran organisasional dan menciptakan kompetisi di dalam pekerjaan.
Ketiga, revitalisasi efek melalui penugasan kembali. Idenya di sini adalah untuk mengimplementasikan pengalihan pekerjaan secara sistematik ke suatu posisi pada level yang sama, yang memerlukan banyak keahlian dan pengalaman yang sama dengan pekerjaan saat ini.
Keempat, memanfaatkan program pengembangan secara mandiri yang didasarkan pada kenyataan. Perusahaan lebih baik manugasi mereka untuk mengembangkan program-program yang dapat membantu mereka melaksanakan pekerjaan mereka saat ini secara lebih baik,daripada menugasi karyawan yang telah mencapai taraf tidak ada kemajuan dalam karier untuk membantu mereka berpindah dalam pekerjaan yang dakan datang.
Kelima, mengubah sikap manajerial ke arah peduli terhadap karyawan yang mencapai taraf tidak ada kemajuan dalam karier. Adalah bukan hal yang tidak biasa bagi manajer dan supervisor angkat tangan dan melalaikan karyawan yang mencapai taraf tidak ada kemajuan dalam karier.***
Bagaimana menurut Anda?
Arda Dinata adalah pendiri Majelis Inspirasi Alquran dan Realitas Alam (MIQRA) Indonesia.