Sinergikan Keragaman Agar Kebahagiaan Tidak Layu

Arda Dinata

1.  Kita harus berpikir positif tentang kebahagiaan itu sendiri. Artinya kebahagiaan itu merupakan realisasi apa yang kita pikirkan. Makanya kita harus hati-hati dengan apa yang terbesit dalam pikiran kita. Emosi positif ini akan mempengaruhi kualitas kehidupan seseorang.

2.    Memaknai hidup secara benar. Artinya agar kebahagiaan ini tidak layu, maka kita mesti memperhatikan dan sadar betul akan tujuan pernikahan yang kita bangun. Dengan memaknai tujuan pernikahan, maka akan memberi kekuatan yang besar dalam merangkai kehidupan keluarga yang harmonis. Bukankah pernikahan itu disatukan dengan suatu perbedaan. Jadi, visi kebersamaan membangun kebahagiaan inilah sesungguhnya yang merupakan daya rekat dari suatu pernikahan. Untuk itu, terus sirami akar kebahagiaan ini dengan saling memberi dan menerima kekurangan pasangan kita secara tepat.

3.  Mengamalkan hak dan kewajiban suami-istri. Perilaku ini merupakan pupuk yang menyuburkan pohon pernikahan dan tentu berbuah kebahagiaan. Pokoknya, hak dan kewajiban suami-istri ini harus kita realisasikan dalam keseharian. Inilah sesungguhnya wujud dari perilaku memberi dan menerima di antara pasangan suami-istri.

4.  Hiasilah kehidupan rumah tangga ini dengan sifat-sifat qana’ah, keikhlasan dan ketakwaan. Ketiga sifat itu merupakan satu paket yang harus terus kita bangun dalam kehidupan keseharian rumah tangga kita, karena hal inilah yang akan mengantarkan kita pada kebahagiaan dan kemuliaan yang sejati. Kita tahu, qana’ah ini adalah suatu sifat atau tabiat yang tumbuh dalam diri dan jiwa manusia yang diolah melalui pikiran dan akal untuk menerima segala nikmat Allah dengan senang hati penuh rasa syukur. Artinya, kita harus selalu mensyukuri apa yang telah ada dalam diri dan pasangan kita. Syukur yang dilandasi dengan nilai ketakwaan, dan sambil selalu berusaha mengembangkan kelebihan kita masing-masing secara ikhlas tentunya.

Akhirnya, bila perjalanan hidup keluarga kita mendekati kebahagiaan, sesuai teori psikologi maka seluruh tanda-tanda kehidupan, baik secara fisik, pikiran, emosi dan tingkah lakunya akan mencerminkan kedamaian. Sebaliknya bila perjalanan hidup bergerak menjauhi kebahagiaan, maka seluruh keberadaan dirinya akan dicekam ketakutan dan kecemasan.

Untuk itu, agar “tanaman kebahagiaan” ini tidak layu dan mengering, maka harus disirami setiap hari dengan sikap dan tindakan saling memberi di antara suami-istri, serta mensinergikan keragaman yang ada dalam keluarga. Selamat MERAYAKAN KERAGAMAN untuk SEBUAH KEBAHAGIAAN!***

Arda Dinata adalah pendiri Majelis Inspirasi Alquran dan Realitas Alam (MIQRA) Indonesia.

3 thoughts on “Sinergikan Keragaman Agar Kebahagiaan Tidak Layu

  1. Hai,

    Kami merasa bahwa konten di dalam situs Anda sangatlah menarik dan bermanfaat dan kami berharap bahwa Anda mau mempertimbangkan kesempatan untuk bisa berbagi dengan kalangan pembaca dari media lain, yaitu kepada sejumlah pengguna ponsel dari Mobile Internet tentunya.

    Disini kami ingin memperkenalkan fitur “Mobilizer” yang kami miliki dimana fitur ini dapat merubah situs web yang mempunyai RSS atau atom feeds menjadi situs mobile tanpa diperlukan programming lebih lanjut. Hanya dengan beberapa langkah saja, Anda dapat me-monetize traffic dan membentuk pengikut baru dari kalangan mobile.

    Untuk kenyamanan Anda dan sebagai bahan ilustrasi, kami telah membuat situs mobile Anda yang dapat langsung Anda lihat dan silahkan hubungi kami untuk info loginnya. Semoga ini bisa menjadi awal kerjasama yang baik diantara kita dan silahkan kunjungi situs kami jika Anda membutuhkan info lebih lanjut.

    Buzzcity (myGamma) juga akan hadir di acara Pesta Blogger 2010 pada tanggal 30 Oktober 2010 di Jakarta sekaligus sebagai salah satu sponsor, semoga kita dapat berjumpa langsung disana untuk saling bertukar pikiran lebih banyak lagi. 🙂

Tinggalkan Balasan

error: Content is protected !!