Uncategorized

Untuk Apa Kita Berlatih “Free Writing”?

Apabila saya diminta untuk menyampaikan apa saja kira-kira manfaat free writing—tentunya setelah seseorang mempraktikkannya—saya pun akan menunjukkan, setidaknya, ada tiga manfaat. 

Manfaat pertama, free writing akan membantu seorang penulis atau calon penulis untuk meningkatkan keterampilan “membuka pikiran”. 

Tak banyak penulis atau calon penulis yang menyadari soal ini. Menulis, ternyata, tak hanya berhubungan dengan tata bahasa dan berbagai teori atau peraturan menulis. 

Menulis berhubungan dengan kesiapan pikiran untuk dibuka. Hanya dengan mengetikkan (memencet papan ketik berisi) huruf-huruf ke layar laptop atau gawai selama sepuluh menit, ternyata pergerakan tangan kita itu dapat membantu diri kita untuk membuka pikiran—walaupun yang kita ketikkan merupakan kata-kata yang tanpa makna!

Manfaat kedua, free writing akan membantu penulis atau calon penulis untuk dengan mudah dan enak “mengalirkan pikiran”. 

Setelah pikiran dibiasakan dibuka, tentu saja pikiran tidak dapat mengalir sendiri. Pikiran harus dibuatkan jalan (sekaligus didorong) untuk mengalir keluar lewat “saluran” dan “kendaraan” bernama kata-kata. 

Yang dimaksud “saluran” tentu saja adalah tangan kita. Nah, agar kata-kata dapat mendesak pikiran untuk mengalir, kita perlu memiliki beragam dan banyak sekali kata-kata. Dan untuk memiliki kekayaan kata, kita harus membaca. Oleh karena itu, saya kemudian menggabungkan free writing dengan “mengikat makna”. 

Penggabungan praktik (free writing dan mengikat makna) ini akan membuat seorang penulis atau calon penulis dapat meningkatkan keterampilan “mengalirkan pikiran”.

Manfaat ketiga, free writing juga akan membantu seorang penulis dan calon penulis dalam meningkatkan keterampilan-dasar penting dalam menulis yang disebut sebagai keterampilan “merangkai pikiran”. 

Setelah pikiran membuka dan siap mengalir, tentu saja agar yang dibuka dan yang dialirkan itu kemudian enak dan indah dibaca, maka rangkaian pikiran—yang diwakili oleh susunan kata dan kalimat—tersebut perlu disampaikan secara tertata, bening, dan indah. 

Free writing yang dibiasakan berkali-kali akan membuat keterampilan “merangkai pikiran” tersebut meningkat pesat.

Semoga bermanfaat.[]

_____________
*  Hernowo – pelatih senior di lembaga pelatihan InterMedia


Tak ada penulis yang tidak mengenal Hernowo, penulis dan editor handal Indonesia. Lewat bukunya yang sangat terkenal, “Mengikat Makna” lulusan Teknik Industri ITB, CEO dari Mizan Learning Center ini telah mengompori dan menginspirasi ribuan penulis. Prestasinya mencengangkan. Hanya dalam kurun waktu empat tahun mampu melahirkan 24 buku. Padahal beliau memulainya di usia 44 tahun.

admin

www.ArdaDinata.com adalah blog catatan dari seorang penulis merdeka, Arda Dinata yang dikelola secara profesional oleh Arda Publishing House.

One thought on “Untuk Apa Kita Berlatih “Free Writing”?

  • Benar Kang… baru mulai minggu kemaren saya membiasakan teknik ini. Tapi hasilnya lumayan menakjubkan, udah ada 5 artikel bebas, sebagai bukti manfaat free writing. Makasih ya…

Tinggalkan Balasan

error: Content is protected !!