Pintu-Pintu Menjadi Keluarga Rasulullah (Bagian 2)
Rasul pun melarang berjual beli dengan cara melemparkan batu dan menipu (HR. Muslim). Rasul menyeru umatnya untuk tidak mencegat barang dagangan sebelum sampai di pasar (HR. Bukhari dan Muslim). Selain itu, Jabir meriwayatkan bahwa Rasul mengutuk riba, orang yang membayarnya, orang yang menerimanya dan dua orang saksinya, seraya bersabda: “Mereka semua sama.” (HR. Muslim). Demikian pun Allah akan melaknat penjual yang menimbun barang dan akan memberi rezeki pada pedagang yang mau menjual secara spontan (HR. Ibnu Majah). Sementara dalam bidang pertanian, Nabi Saw pernah menyatakan dalam salah satu hadisnya, apabila hampir tiba saatnya qiamat sedang di antara kamu ada yang masih menggenggam bibit pohon (kurma), maka tanamlah! Baginya dengan perbuatan itu mendapat pahala.
Ketiga, sebagai prajurit dan panglima perang.
Nabi Saw adalah sosok pahlawan dalam peperangan dan sebagai prajurit yang gagah perwira. Tidak kurang dari 37 kali pertempuran pada masa kepemimpinannya, 35 kali diantaranya langsung dipimpin oleh sendiri. Jika kita melihat dan membaca sejarah dari bekas-bekas pertempuran yang ada di sekitar kota Madinah, maka dapat tersimpulkan kalau Nabi Saw dalam berperang lebih banyak bersikap defensif (mempertahankan) daripada offensif (menyerang).
Dalam berperang kita diajarakan supaya memerangi orang-orang yang menyerang terlebih dahulu tetapi tidak boleh berlebihan. Jika pihak penyerang menghentikan permusuhannya maka tidak ada permusuhan lagi, kecuali terhadap orang dzalim. Sebaliknya, jika pihak yang menyerang itu bertindak melampaui batas maka hendaklah dibalas dengan tindakan seimbang (baca: QS. 2: 190-194). (Bersambung Bagian 3).
Bagaimana menurut Anda?
Arda Dinata adalah Pendiri Majelis Inspirasi Alquran dan Realitas Alam (MIQRA) Indonesia.