Menulis Artikel Kesehatan Itu Menyehatkan
Dalam hal ini, kita bisa belajar tulis menulis dari para ulama. Sebagai contoh, adalah Imam Syafi’i. Beliau menulis di atas pelepah kurma, tulang unta, bebatuan dan kertas yang dibuang orang. Sampai suatu saat kamarnya penuh sesak dengan benda tersebut dan tidak dapat menjulurkan kakinya ketika tidur. Akhirnya, beliau menghafal semua catatan dan benda-benda tersebut dikeluarkan dari kamar. Karyanya yang terkenal adalah Al-UmmdanAr-Risalah. Abu Manshur Muhammad bin Husain, akibat kondisi beliau yang miskin, maka ia menulis pelajaran dan mengulangi bacaannya di bawah cahaya rembulan.
Selain itu, ada Imam Al-Bukhari tidur di atas tikar, bila terlintas di benaknya sebuah masalah, beliau bangun dari tidur, mengambil korek api dan menyalakan lampu, kemudian menulis hadits dan memberinya tanda. Hal ini bisa beliau lakukan 15 sampai 20 kali dalam satu malam. Semangat membara inilah yang melahirkan kitab monumental Shahih Bukhari, yang ditulis selama 16 tahun.
Itulah beberapa contoh yang bisa ditiru kebaikannya bagi kesuksesan dunia kepenulisan kita. Lewat menulislah aktualisasi dan keilmuan kita diakui oleh orang lain. Yang lebih penting lagi, keberkahan menulis itu menjadi ladang alam bagi kebaikan diri para penulis.
Lalu, bagaimana menulis artikel kesehatan yang menyehatkan? Jawabnya, menulislah topik-topik kesehatan yang kita butuhkan. Dengan menulis topik kesehatan tersebut, maka kebutuhan informasi kesehatan diri kita terpenuhi dan orang lain menjadi tercerahkan. Kuncinya, agar kita menjadi sehat dengan menulis artikel kesehatan adalah dengan cara mengamalkan isi dari apa-apa ilmu yang kita tulis itu dalam kehidupan keseharian. Yuk…menulis, maka sehatlah diri Anda!***
Arda Dinata, Penulis, Pemateri dan Motivator Teknik Penulisan Artikel Kesehatan.